10. Siapa Pembunuhnya?

8.9K 1.1K 36
                                    

Happy Reading

****

Seketika suasana di perpustakaan terasa begitu suram. Hana menelan ludah saat Kenzien hanya diam menatapnya. Apa ada yang salah dari pertanyaannya?

Tentu saja Hana, dia pasti merasa kalau kau sedang menuduhnya sebagai pembunuh. Dasar bodoh!

"Aku hanya mencoba menghiburnya, apa itu salah, Bu Dokter?" Kenzie memiringkan kepalanya.

"Apa yang kau lakukan itu sudah benar, kerja bagus, Ken." Hana tersenyum hangat.

Kenzie terhentak. Dia memperhatikan bagaimana Hana yang tersenyum padanya. Rasanya sangat aneh, tubuhnya menjadi sangat panas.

"Keluar, temanmu tadi pasti sedang menunggumu." ujarnya pada Hana.

"Tap-"

"Aku bilang keluar ya keluar!"

Tangan Hana terkepal kuat. Lagi dan lagi Kenzie membentaknya. Dengan langkah kesal Hana berjalan menuju pintu keluar. Meninggalkan laki-laki itu sendirian.

Kau tau Hana? Aku benci melihat seseorang tersenyum.

****

"Ini sangat aneh, seseorang pasti sengaja melakukannya! Aku ingin polisi melakukan penyelidikan!" murka seorang wanita pada salah satu petugas kepolisian.

Ruang untuk para dosen berganti suasana menjadi sangat kacau dan penuh keributan. Dikarenakan istri dari seorang dosen yang baru saja meninggal tidak terima atas kematian suaminya.

"Maaf, kami akan segera melakukan penyelidikan. Jika kami sudah menemukan bukti maka kami akan segera memberitahukannya kepada anda, jadi mohon bersabarlah." ujar seorang polisi.

"Baiklah, aku akan menunggu berandal itu tertangkap." imbuhnya seraya meredam amarah yang sudah memuncak.

Wanita itu pergi seraya menggandeng anaknya keluar dari ruangan. Keadaan berangsur membaik setelah kepergian wanita itu. Hana yang baru saja datang menanyakan apa yang terjadi kepada Zio yang juga menyaksikan apa yang baru saja terjadi.

"Dia mengamuk dan meminta polisi menyelidiki kasus kematian suaminya," jelas Zio.

Hana menganggukkan kepalanya mengerti," wajar saja, dia kehilangan suaminya secara tidak terduga. Dia mungkin sangat sedih dan marah di waktu yang bersamaan."

"Maaf, apa kau salah satu dosen disini?" Seorang wanita berseragam polisi datang menghampiri Hana dan Zio.

"Iya, ada apa?" tanya Zio.

"Saya Zara dari anggota kepolisian, apa boleh saya melihat rekaman CCTV di kampus ini?" tanyanya pada Zio.

Zio mengangguk," ikut saya."

Zio membawa polisi itu salah satu ruangan pengawas CCTV. Diikuti Hana yang juga sangat penasaran.

"Saya mau lihat rekaman di lorong menuju ruangan dosen, sepuluh menit sebelum dia meninggal."  Ujar Zara memberitahukan.

Zio mengiyakan, memutar rekaman itu. Tidak ada yang aneh di menit awal sampai sebuah pemandangan menarik perhatian Zio, terutama Hana. Terlihat disana bahwa dosen itu sedang berbicara dengan anaknya di luar ruangan. Anaknya terlihat menangis setelah ayahnya meninggalkan dirinya di depan ruangan itu sendirian.

"Siapa anak laki-laki itu?" tanya Zara.

"Dia anak dari dosen itu. Namanya Kenan, umur lima tahun." sahut Zio.

Hana menyenggol lengan Zio dan berbisik," apa kau perlu menjelaskan semua itu?"

"Siapa tau dia membutuhkannya," Zio ikut berbisik.

My Psychopath Patient (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang