.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah menghabiskan waktu untuk berbicara, panggilan masuk ponsel Haechan mengalihkan perhatian kakak beradik itu.
"Kenapa tidak di angkat?" Seundi memperhatikan Haechan yang hanya membiarkan ponselnya berbunyi tanpa ada niat mengangkat panggilan tersebut. Bukannya malas untuk mengangkat panggilan itu, hanya saja dia tidak mau membuat kakaknya itu sedih.
"Dari Jimin Hyung"
Deg
Dengan begitu jantung Seundi langsung berdetak dua kali lebih cepat hanya mendengar nama pria yang sangat dia rindukan itu. Seundi hanya menunduk untuk menenangkan hatinya.
"Tidak apa apa angkat saja" Ucap Seundi.
"Nuna yakin?" Seundi mengangguk cepat dan sedikit memaksakan senyumnya.
Dengan ragu Haechan pun mengangkat panggilan masuk itu dan tidak lupa Haechan mengaktifkan pengeras suara agar Seundi juga dapat mendengar pembicaraan dia dengan Jimin. Dia yakin kakaknya itu sangat merindukan Jimin.
"Kau sudah pulang? Kenapa tidak memberitau ku?"
Jimin langsung bersuara saat Haechan baru saja mengangkat panggilannya. Mendengr suara pria itu saja langsung membuat hati Seundi teriris semakin dalam. Rindu yang selama ini dia kunci hari ini mendesak untuk keluar.
"Maaf Hyung, aku tidak sempat memberitau mu, jangan bilang sekarang kau berada di rumah sakit Hyung?"
"Oh, Hyung sekarang di rumah sakit, Hyung bawa Kimchi Jigae kesukaan mu, apa Hyung antar ke Droom mu saja?" Tawar Jimin.
"Tidak usah Hyung, ini sudah terlalu malam" Tolak Haechan halus. Mata pria itu sedari tadi tidak lepas menatap kakaknya yang hanya menunduk mendengar pembicaraan dia dengan Jimin.
"Baiklah"
Terdengar helaan nafas panjang dari sebrang sana. Jimin mengalah, dia paham Haechan juga butuh istirahat. Diam beberapa menit sampai akhirnya Jimin kembali bersuara
"Haechan ah"
"Hmm?,"
" nanti kalau kau bertemu Seundi tolong katakan padanya bahwa aku sangat merindukannya"
Entah apa yang tengah di pikirkan Jimin sampai dia menyampaikan kerinduannya pada Haechan. Sama seperti Seundi, Jimin harus menahan kerinduan sampai waktu yang tidak di tentukan. rasanya Jimin ingin memeluk wanita pujaannya itu sekarang juga.
Seundi langsung menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Tubuh yang bergetar membuat Haechan sangat yakin kakaknya itu tengah menangis.
"Akan ku sampaikan Hyung" Ucap Haechan tanpa mengalihkan tatapannya dari Seundi yang tengah menunduk.
"Terima kasih, Kalau begitu istirahatlah,, "
Tuuuuttt...
Bunyi panggilan terputus itu membuat Haechan langsung menarik Seundi kedalam pelukannya. Dan untuk kesekian kalinya suara tangis Seundi kembali memenuhi kamar Haechan.
*****
Suasana ruang tengah Droom NCT tidak seheboh seperti biasa semenjak kedatangan Seundi. Mereka membiarkan Seundi masuk kedalam kamar dan memberikan Haechan waktu untuk melepas rindu setelah setahun lebih mereka tidak pernah bertemu.
Tadinya di ruang tengah ada Jhonny, Taeil, Taeyong dan Yuta. Mereka hanya berempat karena sebagian member ada jadwal pribadi dan sebagian lagi berada di kamar masing masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORI
FanfictionMasalah Hidup Seundi tidak pernah selesai. Kehilangan ingatan karena mengalami kecelakaan hingga terlibat dengan mafia terbesar di dunia tanpa gadis itu sadari. 7 tahun menjalin hubungan jimin harus menerima kenyataan perempuan yang sangat dia cinta...