Happy Reading
****
Bisnis Perdagangan Manusia memang awalnya adalah milik Andre. Namun, Kenzie berhasil merebut itu dan menjadi pemilik sah bisnis ilegal tersebut. Tentunya Kenzie tidak bisa melakukan itu sendiri. Dia memiliki Pak Bimo, tangan kanan yang selalu bisa diandalkan.
Mengetahui rencana awal kedatangan Hana ke tempat itu sangat mudah bagi Kenzie. Hana yang melakukan segala hal untuk mendapatkan apa yang dia inginkan membuat Kenzie dengan mudah menebak jalan pikiran gadis itu. Bukan karena permintaan Gerlan tetapi karena keinginan gadis itu sendiri. Keinginan untuk mendapatkan sesuatu disana, tetapi itulah yang Kenzie tidak tau. Apa yang sebenarnya Hana cari disana?
Mencari bukti tentang semua kelakuan Gerlan melalui Andre? Itu mungkin saja. Tapi, untuk apa? Untuk apa dia melakukan semua itu?
"Ken?" panggil Hana.
Tidak ada sahutan, laki-laki itu menghadap jendela, diam tanpa suara sejak dari tempat Andre. Matanya terpejam, tapi Hana tau dia tidak tidur.
"Tuan Kenzie tidak bisa tidur beberapa hari terakhir ini, dia berkeliaran tanpa arah dan membuat kekacauan di berbagai tempat," jelas Pak Bimo yang mengerti dengan raut wajah Hana yang sedari tadi terus menatap Kenzie.
Mereka dalam perjalanan pulang menuju rumah Kenzie. Hana sempat tidak mengerti kenapa Kenzie melepaskan Andre begitu saja, padahal Kenzie bisa saja melaporkan kejadian tersebut dan membiarkan Andre membusuk dalam penjara.
'apa yang dia pikirkan? Apa gunanya merebut bisnis ilegal itu dari Andre? Jangan bilang itu demi uang.'
"Bisakah kita ke klinik ku sebentar? Sepertinya anak kecil ini butuh obat tidur, aku tidak tahan dengan kantung matanya itu," ucap Hana pada Pak Bimo.
Pak Bimo mengangguk, berusaha untuk tidak tertawa. Dia tau Hana sedang memancing Kenzie dengan mengatainya anak kecil agar laki-laki itu bersuara.
"Tidak."
'Ikan ini memakan umpanku.'
Hana tersenyum, dia tau Kenzie akan mendengar ucapannya.
"Kenapa tidak? Kau tidak tidur beberapa hari ini dan malah berkeliaran tanpa arah, kenapa kau tidak tidur di rumah?"
"Itu semua karena kau," Kenzie tiba-tiba menoleh cepat dan menatap Hana dengan lekat, dia tersenyum remeh,"kau pikir karena siapa aku seperti itu? Itu semua karena kau, Hana Arstella. Aku stress memikirkan mu yang tiba-tiba menghilang. Puas?"
Tangan Hana terangkat, hendak mendorong Kenzie agar menjauh darinya tetapi laki-laki itu sudah terlebih dahulu mencengkeram lengannya.
"Aku mengantuk tapi tidak bisa tidur. Kau tau? Aku menggila setelah sehari tidak melihatmu, rasanya menyebalkan. Aku mengalihkan pikiran ku dengan bersenang-senang namun yang terjadi malah sebaliknya. Aku semakin memikirkan mu."
Kenzie menurunkan tangan Hana lalu menautkan jari-jemari mereka. Kenzie menelisik setiap inci wajah gadis yang sudah lama tidak dia lihat, lalu memfokuskan perhatiannya pada kedua manik coklat milik Hana.
"Kau tidak berhak untuk menghakimi ku saat ini, bukankah seharusnya kau berempati padaku? Setidaknya bertanggungjawab lah karena sudah membuatku tidak bisa tidur," bisik Kenzie pada Hana. Dia kembali tersenyum miring setelah mengatakan semua itu.
"Aku tidak bermaksud menghakimi mu aku hanya-"
Kalimat Hana terputus saat Kenzie tiba-tiba bersandar padanya. Laki-laki itu mencari posisi nyaman untuk kepalanya di bahu Hana.
"Aku tau, maka dari itu aku menjadi kesal. Kali ini aku benar-benar ingin tidur, sebentar saja, buatlah aku tertidur," ujarnya dengan mata terpejam.
Suara Kenzie terdengar serak. Hana paham bagaimana rasanya disaat mata ingin tidur tetapi otak tidak mengizinkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Patient (REVISI)
Misterio / SuspensoHighest Rank #1-kelainan [11-02-2021] #1-psikiater [05-03-2021] #1-gangguanjiwa [15-05-2021] #1-jiwa [16-05-2021] #1-dendam[21-05-2021] #1-pembunuh[24-05-2021] #2-kenzie[24-05-2021] #2-depresi[29-05-2021] #1-psikopat[01-06-2021] #8-misteri[01-06-202...