.
.
.
.
.Kelima menejer dan beberapa staff BTS tampak sibuk mengeluarkan beberapa koper dari mobil dan memindahkannya ke dalam penginapan yang akan mereka tempati selama seminggu. BTS dan rombongan baru saja sampai di negara tempat pemotretan mereka selanjutnya.
"Kalian bisa istirahat, kamar kalian ada di lantai dua,, pengaturan kamar kalian atur sendiri" Sejin memberi arahan kepada 7 pria di depannya. Ketujuh pria itu bersorak senang. Yoongi dan Seokjin terlebih dahulu masuk kedalam rumah, di ikuti Jungkook, Hoseok dan Namjoon dibelakangnya.
Sedangkan Jimin dan Taehyung berjalan santai menuju rumah, menikmati pemandangan di sekitarnya.
Penginapan mereka terbilang sangat mewah, taman yang luas dan yang paling memikat perhatian mereka adalah hamparan Laut sekaligus pusat kota yang sangat indah di depan mereka.
"Hyung,," butuh waktu beberapa menit bagi Jungkook menelusuri rumah itu dan berakhir di balkon lantai dua.
"Hyung disini sangat keren" teriak Jungkook semangat.
"Waah bocah itu samangat sekali" Jimin dan Taehyung melihat ke atas dimana sang maknae melambaikan tangannya.
"Hyung cepatlah kemari" teriak Jungkook lagi.
"Ayo kita masuk " ajak Taehyung.
"Kau duluan saja, aku masih ingin melihat pemandangan disini" tolak Jimin. Taehyung mengangguk, meninggalkan Jimin menatap hamparan laut di depannya.
Jimin merentangkan kedua tangannya melemaskan ototnya yanga kaku karena perjalanan jauh. Jimin menatap hamparan laut sekaligus pusat kota di depannya "Seundi pasti senang melihat pemandangan ini" gumam Jimin dan langsung mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan pemandangan di depannya, dia harus melihatkan pemandangan ini pada Seundi.
"Kau senang?" Joon, Menejer yang mendapat julukan Jigaemae dari para fans BTS itu mendekati jimin setelah memindahkan seluruh barang keperluan BTS kedalam penginapan.
"Tentu saja hyung" Jawab Jimin dengan senyum yang terukir di wajahnya.
Joon memperhatikan wajah Jimin " kau tampak berbeda " goda Joon.
"Apa aku semakin keren Hyung?" Jimin mengambil posisi dengan gaya konyol di depan Joon membuat pria dua tahun lebih tua dari Jimin itu tertawa.
"Aku senang melihatmu seperti ini" ucap Joon tulus.
"Maaf membuat Hyung selalu dapat masalah karena ku selama ini" ucap Jimin penuh penyesalan.
"Jadi jangan buat masalah lagi, kau bisa saja buat ku di pecat " Joon menunjuk Jimin memberi pria itu peringatan. Jimin mengangguk berjanji tidak akan buat masalah lagi.
"Ayo kita masuk" ajak Joon yang langsung mendapat anggukan Jimin. Merekapun berjalan memasuki penginapan.
***
Seundi mengeliat di tempat tidur. Suara keributan yang berasal dari rumah di sebelahnya buat tidur Seundi terganggu.
"Seun ah bangunlah ini sudah sore" seorang wanita dengan bayi di gendongannya masuk kedalam kamar membangunkan Seundi.
"Biarkan aku tidur 10 menit lagi" gumam Seundi tanpa membuka matanya. Wanita itu menyerah membiarkan Seundi tidur lebih lama. Terapi pagi tadi membuat tenaga Seundi terkuras.
***
Setelah 30 menit Yoona membangunkan Seundi, akhirnya gadis itu keluar dari kamar tercintanya. Seundi menuruni anak tangga dengan mulutnya yang terus bersenandung tidak jelas. Gadis itu berjalan kedapur dan mengambil satu botol air mineral dari lemari pendingin.
"Kau mau kemana?" Yoona memperhatikan pakaian yang dikenakan Seundi.
"Aku hanya jalan jalan keluar, sangat bosan dirumah" Seundi meminum air mineral yang dia ambil tadi dan kembali memasukkan botol tersebut kedalam lemari pendingin.
"Apa kau mimpi buruk lagi?" Yoona bertanya dengan hati hati karena dia tau Seundi sangat sensitif dengan pertanyaan tersebut.
Raut wajah Seundi sedikit berubah ketika Yoona bertanya tentang mimpinya "Aku akan kembali malam nanti" Seundi lebih memilih pergi tanpa menjawab pertanyaan dari Yoona.
"Selalu saja begitu" Yoona hanya bisa menghela nafas melihat kebiasaan Seundi yang tidak pernah menjawab pertanyaannya. Yoona juga sangat penasaran dengan mimpi Seundi karena Yoona sering mempergoki Seundi mimpi buruk. Sangat jelas di ingatan Yoona bagaimana wajah ketakutan Seundi yang penuh keringat saat itu. Setiap Seundi mimpi buruk, saat bangun dia akan selalu keluar jalan jalan di tepi pantai menunggu matahari terbenam setelah itu dia akan mengelilingi kota Dubai dan berwisata kuliner sampai perutnya benar benar kenyang hanya untuk melupakan sejenak mimpi buruknya.
***
Seundi Pov
Aku berjalan sepanjang pinggiran pantai, Membiarkan ombak membasahi kaki ku membuat bagian bawah rok yang ku kenakan basah, Sedangkan sepatu berayun di kedua tangan tanganku.
Aku menatap matahari yang mulai terbenam sempurna di depan ku. Meskipun langit sudah menjadi gelap dan ombak yang mulai besar tidak membuatku bergerak sedikitpun dari posisi ku yang masih berdiri menatap hamparan laut di depanku.
"Argh.." Aku merasakan sakit yang sangat menyiksaku, aku memegangi kepalaku yang sangat sakit. Kenapa kepala ku mendadak sangat sakit seperti ini? Penglihatan juga ku mulai mengabur tetapi aku mencoba untuk tetap tersadar "Eoh,, sepatuku" salah sepatu di tangan ku terlepas dan terbawa ombak. Aku terus maju mencoba meraih sepatu, tanpa ku sadari ombak sudah di bagian pinggang ku. Aku merasakan seseorang meraih pinggangku dan menarikku keluar dari ombak yang mulai besar. Aku tidak dapat menahan sakit kepala ku lagi, penglihatanku pun semakin buram dan pada akhirnya aku kehilangan kesadaranku.
Seundi Pov End.
***
"Kau baik baik saja?" pria itu membaringkan Seundi di pasir dan mulai memeriksa apa gadis itu baik baik saja. Pria itu terkejut saat menyingkirkan rambut yang menutupi wajah gadis yang dia selamatkan.
"Seundi..".
.
.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORI
FanfictionMasalah Hidup Seundi tidak pernah selesai. Kehilangan ingatan karena mengalami kecelakaan hingga terlibat dengan mafia terbesar di dunia tanpa gadis itu sadari. 7 tahun menjalin hubungan jimin harus menerima kenyataan perempuan yang sangat dia cinta...