53. Teriakan

1.5K 208 33
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW IG @rekim13
KENAPA HARUS FOLLOW? DISANA SUDAH ADA VISUALISASI TERKAIT CERITA INI DAN BEBERAPA EDITAN VIDEO!

DIINGATKAN UNTUK FOKUS!
SELAMAT PUSING!

MENGANDUNG KATA-KATA KASAR, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!

HAHAHA

Happy Reading

*****

Ini aku, Sean. Maaf karena tidak bisa bertemu kalian. Gerlan mengetahui rencana ku, sekarang aku sedikit sekarat namun masih hidup. Cari lah anak-anak remaja yang bernama Azka, Sasya dan Petter. Mereka sepertinya sedang berusaha untuk mencari informasi tentang rumah sakit ini. Aku memberi sedikit bantuan dengan membuka sistem operasi yang berusaha mereka retas. Bantu mereka, aku tidak bisa menolong lebih banyak. Dan satu lagi, berhati-hatilah!

Email yang dikirim tepat tengah malam dimana Zara sedang berkutat dengan laptopnya berusaha mencari informasi Gerlan di internet membuatnya kembali bersemangat. Pasalnya, sejak pagi Zara tak kunjung menemukan sesuatu yang buruk tentang Gerlan. Tidak ada berita kontroversi ataupun rumor buruk tentangnya. Artikel-artikel itu hanya berisi capaian prestasi yang membanggakan tanpa ada cacat sedikitpun. Terlalu sempurna.

Zara meraih ponselnya, mengetik nama Tristan lalu memulai panggilan.

"Orang yang bernama Sean, informan yang memberitahu kita tentang peristiwa Gang Berdarah itu baru saja mengirimkan email," ujar Zara saat panggilan itu terhubung.

"Apa isinya?"

"Bagaimana kalau kita bertemu saja? Sulit bagiku menjelaskannya, kau harus membacanya sendiri."

"Baiklah, ayo turun. Aku di depan rumahmu."

"Sejak kapan?"

"Sejak tadi."

"Jangan curiga!" sambungannya, "aku hanya kebetulan lewat," ucap Tristan. Namun, Zara tidak akan pernah tau bahwa setelah mengucapkan kata itu Tristan terus saja tersenyum aneh.

"Baiklah, aku akan turun."

"Tunggu! Jangan lupa bawa mainan, sepertinya ada orang usil yang terus saja menatap kita dari kejauhan."

Tristan menoleh, di ujung jalan di depan rumah Zara. Seseorang telah memperhatikan mereka sejak tadi.

"Begini, ya, rasanya bermain-main dengan seorang iblis?" gumam Tristan yang sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari ujung jalan itu.

Tristan menyadari satu hal. Gerlan bukanlah orang biasa. Sean pernah berkata bahwa Gerlan itu gila, memangnya segila apa Gerlan itu? Kenapa selama ini dia terlihat seperti psikiater pada umumnya? Dan lagi pula, untuk apa seorang psikiater menjadi dalang dari peristiwa Gang Berdarah itu? Apa untungnya bagi dia membunuh orang-orang tak bersalah yang ada disana?

Semenjak dirinya dan Zara menyelidiki kasus itu, ada banyak hal aneh yang terjadi. Rasanya selalu ada sepasang mata yang tengah mengawasi mereka berdua. Karena itulah, Tristan disini. Dia tidak tenang saat tau bahwa beberapa hari ini seseorang sudah menguntit Zara.

My Psychopath Patient (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang