.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seundi menatap rumah di depannya. Setelah melewati perjalanan yang panjang hingga berakhir di bukit. Hanya ada satu vila di tengah hutan bahkan jauh dari jangkauan orang luar."Apa aku akan bersembunyi disini?" Sindir Seundi pada Kyuhyun yang tengah mengeluarkan koper Seundi dari mobil.
"Kau juga bisa menenangkan diri disini" Ucap Kyuhyun mendekati Seundi dengan koper di tangannya.
"Ini seperti penjara" Balas Seundi saat melihat beberapa pria berjas hitam keluar dari rumah dan berbaris di depan Seundi.
"Selamat datang Nona" Seundi terkejut saat mendengar suara lantang ke lima puluh pria tersebut.
"Dari mana dia mendapatkan orang sebanyak ini" Bisik Kyuhyun pada Donghae.
"Aku juga tidak tau, mungkin dari Ayah mu" Kyuhyun langsung melirik Donghae tidak suka.
"Ayo kita masuk"
Seundi mengikuti Kyuhyun saat masuk kedalam rumah. Mereka berhenti di tengah rumah saat wanita paruh baya mendekati mereka.
"Apa ini Nona Haera?" Kyuhyun mengangguk menjawab pertanyaan Bibi di depannya.
"Kau tumbuh dengan sangat cantik nak,,sangat mirip dengan Ibu mu" Seundi menatap bingung ke arah Kyuhyun saat Bibi itu menangis dan memeluknya.
"Kau tidak ingat? Ini Bibi Lee yang dulu bekerja di rumah saat kita masih kecil. Kau bahkan sering menangis karena Bibi tidak bisa menemani mu bermain karena harus bekerja" Jelas Kyuhyun.
"Benarkah ini Bibi Lee?" Tanya Seundi memastikan saat mengingat penjelasan Kyuhyun. Kyuhyun menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan Seundi. Mereka kembali berpelukan melepas rindu.
Tentu saja Seundi ingat siapa Bibi Lee, beliau bekerja di rumah saat dia masih tinggal dengan Kakek dan Ayahnya.
"Bibi sekarang namanya bukan Cho Haera lagi, tapi Go Seundi." Jelas Kyuhyun mengingatkan Bibi Lee
"Go Seundi juga nama yang cantik Tuan" Jawab Bibi Lee dengan senyumnya.
"Sampai kapan kalian berdiri disana? Apa akan menunggu makanan ini dingin?" Sindir Junki.
"Oppa kau juga disini?" Seundi terkejut saat Junki muncul dari ruang makan.
"Aku bahkan bertengkar dengan istriku untuk kesini"
"Kalau begitu pulanglah, Yoona eonni pasti kesepian,," Usir Seundi.
"Waah anak ini,, akhirnya sifat asli mu keluar juga" Junki berdiri di depan Seundi,
"Apa maksud mu?" Tantang Seundi.
"Kau pikir aku tidak tau, kalau ingatan mu sudah kembali?" Ucap Junki membuat Seundi teekejut. Dia langsung menatap ke arah Kyuhyun dan Donghae.
"Aku sudah memberitaunya" Jelas Kyuhyun.
"Jangan memberitau Jimin atau kesiapapun" Seundi langsung memohon pada Junki.
"Baiklah selama kau menurut disini, aku tidak akan memberitau siapapun" Junki mengacak rambut Seundi menjadi berantakan. Dia senang ingatan Seundi sudah kembali beberapa minggu yang lalu, tepatnya saat kejadian penembakan itu.
****
Sudah dua bulan tinggal di tengah hutan membuat Seundi mulai bosan, yang dia lihat setiap hari hanya perpohonan dan pria berpakaian hitam yang menjaga di sekeliling rumah.
"Bibi, kenapa sepi sekali?" Tanya Seundi saat menuruni tangga.
"Tuan Junki dan tuan Donghae kembali ke Seoul Nona kalau Tuan Kyuhyun sedang duduk di taman samping" Jelas Bibi Lee.
