Happy Reading
****
"Bagaimana kabarmu?"
"Kapan kau keluar dari rumah sakit?" tanya Zio pada Bianca tanpa berniat menjawab pertanyaan gadis itu terlebih dahulu. Dia sedang tidak ingin berbasa-basi.
"Hmm, sekitar dua minggu yang lalu? "
Zio mengangguk mengerti," jangan berpikir untuk bermain-main dengan Hana, jika itu terjadi aku tidak akan mengirimmu ke rumah sakit melainkan ke neraka."
"Wahh menggemaskan. Kau jadi semakin menggemaskan setelah sekian lama." ujar Bianca melipat tangannya di meja seraya menatap wajah Zio.
"Dan satu lagi."
Bianca menopang wajahnya,"apa?"
"Enyahlah dari hadapanku."
"Tidak. Tidak bisa. Tidak mau dan tidak akan pernah." Bianca tersenyum yang membuat Zio menghela nafas untuk kesekian kalinya.
Jihan menyeruput Americano miliknya. Sebisa mungkin untuk tidak tertarik dengan percakapan antara dosennya dengan wanita yang tidak diketahui identitasnya itu. Lagipula kenapa Pak Zio ini malah menyuruhnya ikut dalam pertemuan mereka? Dan malah memintanya untuk duduk di sampingnya seperti saat ini?
'Aku tidak mengenal wanita ini, tetapi kenapa aku ingin sekali menjambak rambutnya itu?'
"Jihan, kita pergi."
Jihan menoleh saat dosennya itu berdiri dari kursinya. Sepertinya dia sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan Bianca.
"Bagaimanapun kau menyuruhku untuk menjauh, aku tidak akan pernah melakukannya. Kau tau itu bukan?" ujar Bianca dengan penuh penekanan.
"Terserah."
Hanya satu kata itu yang menjadi jawaban dari semua yang Bianca tanyakan.
"Jawabanmu selalu sama." kesal Bianca. Dulu ataupun sekarang, Zio selalu saja seperti itu. Selalu mengabaikannya.
****
"Ibu, Kenzie baik-baik saja. Bayi kecil yang selalu ibu manjakan, sekarang dia tumbuh menjadi laki-laki tampan. Bahkan aku sampai tidak mengenalinya. "
Zara tersenyum kecil seraya menatap langit malam yang dipenuhi bintang-bintang. Berharap ibunya bisa melihatnya dari atas sana. Sekarang, Zara tidak akan khawatir lagi dengan adiknya itu. Dia telah menemukan tempat pulangnya sendiri. Seorang malaikat telah datang untuk memperbaiki pecahan kaca di hati Kenzie. Merelakan tangannya berlumuran darah demi keutuhan kaca tersebut.
"Ada seorang gadis bersama Kenzie. Dan ibu tau? Entah kenapa saat bersamanya, Zara merasa seperti sedang bersama ibu." Zara memeluk tubuhnya saat angin malam berhembus. Sepertinya sebentar lagi dia akan masuk angin.
"Namanya Hana Arstella. Dia seorang Psikiater muda yang cantik dan cerdas. Apakah ibu mertua mau melihat wajahnya?"
Zara menoleh ke belakang, "sejak kapan kau disini?"
"Sejak kau berbicara sendiri seperti orang gila." jawab Tristan lalu duduk disebelah Zara.
"Apakah dari sini ibu mertua bisa melihatku?"
Zara berdiri. Jari telunjuknya bergerak menginstruksikan Tristan untuk ikut berdiri. Tanpa pikir panjang Tristan menurutinya.
BUGH!!
"Ibu mertua matamu!"
"SAKIT, RA!!" erang Tristan memegangi perutnya yang baru saja dijadikan samsak oleh Zara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Patient (REVISI)
Tajemnica / ThrillerHighest Rank #1-kelainan [11-02-2021] #1-psikiater [05-03-2021] #1-gangguanjiwa [15-05-2021] #1-jiwa [16-05-2021] #1-dendam[21-05-2021] #1-pembunuh[24-05-2021] #2-kenzie[24-05-2021] #2-depresi[29-05-2021] #1-psikopat[01-06-2021] #8-misteri[01-06-202...