.
.
.
.
.
.
.
.
.Untuk kesekian kalinya Kyuhyun memukul stir mobil karena kesal dia masih belum menemukan keberadaan Seundi. "Bagaimana?" Kyuhyun langsung bertanya saat Junki masuk kedalam mobil. Dia baru saja keluar dari Drom NCT guna menemui Haechan.
"Mereka bilang Seundi baru pergi satu jam yang lalu" Jawab Junki. Dia menarik rambut ke belakang frutasi. Kemana lagi dia harus mencari.
"Tadi Donghae mengabariku kalau Barang bukti pabrik narkoba itu sudah dia dapatkan termasuk semua kejahatan mereka" Kyuhyun melirik Junki di bangku penumpang.
"Polisi mengejar Bos mereka ke pelabuhan. Mereka akan kabur melalui kapal ilegal" Lanjut Kyuhyun sukses membuat kedua bola mata si Junki membesar.
"Mereka tidak mungkin membiarkan Seundi bebas begitu saja-"
"Mereka pasti akan langsung menghabisi Seundi sekarang. Kita harus menemukan Seundi secepatnya" Kyuhyun langsung menancap gas mobilnya. Sementara Junki langsung mengeluarkan ponsel dan mengetik beberapa pesan.
Kedua pria itu kembali pada pikiran mereka masing masing. Memikirkan kemana lagi dia harus mencari Seundi.
"Rumah-" Ucap Junki tiba tiba membuat Kyuhyun heran. "Rumah siapa?" Tanya Kyuhyun.
"Pelacak tiba tiba aktif di rumah Seundi"
Belum sempat menjawab Kyuhyun yang sedari tadi mengabaikan panggilan masuk dari Nari mulai mengangkat panggilan tersebut. Pasalnya sudah 10 kali panggilan tidak terjawab yang sengaja di abaikan Kyuhyun.
"Hallo, ada apa Nari?"
Bukan jawaban yang Kyuhyun terima malah teriakan dan suara benturan yang dia dapat kan.
"Nari, ada ap--" Belum selesai bertanya Panggilan terputus begitu saja. Bahkan pertanyaan Junki Kyuhyun abaikan karena fokus membaca pesan yang sempat di kirim Nari tadi.
"Oppa tolong aku dan Seundi Eonni. Mereka akan membunuh Eonni."
"Brengsek" Umpat Kyuhyun.
"Mereka sudah menemukan Seundi, kita harus cepat" Junki langsung menghubungi anak buahnya agar menuju ke rumah Seundi. Sementara Kyuhyun menghubungi Donghae agar polisi segera datang kesana.
****
Seundi terus berusaha bangkit, semua sakit di tubuhnya sebisa mungkin dia tahan. Dia benar benar jijik sekaligus murka melihat apa yang Pria itu lakukan. Seundi meraih tongkat bisbol milik Haechan lalu berjalan ke arah Jungmo. Dengan sekali pukulan sukses membuat Jungmo mengerang kesakitan. Seundi tidak tinggal diam untuk mengambil kesempatan untuk menyingkirkan tubuh Jungmo dari atas tubuh Nari. "Maaf " Gumam Seundi sembari menutup tubuh gadis itu seadanya dengan baju yang sudah di robek paksa Jungmo tadi. Seundi menarik tubuh Nari ke sudut lemari dengan sisa tenaga yang dia miliki. Air mata Seundi tidak berhenti keluar melihat keadaan adik tirinya itu.
"
Brengsek berani sekali kau" Jungmo mengusap darah yang mengalir di kepalanya. Pria itu mengambil pisau anak buahnya lalu menyerang Seundi.
Seundi yang menyadari pergerakan Jungmo langsung membelakangi Nari guna menjadi tameng agar gadis itu tidak terluka lebih jauh lagi.
Aarrrgghhhh,,,
Satu tusukan sukses mendarat di perut bagian Kiri Seundi. Tidak menunggu lama Jungmo menarik pisau itu dari tubuh Seundi lalu kembali menusuk perut Seundi. Pria itu tertawa bangga dengan apa yang sudah dia lakukan. Apalagi melihat wajah sengsara Seundi dengan lumuran darah membuatnya bahagia meski aktifitasnya tadi terganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORI
FanfictionMasalah Hidup Seundi tidak pernah selesai. Kehilangan ingatan karena mengalami kecelakaan hingga terlibat dengan mafia terbesar di dunia tanpa gadis itu sadari. 7 tahun menjalin hubungan jimin harus menerima kenyataan perempuan yang sangat dia cinta...