.
.
.
.
.
.
.Seundi Pov
Setelah selesai mengemasi baju yang akan dia bawa ke busan untuk beberapa hari, aku membawa koper berukuran sedang tersebut ke ruang tamu, duduk disana menunggu kedatangan Jimin. Selama menunggu aku memikirkan kejadian semalam saat di Appartemen Kyuhyun.
"Haera ya,, maaf Oppa datang terlambat" Haera, nama yang sudah lama tidak ku dengar, bahkan sudah ku lupakan, dan hari ini aku mendengar nama itu lagi.
"ikutlah dengan ku, kita pergi jauh dari Korea agar mereka tidak dapat menemukan mu,, Oppa mohon"
"aku tidak ingin kehilangan mu untuk yang kedua kalinya,, tolong kau pikirkan ucapan ku tadi" itu lah ucapan terakhir Kyuhyun sebelum aku turun dari mobil.
Ah! Ini sangat membingungkan bagi ku. Mana mungkin aku meninggalkan korea dan aku juga ingin balas dendam pada mereka yang sudah membunuh ibu ku.
Aku mengusap kasar wajah ku lalu menatap figura besar yang terpajang di ruang tamu, dimana foto aku dan Haechan disana "Aku juga tidak bisa meninggalkan Haechan"
"aku harus bagaimana" aku terus mengacak rambutku, aku sangat frutasi sekarang.
"kita hanya ke Busan tidak pergi jauh, kenapa kau sangat mengkhawatirkan Haechan" aku terkejut saat Jimin tiba tiba sudah di depan ku
"oh? Kapan kau masuk?"
"saat kau berteriak 'aku harus bagaimanaaaa' " ucap Jimin meniru teriakan ku tadi.
Dia hanya tertawa melihat kebingunganku, sementara tangannya merapikan kembali rambut ku yang kusut karena ulah ku sendiri.
"ayo kita berangkat "
Aku pun bangkit dari duduk ku dan berjalan keluar rumah mengikuti Jimin yang sudah membawa koper ku.
Seundi Pov End.
Selama di perjalanan Jimin terlihat fokus menyetir sementara gadis yang duduk di sebelahnya sudah tertidur pulas dengan posisi kepala yang sudah tidak beraturan. Jimin yang menyadari posisi tidur Seundi menepikan mobilnya sebentar lalu memperbaiki posisi tidur Seundi. Dia menurunkan sandaran kursi itu agar wanitanya tidur lebih nyaman.
Setelah memperbaiki posisi tidur Seundi, Jimin pun kembali melanjutkan mobilnya.
****
"Brengseek,,," Junki melempar kasar berkas yang baru saja dia baca. beberapa bukti kecelakaan Seundi di Cina dan orang yang membuntuti Seundi selama ini adalah orang yang sama. Bahkan orang itu sama dengan orang yang sudah membunuh Ibu Seundi.
"aku tidak ingin pergi tanpa membawa Seundi dan aku juga akan membalas kematian Ibu kami" ucap Kyuhyun tegas tidak ingin di bantah.
"ini alasan kenapa aku berusaha kalian untuk tidak bertemu" ucap Junki membuat Kyuhyun bingung.
"Apa maksud mu?"
"Aku tidak bisa memberitau mu sekarang,," Junki mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"dimana kalian sekarang?"
"Kami sudah di Busan, setengah jam lagi kami akan sampai di rumah orang tua ku, memangnya kenapa Hyung" jawab Jimin di sebrang sana.
"kirimkan alamat mu aku akan mengirim 3 orang Bodyguard kesana"
"ah Hyung, ini liburan kami jangan mengirim orang kesini, aku butuh waktu berdua dengan Seundi, kenapa kau tidak peka sekali" omel Jimin.
"ini demi keselamatan Seundi" Junki masih memaksa ingin mengirim beberapa bodyguard untuk menjaga Seundi selama di Busan.
"waah Hyung kau ini benar benar,," Jimin berusaha menahan amarahnya, dia takut akan membangunkan Seundi yang tengah tertidur.
"Hyung, aku akan menjaga Seundi dengan baik, jangan mengirim siapapun kesini" Junki menatap layar ponselnya tidak percaya, Bocah tengik itu baru saja mengakhiri panggilannya.
"tidak peka sekali" sindir Donghae membuat Junki ingin melempari wajah pria itu dengan ponselnya
"Kau yakin dia akan menjaga adik ku selama disana?" Tanya Kyuhyun khawatir, apalagi dia baru tau kalau adiknya itu sekarang sudah berada di busan.
"dia pasti akan menjaga Seundi" ucap Junki walaupun dia juga sedikit khawatir.
****
Setelah mengendarai mobil beberapa jam dari Seoul, akhirnya Jimin menghentikan mobilnya di perkarangan rumah orang tuanya."Aigoo,, lihat siapa yang pulang" wanita paruh baya tampak semangat saat melihat Jimin keluar dari mobil.
"Ibu,," Jimin membalas pelukan sang ibu, pelukan rindu yang sudah lama tidak bertemu dengan putranya.
"apa kau membawa menantu ku pulang?"
"tentu saja, dia ketiduran selama di perjalanan" Jimin berjalan ke arah mobil dan membuka pintu mobil.
"sayang bawa menantu ku kedalam" perintah sang Ibu membuat Jimin terkekeh kecil, entah kenapa dia suka mendengar sang Ibu menyebut Seundi menantunya. Jimin merasa sudah sah menjadi suami Seundi. Tanpa menunggu lama dia mengangkat tubuh Seundi dan memindahkannya kedalam kamar.
"awas hati hati,," ucap sang ibu saat Jimin menaruh Wanitanya di atas ranjang.
"kenapa menantu ku kelelahan seperti ini, apa jadwalnya sangat padat?"
"beberapa hari ini dia tidak ada jadwal syuting, " Ucap Jimin, tangannya sibuk melepskan kedua sepatu Seundi agar gadis itu tidur lebih nyaman.
"tapi kenapa dia terlihat sangat kelelahan?"
"mungkin dia kurang tidur, apalagi masalah skandal kami, dia pasti memikirkan komentar jahat itu" jelas Jimin.
Ibu Jimin menghela nafas menatap sendu wajah Seundi " kasihan sekali menantu ku ini"
Lagi, Jimin hanya tertawa setiap kali ibunya menyebut Seundi menantunya. "Ibu biarkan menantu mu istirahat" goda Jimin membuat sang Ibu ikut tertawa.
"kau ini,, ayo kita keluar" Jimin mengangguk lalu mengandeng ibunya keluar kamar.
"dimana Ayah dan Jihyun?"
"Ayah mu sekarang di Cafe kalau Jihyun mungkin sedang berada di kampusnya" jelas Ibu Jimin.
Ayah Jimin memang mendirikan cafe di Busan 'MAGNATE' cafe yang terkenal di kalangan pengemar. Beberapa barang Jimin juga di pajang disana. Bukan hanya pengemar, banyak Non Army datang kesana untuk menikmati beberapa menu atau hanya sekedar untuk santai disana.
"istirahatlah di kamar Jihyun, kau pasti lelah menyetir "
"Hmm,, aku mengambil koper dulu di mobil" Jimin pun mengambil koper dia dan Seundi dan membawanya kedalam rumah.
Setelah menaruh kedua koper itu di kamar, Jimin pun mandi dan barganti pakaian rumah yang lebih santai. Tshirt putih dengan celana pendek selutut berwarna hitam menjadi pilihannya sekarang. Setelah semuanya selesai Jimin pun pergi kekamar Jihyun untuk istirahat karena kamar nya sekarang di pakai Seundi.
.
.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORI
FanfictionMasalah Hidup Seundi tidak pernah selesai. Kehilangan ingatan karena mengalami kecelakaan hingga terlibat dengan mafia terbesar di dunia tanpa gadis itu sadari. 7 tahun menjalin hubungan jimin harus menerima kenyataan perempuan yang sangat dia cinta...