.
.
.
.
.
.Mobil yang di naiki Seundi terus jalan membelah kota Seoul. Seundi, si penumpang hanya diam menatap keluar jendela tanpa ada niat untuk membuka suara, sedangkan Junki lebih memilih fokus menyetir, hanya radio satu satunya suara yang terus mengema memecahkan keheningan di antara mereka.
"Ku dengar kaki mu sakit lagi?" tanya Junki memulai pembicaraan.
"Hmm,," Seundi hanya bergumam tanpa mengalihkan tatapannya yang sedari tadi menatap keluar jendela mobil.
"Jangan terlalu di paksakan atau lukamu akan kembali parah" Junki melirik Seundi sekilas yang duduk di sampingnya lalu kembali fokus menyetir.
"Baiklah,," jawab Seundi singkat membuat Junki heran. Biasanya gadis itu tidak akan semenurut ini padanya.
"Apa yang kau pikirkan?" Junki menghentikan mobilnya saat lampu jalan berubah menjadi warna merah. Pria itu kembali menatap Seundi yang masih menatap keluar jendela.
"Adora,,"
"Adora? Kau bertemu dengannya?" tanya Junki penasaran.
"Siapa dia?" kali ini Seundi mengalihkan tatapannya pada Junki.
Junki kembali melajukan mobil saat lampu jalan berubah warna.
"Dia teman mu, bisa di bilang teman seperjuangan" Junki sedikit tertawa di sela ucapannya.
"Teman seperjuangan?" Seundi menganti posisi duduknya sedikit menghadap Junki.
"Sepertinya kau sangat tertarik dengan cerita ku kali ini" goda Junki saat menyadari perubahan posisi Seundi. Yang tadinya hanya menatap keluar jendela, sekarang gadis itu menatapnya dengan penasaran.
"Ceritakan saja padaku" desak Seundi.
"Baiklah baiklah,," Junki kembali menghentikan mobilnya saat menghadapi lampu merah untuk yang kedua kalinya.
"Kau dan Adora sama sama Training BigHit yang hampir debut di satu group, tapi sayang BigHit saat itu terkena masalah jadi mereka tidak jadi mendebutkan group kalian " Junki menjeda ucapannya untuk kembali melajukan mobilnya.
"Mereka mengambil keputusan untuk tidak akan mendebutkan Girlgroup dan hanya akan fokus pada BTS, jadi mereka mengirim kalian ke beberapa agensi"
"Tapi kenapa Adora masih di BigHit?" tanya Seundi menyela cerita Junki.
"Saat itu Kau dan Adora sama sama putus asa, kalian selalu diberi harapan untuk debut tapi tidak pernah di lakukan BigHit. Adora lebih menerima tawaran BigHit untuk menjadi Produser disana, sedangkan kau lebih memilih mengikuti ajang pencarian bakat salah satu stasiun Tv sebagai pilihan terakhir dan berhasil Debut saat itu" Junki kembali menghentikan mobilnya, kali ini bukan karena lampu merah melainkan mereka sudah sampai di rumah Seundi.
"Ku rasa aku tidak perlu menceritakan perjuangan mu di salah satu ajang pencarian bakat itu, kau bisa menontonnya kembali" ucap Junki.
"Hidupku ternyata masih saja sulit" Gadis itu menghela nafas lalu keluar dari mobil. Junki juga keluar dari mobil mengikuti Seundi berjalan menuju pintu masuk masuk.
"Bagaimana dengan Training yang lain? Maksud ku yang hampir debut dengan ku?" tanya Seundi penasaran.
"Kau tidak perlu khawatir, mereka sudah Debut dan sukses" jelas Junki.
Seundi mengangguk lalu tiba tiba berhenti tepat di depan pintu membuat Junki ikut berhenti di belakangnya.
"Kenapa berhenti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORI
FanfictionMasalah Hidup Seundi tidak pernah selesai. Kehilangan ingatan karena mengalami kecelakaan hingga terlibat dengan mafia terbesar di dunia tanpa gadis itu sadari. 7 tahun menjalin hubungan jimin harus menerima kenyataan perempuan yang sangat dia cinta...