"Sebaiknya Nona tunggu di meja makan, ini sudah selesai" Ucap Bibi Lee saat menyiapkan makan malam di meja makan.
"Bi,,"
"Ya?"
"Boleh aku meminjam ponsel mu, aku merindukan adik ku"
"Maaf Nona, saya tidak di izinkan memakai ponsel selama disini" Tolak Bibi Lee.
"Yang benar saja,, bagaimana bibi merindukan anak Bibi, aku harus bicara dengannya" Saat Seundi berbalik kepalanya langsung membentur dada bidang Kyuhyun.
"Bicara apa?" Tanya Kyuhyun.
"Ah itu,," Seundi mengaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa?"
"Itu,, kenapa Oppa tidak mengizinkan Bibi Lee menggunakan ponsel? Bagaimana Bibi merindukan anaknya?" Ucap Seundi gugup.
"Karena Oppa tau kau akan meminjam ponsel Bibi untuk menghubungi Haechan, lagian anak Bibi Lee bekerja di luar Negri" Jelas Kyuhyun membuat Seundi terdiam tidak bisa melawan.
"Tuan Nona makanan sudah siap" Ucap Bibi dan langsung kembali ke dapur.
"Bibi tidak makan bersama kami?" Tanya Seundi.
"Tidak Nona, saya masih banyak kerjaan"
Seundi mengangguk mengerti membiarkan Bibi Lee kembali bekerja.
"Hmmppph" Saat akan makan Seundi langsung menutup mulutnya dan langsung berlari ke kamar mandi.
"Hey ada apa? Kau mual lagi" Kyuhyun berdiri dari duduknya dan langsung menyusul Seundi. Ini sudah kesekian kalinya Seundi terus mual. Beberapa hari ini kondisi Seundi sedikit tidak bagus.
"Seun ah Kau baik baik ,," Kyuhyun terus mengetuk pintu kamar mandi. Dia sangat khawatir mendengar Seundi dari luar.
Seundi membuka pintu dan keluar dengan wajah pucatnya. "Aku baik baik saja, mungkin masuk angin" Ucap Seundi.
"Ini sudah 4 hari dan kau masih masuk angin?"
"Mungkin aku terlalu lama berdiri di balkon kam,," Ucap Seundi terpotong saat gadis itu jatuh pingsan.
"Seun ah,,," Kyuhyun berusaha membangunkan Seundi.
"Bibiii" Teriak Kyuhyun.
"Ya ampun, kenapa dengan Nona Tuan?" Bibi berlari dari dapur saat mendengar teriakan Kyuhyun
" panggil Dokter Hwang kemari, cepaat" Ucap Kyuhyun. Pria itu langsung memindahkan Seundi ke kamar.
*******
Kyuhyun memperhatikan Dokter wanita itu memasang infus pada tangan Seundi.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Kyuhyun saat Dokter cantik itu mengemasi alat medisnya.
"Anda tidak perlu khawatir Tuan, tidak ada gejala yang serius hanya saja,,"
" Hanya saja apa?"
"Nona Seundi tengah mengandung" Jelas Dokter membuat Kyuhyun sangat terkejut.
"Anda pasti salah Dok, tolong di periksa lagi" Ucap Kyuhyun masih tidak percaya.
"Usia kandungannya sudah memasuki 4 minggu" Jelas Dokter itu lagi.
"Tidak mungkin,," Kyuhyun masih terkejut dengan penjelasan Dokter. Bagaimana bisa adiknya hamil? Siapa yang melakukannya?.
Kyuhyun menarik rambutnya kebelakang. Marah? Tentu saja Kyuhyun marah saat ini. Tapi dia juga harus mendengar penjelasan dari Seundi. Kyuhyun bersumpah akan membunuh pria bajingan yang sudah merusak adiknya itu.
.
.
.
.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORI
FanfictionMasalah Hidup Seundi tidak pernah selesai. Kehilangan ingatan karena mengalami kecelakaan hingga terlibat dengan mafia terbesar di dunia tanpa gadis itu sadari. 7 tahun menjalin hubungan jimin harus menerima kenyataan perempuan yang sangat dia cinta...