33. Manusia: Hancur

3.4K 477 32
                                    

Happy Reading

****

"Aneh," Hana bergumam.

Ada banyak kertas di depannya. Itu semua adalah data milik Kenzie yang selama ini dikumpulkannya. Menjadikan laki-laki itu sebagai bahan eksperimen memang terdengar sangat jahat namun Hana tidak punya pilihan lain. Anggap saja Hana sedang menepati janjinya untuk menyembuhkan laki-laki itu. Karena sebenarnya Hana tidak ingin mengambil keuntungan dalam eksperimen ini. Seiring berjalannya waktu Hana sadar, Kenzie butuh uluran tangan.

Hana menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dia merasa sangat bersalah karena terlalu banyak membohongi Kenzie.

"Maaf, Ken," lirih Hana.

Soal mimpi Kenzie, semuanya adalah kenyataan. Hana sudah merencanakan semua itu. Dia meminta bantuan Laras dan Zio untuk berpura-pura menculiknya. Dan Hana memilih cara terekstrem untuk itu dengan meloncat dari balkon. Hana sendiri tidak menyangka Kenzie akan menjadi sangat histeris saat melihatnya meloncat dari balkon. Matanya saat itu dipenuhi ketakutan yang amat luar biasa. Terbukti dari tubuhnya yang kaku dan tidak bisa apa-apa saat itu. Mendekat untuk menariknya dari Zio saja Kenzie tidak bisa.

Tujuan Hana melakukan semua itu adalah untuk memberikan satu alasan terakhir agar Hana bisa menyelesaikan eksperimennya. Kenzie menganggap bahwa dirinya adalah seorang monster. Bahkan yang lebih parah mungkin dia menganggap dirinya adalah seorang Psychopath. Terlihat jelas dari tingkah lakunya. Awalnya Hana memang sempat berfikir seperti itu namun Hana tidak boleh menyimpulkannya dengan gegabah, karena itulah dia melakukan eksperimen ini. Dan dengan aksi penculikan kemarin malam semakin menguatkan kesimpulan yang diperoleh bahwa Kenzie bukanlah monster ataupun Psychopath.

"Jika dipikir lagi, sudah berapa kali aku meminta maaf padamu, Ken?" tanya Hana menatap foto Kenzie.

Perlu diketahui, seorang Psychopath tidak memiliki simpati maupun empati. Mereka tidak mampu untuk merasakan emosi dan cenderung egois. Tidak memiliki kecerdasan emosional dan agresif. Dan yang paling penting adalah seorang Psychopath tidak bisa jatuh cinta. Jikapun ada, itu bukan cinta melainkan obsesi. Pemikiran seorang Psychopath sangat jauh berbeda dari manusia normal. Mereka selalu merasa tindakan yang mereka lakukan adalah hal yang benar, sekalipun mereka baru saja melakukan tindakan kriminal.

"Kak Hana? Ini obat tidur yang kakak minta," ucap Laras memasuki ruangan Hana.

"Terimakasih."

"Bagaimana keadaan laki-laki itu, kak?" Laras bertanya. Jujur saja dia sangat kaget saat Hana memintanya untuk membantunya melakukan sesuatu. Berpura-pura memprovokasi Kenzie.

"Dia sudah bangun dan percaya dengan cerita yang aku buat. Aku merasa sangat jahat sampai tak berani bertemu dengannya," ujar Hana.

Kau itu tempat pulang. Lebih jelasnya kau itu rumahku.

Hana memegangi kepalanya yang tiba-tiba pusing.

'kenapa laki-laki itu selalu membuatku jantungan?'

"Kau senang semua rencanamu berjalan lancar?"

Zio berdiri di dekat pintu. Melihat Hana yang memamerkan senyumannya sudah dipastikan gadis itu dalam mood yang bagus.

"Tentu saja," ujar Hana dengan senyum yang merekah indah.

"Untuk hal ini kau sangat mudah ditebak."

"Hal apa?"

"Hatimu."

"Hatiku? Kenapa dengan hatiku?"

My Psychopath Patient (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang