.
.
.
.
.
.
.Siang ini cuaca sangat cerah Nari lebih memilih menaiki Bus ke kantor Ayahnya ketimbang di antar sopir pribadi. Gadis itu tampak menikmati pemandangan di luar, jalan raya yang di penuhi mobil dan beberapa orang jalan kaki. Menurutnya lebih menyenangkan menaiki bus dari pada mobil yang biasa dia tumpangi karena bisa berbaur dengan orang lain. Maklum selama ini Nari hanya di temani sopir saat pergi keluar rumah.
"Haaah,,, kenapa sulit sekali menemui mu" Nari menyenderkan kepalanya di kaca bus, melihat poster Haechan di berbagai tempat karena pria itu sedang berulang tahun.
Sampai sekarang Nari belum bisa mengucapkan terimakasih pada Haechan. Kado yang dia beli untuk Haechan pun masih setia di kamarnya. Ini sudah satu tahun lamanya. Bahkan Haechan pun sudah dinyatakan lulus dari sekolahnya dan itu membuat Nari semakin kesulitan menemui Haechan.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit akhirnya Nari sampai di halte tidak jauh dari kantor Ayah nya.
Drrrrrtttt...
Nari segera mengangkat panggilan saat nama sang Ibu tertera di layar ponselnya.
"Aku baru saja sampai,," Lapor Nari pada Ibunya. Bahkan sang ibu belum menanyakan apapun padanya.
"Ibu aku bukan anak kecil lagi," Rengek Nari saat Ibu nya masih menganggapnya masih kecil. Ibu Nari khawatir karena ini pertama kalinya Nari di biarkan pergi sendiri tanpa sopir.
"Aku sudah di depan kantor Ayah, nanti ku hubungi lagi," Nari langsung mengakhiri panggilan sepihak sebelum sang Ibu terus mengomel mengkhawatirkannya.
Nari kembali menyimpan ponselnya kedalam tas lalu masuk ke dalam gedung dan mendekati meja resepsionis.
"Eonni,,," Panggil Nari membuat karyawan itu terkejut.
"Astaga Nona kapan anda datang?" Tanya karyawan wanita itu terkejut.
"Baru saja,, Ayah ada kan?"
"Tuan ada di ruangannya Nona" Ucap pegawai itu ramah.
"Baiklah, jangan beritahu Ayah aku disini, aku ingin memberi kejutan" Ucap Nari.
"Ah begitu, baiklah Nona"
Nari berjalan ke arah lift yang akan mengantarnya ke ruang Ayahnya.
Saat sampai di lantai yang dia tuju, beberapa karyawan yang melewatinya membungkuk memberi salam.
"Kenapa pintu ruangan ayah terbuka?" Gumam nari saat berada di depan pintu. Saat akan masuk kedalam pergerakan Nari terhenti saat mendengar percakapan di dalam sana. Nari mengurungkan niatnya untuk masuk dan lebih memilih berdiri di balik pintu dan mendengar percakapan di dalam sana. Terlihat sangat tidak sopan mendengar pembicaraan orang dewasa, tapi Nari sangat mengenal suara di dalam sana.
"Katakan dimana Nuna sekarang" Pria itu menatap tajam Pria paruh baya di depannya.
"Dia baik baik saja, kau tidak perlu khawatir dan jangan mencarinya" Ucap Tuan Cho sembari mencek berkas di depannya.
"Jangan mencarinya??? Apa sekarang kalian ingin menjauhkan ku dari Nuna?" Haechan mengepal kuat tangannya. Bukan jawaban itu yang dia inginkan. Sudah satu tahun kakaknya menghilang tanpa kabar dan tentu saja membuatnya khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORI
FanfictionMasalah Hidup Seundi tidak pernah selesai. Kehilangan ingatan karena mengalami kecelakaan hingga terlibat dengan mafia terbesar di dunia tanpa gadis itu sadari. 7 tahun menjalin hubungan jimin harus menerima kenyataan perempuan yang sangat dia cinta...