.
.
.
.
.
.****
Kyuhyun masih berada di kamar Seundi menunggui gadis itu sampai bangun. Entah apa yang akan dia tanyakan nanti pada adiknya itu.
Kyuhyun menatap keluar jendela memikirkan apa yang harus dia lakukan sekarang. Padahal sedikit lagi dia bisa balas dendam atas kematian ibunya. Tapi lihat apa yang terjadi, mereka tidak bisa beraksi dengan kondisi Seundi seperti ini."Oppa,,"
Lamunan Kyuhyun buyar saat mendengar panggilan Seundi. Gadis itu tengah merubah posisinya menjadi duduk.
"Kau sudah bangun?" Kyuhyun mendekati Seundi lalu duduk di tepi ranjang.
"Apa masuk angin ku sangat parah sampai harus di infus begini?" Seundi mengangkat tangan kanannya.
Kyuhyun hanya diam menatap adiknya itu, harus dari mana dia mengatakan kebenarannya.
"Kenapa menatap ku seperti itu" Ucap Seundi sembari melepas infus dari tangannya.
"Kau hamil" Seundi langsung menghentikan pergerakannya saat mendengar ucapan Kyuhyun.
"Apa maksud mu? Jangan bercanda, itu sama sekali tidak lucu Oppa" Seundi bangkit dari duduknya lalu berjalan kearah kamar mandi.
"4 minggu, " Seundi berhenti saat akan memasuki kamar mandi.
"Usia kandungan mu sudah memasuki 4 minggu Seun ah,," Lanjut Kyuhyun.
"Tidak mungkin,," Lirih Seundi yang masih mematung di depan kamar mandi. Kyuhyun mendekati Seundi, membawa gadis itu kedalam pelukannya.
"Tidak mungkin Oppa" Tangis Seundi pecah, tubuhnya bergetar karena menangis. Kyuhyun semakin mengeratkan pelukannya.
"Siapa yang melakukannya? Oppa akan bunuh pria brengsek itu" Tanya Kyuhyun dengan suara bergetar. Seundi tidak menjawab, dia hanya menangis apalagi mengingat Jimin lah yang membuatnya seperti ini.
Setelah tenang Seundi meminta Kyuhyun untuk keluar dari kamarnya dia butuh waktu untuk sendiri. Seundi menyentuh perut ratanya, butiran bening itu kembali keluar mengingat ada kehidupan di dalam sana.
"Aku janji akan melindunginya Jim, Aku tidak akan membiarkan mereka juga membunuh anak kita" Gumam Seundi bertekat untuk menjaga bayi dalam kandungannya.
***
Hari demi hari Seundi di lewati seperti biasa meski perutnya mulai membesar karena sudah memasuki bulan ke 9. Tidak ada yang berubah, gadis itu selalu menyibukkan dirinya menanam bunga di taman samping rumah. Bahkan dia membuat para pria yang berjaga kewalahan membantunya membuat taman yang dia inginkan.
"Ajhusi bukan seperti itu," Omel Seundi saat beberapa bodyguard salah menaruh kursi santai.
"Geser kesana sedikit" Ucap Seundi sembari menberi arahan dan mereka pun menurutinya.
"Kenapa Ibu hamil ini banyak mau sekali?" Junki menghampiri Seundi yang tengah sibuk bersama para bodyguard nya. Ya, Junki sudah mengetahui kondisi Seundi saat Kyuhyun menghubunginya untuk membatalkan rencana mereka sampai Seundi melahirkan.
"Kalau Oppa kesini untuk tidak membantu sebaiknya pergi saja dari sini,," Usir Seundi membuat Junki tertawa. Junki mengambil duduk disamping Seundi, dia membantu gadis itu membersihkan bunga yang baru saja di petik untuk di letakan kedalam vas bunga.
"Tuan Cho sudah mengetahui kau sedang hamil" Ucap Junki membuat Seundi terkejut.
"Lalu apa kata Ayah?"
"Tuan meminta ku untuk menyelesaikan semua ini setelah itu membawa mu menjauh dari dari korea" Jelas Junki.
"Aku tidak mau,," Tolak Seundi cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORI
FanfictionMasalah Hidup Seundi tidak pernah selesai. Kehilangan ingatan karena mengalami kecelakaan hingga terlibat dengan mafia terbesar di dunia tanpa gadis itu sadari. 7 tahun menjalin hubungan jimin harus menerima kenyataan perempuan yang sangat dia cinta...