Happy Reading
****
"Dari mana kau tau namaku?"
Ciko terdiam. Lagi-lagi dia keceplosan, astaga ada apa dengan mulutnya ini? Berbohong pun tidak ada gunanya karena yang ada di depannya ini adalah seorang psikiater. Lalu?
"Siapa yang tidak mengenalmu, Dokter Hana?" Ciko menyengir bodoh. Persetan, hanya itu jawaban yang terlintas di benaknya saat ini.
"Tapi menurutku aku tidak seterkenal itu," Hana berjalan mendekati Ciko. Tatapannya sengit, jawaban Ciko sungguh tidak membuatnya puas.
Hana menelisik wajah Ciko, masih tetap cantik seperti tadi. Bulu mata yang panjang dan lentik. Tubuh yang lumayan tinggi, yah walaupun Kenzie lebih tinggi. Dan juga mata Kenzie lebih indah serta tajam. Tidak seperti Ciko yang memiliki mata bulat layaknya seorang gadis.
"Kau idol, ya?"
"Hah?" bingung Ciko dengan pertanyaan Hana.
Hana menghela nafas panjang. Dia mengangkat tangannya ke atas seakan hendak menampar Ciko yang persis tepat di depannya.
Sontak membuat Ciko menutup matanya, apa-apaan ini?
Tangan Hana mendarat di pipi Ciko. Tidak ada kekerasan disana. Ciko membuka matanya, bingung dengan apa yang baru saja dilakukan Hana.
"Aku tau siapa kau, jadi jika kau tidak ingin membuka suara tidak apa-apa. Itu sudah tidak dibutuhkan." Hana tersenyum kecil.
Hana berbalik meninggalkan Ciko saat ponselnya berdering. Masih dengan keterkejutannya, Ciko sama sekali tidak bergerak. Bagaimana bisa Hana mengetahui siapa dirinya dan sejak kapan?
"Tidak salah jika Kenzie sangat tertarik padanya." gumam Ciko yang masih tidak percaya.
"Oh, aku lupa."
Ciko melihat Hana yang menoleh padanya.
"Apa kau ingin aku carikan sebuah agensi? Kau sangat cocok menjadi idol K-Pop. Tubuh mu itu...," Hana memutarkan jari telunjuknya ke Ciko.
Setelah mengatakan itu Hana terkekeh lalu tersenyum," aku serius."
"Mulai saat ini aku harus berhati-hati saat dia melemparkan senyumannya." Ciko bergidik ngeri, Hana dan Kenzie mempunyai senyum yang sama. Senyum lebar tak bernyawa.
****
Mobil Hana melaju dengan kencang. Laras tadi memanggilnya untuk kembali ke klinik. Dia bilang Hana harus segera kembali dan melihat sendiri apa yang terjadi pada kliniknya itu. Hana juga sudah memberi tahu Pak Bimo kalau dia akan pulang dan meminjam mobil Kenzie untuk sementara waktu. Dan untuk Kenzie, Hana tidak bisa menemukannya. Kemana perginya laki-laki itu?
Hana memarkirkan mobilnya dengan cepat. Dia bisa melihat Laras yang berdiri di depan klinik dengan raut wajah kesal.
"Aku tidak tau orang tak bertanggung jawab mana yang melakukan semua ini," ujarnya pada Hana.
Hana berjalan memasuki klinik. Hal pertama yang dia lihat adalah keadaan klinik yang sangat berantakan. Beberapa jendela kacanya pecah. Sofa yang berada di ruang tunggu sudah terjungkal, tersungkur dan tergeletak tak beraturan. Tong sampah terguling dengan sampah yang berserakan kemana-mana.
Ruangan Hana tidak kalah kacaunya. Semua kertas-kertas penting berhamburan di lantai. Tangan Hana terkepal kuat, butuh berhari-hari dirinya menyusun semua laporan-laporan itu. Dan sekarang?
Hana menghirup nafas panjang. Vas bunga mawar miliknya juga pecah. Terlepas dari semua yang berantakan, Hana melebarkan matanya saat memasuki toilet yang ada di ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Patient (REVISI)
Misteri / ThrillerHighest Rank #1-kelainan [11-02-2021] #1-psikiater [05-03-2021] #1-gangguanjiwa [15-05-2021] #1-jiwa [16-05-2021] #1-dendam[21-05-2021] #1-pembunuh[24-05-2021] #2-kenzie[24-05-2021] #2-depresi[29-05-2021] #1-psikopat[01-06-2021] #8-misteri[01-06-202...