35. Alvin namanya

48 11 1
                                    

Suara Gita 🍁


Hana dul set created group "Baikan dulu"

Hana dul set added you

Hana dul set added Luka luka

You're now admin

Hana dul set left the group


Kerandoman apa ini tengah malam? Buat apa dia bikin grup chat yang isinya cuma dua orang?

Aku menoleh ke arahnya yang sudah terbujur di sebelahku. Kami sama-sama menghadap luar. Tubuhnya tidak bergeming seolah dia memberi sinyal bahwa dia sedang atau akan tidur.

Terus aku harus apa?

Luka luka
Ga jelas

Kecanggungan online pun dimulai.

You

Yaudah tinggal left aja

Tiga menit gak ada respon.

Luka luka
Forwarded
Perhatian.
Meneruskan info dari Kominfo.
Beritahu keluarga dan kerabat anda bahwa WhatsApp sekarang rawan dihack. Para hacker menggunakan akun anda untuk meminjam uang kepada kontak-kontak anda. Anda tidak dapat mengetahuinya, namun orang lain bisa melihat seolah anda yang mengirimnya. Teruskan pesan ini ke lima grup anda agar pihak WhatsApp mendeteksi dan mengamankan akun anda.

Aku pikir Hana sudah random, tapi Lucas lebih random.

Buat apa orang yang ilmunya diberkahi kaya dia nge-share berita ginian?

You
?

Luka luka
Itu katanya disuruh forward ke grup

You
Dah kek grup keluarga aja isinya hoax


Terlambat respon dua menit.

Luka luka
Yaudah gausah leave dulu, siapa tau jadi grup keluarga beneran

Hah?!

You
Bener ternyata beritanya
Heh hacker balikin wassap lukas

Read.

Gimana aku bisa tidur setelah dia bilang begitu?

🍁 🍁 🍁

Ada yang belum aku ceritakan. Tenatang Tahu. Kelak aku tahu nama aslinya ternyata Alvin. Kak Alvin. Dia menyenangkan, pintar berbicara namun tahu kapan harus berhenti. Dia bisa mengimbangi aku saat bercanda, tertawa saat aku melucu dan menimpali saat aku tidak lucu. Lalu menjadi lucu, dan tetap tertawa. Dia bagian dari band yang bernama Atmosphere, bertanggung jawab atas bass. Semua itu bukan dia yang mengungkapkan tapi aku cari tahu sendiri. Padahal dia punya banyak kesempatan untuk menuturkan per poin-poin yang bisa membesarkan namanya saat kami berbicara.

Mungkin atas kesamaan jurusan, banyak sekali kebetulan yang datang kepada kami sampai kami bisa saling menyapa di berbagai waktu. Dia tidak berbohong saat bilang mau mentraktirku makan siang. Aku pun juga tidak ingin hanya menjadi penerima. Beberapa kali aku gantian yang membayar hingga itu menjadi siklus pertemuan kami.

Kak Alvin juga pendengar yang baik. Awalnya aku bisa enteng membagi cerita karena dia hanya seperti orang asing yang beberapa hari kemudian juga paling tidak akan kutemui lagi. Kalau pun ketemu, tidak akan intens sampai dia akan mengingat apa yang sudah kukatakan, kukira. Namun ternyata kami menjadi lebih dekat dari yang kuduga. Walaupun begitu aku tetap kerap menumpahkan isi kepala kepadanya. Yang paling aku suka adalah jawabannya selalu punya cara untuk bisa membuatku merasa lega.

Jeda VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang