PART 22

66 12 0
                                    


.
.
.
.
.
.

"Dia pasti menemui Seundi lagi" Taehyung sangat kesal karena Jimin tidak kunjung kembali. Jimin meminta izin untuk ke toilet tapi nyatanya pria itu pergi entah kemana.

"Bagaimana kita susul saja, Jungkook ah bawa tas bocah itu" ucap Seokjin sambil menyandang tas ranselnya sedangkan Jungkook menjalankan perintah Hyung tertuanya itu.

"Ah cepat lah aku sangat lelah" Yoongi jalan keluar ruang latihan terlebih dahulu di susul member lain.

"Terkutuklah Jimin karena menunda waktu tidur Yoongi Hyung"  ucap Hoseok di sambut tawa oleh yang lain.

"Aku ingin menghajarnya sekarang" lanjut Yoongi membalas ucapan Hoseok. Member BTS kembali tertawa melihat wajah kesal Yoongi. Sungguh mengemaskan untuk di lihat.

"Oh kalian sudah mau pulang?" Junki menghampiri BTS dan langsung  mencari keberadaan Seundi.

"Dimana Seundi?" tanya Junki saat tidak melihat gadis yang sedang dia cari.

"Apa maksud mu Hyung, bukankah dia di ruang latihannya?" ucap Namjoon heran.

"Dia tidak ada disana, ku pikir dia menemui kalian"

"Seundi Noona tidak menemui kami" Jungkook menatap Taehyung yang ada di sebelahnya. "Berarti Jimin Hyung tidak ada disana"

"Kemana mereka!" Junki mengaruk kepalanya binggung, kemana lagi dia mencari Seundi. Ponsel gadis itu juga tidak aktif. 'Apa dia tidak latihan?' pikir Junki

Seokjin menghampiri dua staff wanita yang melewati mereka lalu menanyakan keberadan Jimin pada kedua staff tersebut "Permisi, apa kalian melihat Jimin atau Seundi?"

"Ah Jimin,, tadi dia membawa Seundi ke ruangan yang biasa kalian gunakan untuk melakukan Vlive" jelas salah satu staff.

"Baiklah, terimakasih atas infonya" Seokjin tersenyum ramah kepada dua staff tersebut dan membiarkan mereka pergi.

"Kalau begitu kita langsung kesana saja" semuanya mengangguk lalu bejalan menuju ruangan yang mereka tuju.

***

Seundi menceritakan semuanya pada Jimin, kejadian di sekolah benar benar membuatnya kesal. Bagaimana bisa  sosok ayah yang di inginkan Haechan malah menyakiti hati anaknya sendiri.

Pria itu datang kesekolah sebagai wali putrinya bukan sebagai wali Haechan, dan brengseknya lagi pria tua itu berpura pura tidak mengenal dirinya dan Haechan, pria tua itu malah tersenyum dan tertawa renyah dengan putri dan kepala sekolah di depan Haechan.

Seundi sangat tau adiknya itu pasti sangat iri melihat pemandangan di depannya. Karena semenjak lahir Haechan tidak pernah merasakan kasih sayang seorang Ayah. Selama ini hanya Seundi yang selalu datang kesekolah saat dia buat masalah lalu meminta maaf kapada wali murid lain, dan itu membuat Haechan merasa sangat bersalah pada Seundi karena telah membiarkan sang kakak berlutut di depan wali murid dan guru agar tidak mengeluarkannya dari sekolah.

Semenjak hari itu Haechan berjanji pada dirinya sendiri agar tidak membuat masalah lagi, dan tidak akan pernah membiarkan Kakaknya berlutut lagi di depan orang lain.

Setelah pindah ke Seoul Haechan benar benar melakukannya, pria itu tidak pernah membuat masalah selama di sekolah.

Setelah mengeluarkan keluh kesah yang dia rasakan dan lelah menangis, akhirnya Seundi tertidur dalam pelukan Jimin.

Jimin tidak berhenti menatap wajah cantik yang ada di depannya. Menikmati wajah cantik yang sangat dia rindukan. Sudah lama dia tidak sedekat ini dengan Seundi, dan tentu saja dia sangat menikmatinya.

MEMORITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang