Happy Reading
****
Selama sepuluh tahun berturut-turut, Dokter Gerlan mendapatkan penghargaan sebagai Psikiater terbaik. Kegiatan sosial dan amal yang dia lakukan menjadi motivasi bagi setiap orang, terlebih pada para remaja saat ini. Dan kali ini, dengan penghargaan ini kami mengapresiasi atas bantuan yang diberikan kepada para remaja yang kabur dari rumah mereka. Dokter Gerlan membantu mereka dalam memahami konsep diri hingga membuat mereka tersadar akan konsekuensi dari semua tindakan yang mereka lakukan.
Penghargaan ini kami berikan pada Dokter Gerlan. Selamat!
Video tersebut berhenti pada momen dimana Dokter Gerlan menerima penghargaan sebagai Psikiater terbaik. Senyum ramah yang membius semua orang. Bahkan tidak ada yang tau, iblis seperti apa yang bersemayam pada tubuh Gerlan.
"Seminggu yang lalu kau merekam momen ini, apakah kau bangga padaku, Sean?"
Menyaksikan video itu membuat Gerlan bersemangat untuk terus melakukan hal-hal yang terbaik menurutnya. Membantu orang-orang dalam menemukan jati diri mereka.
Gerlan tersenyum bangga," apa ada orang sebaik diriku?"
Gerlan sekilas melirik Sean yang terbaring di atas ranjang dengan kedua tangannya yang terikat pada sisi ranjang.
"Apakah aku menghukumnya terlalu keras?" bingung Gerlan, pasalnya sudah dua hari Sean tidak sadarkan diri. Diana pasti akan memarahinya lagi.
"Saat marah, dia sungguh menggemaskan," ucap Gerlan tersenyum saat membayangkan bagaimana murkanya Diana, tak lama Gerlan beralih masuk ke dalam sebuah ruangan.
Ruangan yang terpisah dari tempat Sean. Gerlan menamainya dengan 'Red Room'. Sesuai dengan namanya, ruangan ini di dominasi warna merah.
Red Room sengaja dibangun sebagai tempat penghakiman, sedangkan White Room yang di dominasi warna putih sebagai tempat penyembuhan. Dan sudah pasti kedua ruangan ini sangat bertolak belakang. Gerlan percaya, apapun yang ada di dunia ini memiliki dua sisi yang bertolak belakang.
Jika White Room tempat dimana Diana dan Azka tinggal memiliki segala hal yang dibutuhkan, maka Red Room memiliki segala hal yang tidak diperlukan. Semua benda disini tidak ada gunanya kecuali untuk penghakiman.
Penghakiman. Suatu hal yang diberikan kepada seseorang yang telah melakukan kesalahan, sebagai konsekuensi yang harus diterima dan dijalani. Mereka dihakimi sesuai dengan seberapa besar kesalahan yang telah dilakukan.
"Aku hampir terkecoh olehmu, Hana."
Suara Gerlan menggema di seluruh ruangan itu. Gerlan menghampiri Hana yang duduk di sebuah kursi di tengah-tengah ruangan.
"Akhirnya kau menampakkan dirimu, pengecut," seringai Hana. Dia sudah menunggu Gerlan untuk keluar dari persembunyiannya.
Gerlan berjongkok di depan Hana, dia menatap wajah Hana yang sudah jauh dari kata baik-baik saja. Luka memar dan lebam memenuhi wajah gadis itu. Dia pasti kesakitan.
"Kau mau aku bawakan obat? Lukamu sangat parah," ujar Gerlan khawatir.
Hana tidak bersuara, lebih memilih diam menunggu apa yang akan dilakukan Gerlan.
"Kau pasti penasaran kenapa aku menjadikanmu sebagai eksperimen ku."
Gerlan berdiri, meraih sebuah remote yang ada di atas meja lalu menghidupkan layar besar yang terpampang di depan mereka saat ini. Pada layar, terlihat sebuah foto keluarga dengan anggota ayah dan ibu serta satu anak perempuan.
"Helena dan David, mereka dulunya adalah teman-temanku. Sekarang mereka ada di New York, beberapa tahun belakangan mereka dipindahkan tugaskan kesana. Tapi, sepertinya teman-temanku itu tidak tau alasan mereka ditugaskan disana dan meninggalkan anak perempuan mereka sendirian di negara ini?" Gerlan menaikkan alisnya, menunggu jawaban dari Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Patient (REVISI)
Misterio / SuspensoHighest Rank #1-kelainan [11-02-2021] #1-psikiater [05-03-2021] #1-gangguanjiwa [15-05-2021] #1-jiwa [16-05-2021] #1-dendam[21-05-2021] #1-pembunuh[24-05-2021] #2-kenzie[24-05-2021] #2-depresi[29-05-2021] #1-psikopat[01-06-2021] #8-misteri[01-06-202...