.
.
.
.
.
.
.Bel yang terus berbunyi membuat Chanyeol jengkel. Bagaimana tidak, dia harus mengakhiri berendam karena suara bel yang menganggu.
Pria itu terkejut saat dia membuka pintu dimana Seundi masuk begitu saja. "Tumben sekali kau datang" ucap Chanyeol santai, dia menutup pintu lalu menyusul Seundi masuk kedalam.
"Pakai baju mu dulu Oppa" Seundi menatap kelain arah guna menghindari Chanyeol yang tidak memakai atasan. Pria itu hanya melilitkan handuk di pinggangnya.
"Tunggu sebentar" Chanyeol langsung masuk kamar untuk memakai baju.
Tidak butuh waktu lama, Chanyeol kembali keluar dengan pakaian lengkap "tumben sekali kau kesini" Chanyeol menuju dapur untuk membuatkan coklat panas untuk Seundi.
"brengsek itu menemuiku lagi" ucap Seundi.
"Siapa maksud mu?" Chanyeol mendekati Seundi dengan dua gelas coklat panas.
"Jungmo,, dia menemuiku," jelas Seundi. Tangannya tidak berhenti bergetar sedari tadi.
Chanyeol terdiam saat Seundi menyebut nama pria brengsek itu. Dia sangat tau betapa takutnya Seundi dengan pria bernama Jungmo itu setelah apa yg dia lakukan pada Seundi.
Chanyeol langsung meraih tangan bergetar Seundi.
"Aku akan minta Junki Hyung menambah Bodyguard dan memperketat penjagaan mu, kau tidak perlu khawatir" Chanyeol menarik Seundi kedalam pelukannya dan berusaha menenangkan gadis itu.
****
Kejadian Seundi yang mendadak histeris di depan gedung konser NCT Dream sudah tersebar luas di internet. Tidak banyak dari netizen yang mengatakan Seundi mencari perhatian atau semacamnya.Jimin menghela nafas saat membaca artikel itu, bukan hujatan Netizen yang di pikirkan pria itu melainkan berfikir siapa pria yang menolong Seundi. Jimin sedikit cemburu melihat pria itu memeluk Seundi lalu membawa gadisnya pergi.
"Kau tidak menghubungi Seundi? " Tanya Hoseok.
"Aku tidak bisa menghubunginya, jadi aku menghubunginya melalui Junki Hyung" jawab Jimin singkat.
"Lalu apa katanya?"
"Seundi bilang dia baik baik saja dan dia juga memintaku untuk tidak perlu khawatir" jelas Jimin. Dia menghela nafas untuk kesekian kalinya.
"Mungkin Seundi ingin menenangkan diri" Hoseok mencoba menghibur teman sekamarnya itu, dia tau Jimin sangat khawatir sekarang.
****
Seundi terus menggeliat di dalam selimut, dia tampak engan beranjak dari kasur hanya untuk memeriksa siapa yang membuat keributan di dapur.
"Arrgh berisik sekali" dengan terpaksa Seundi bangkit dari rebahannya lalu keluar kamar.
Dengan mata yang setengah terbuka Seundi menuju dapur untuk melihat siapa yang mengacak dapurnya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Seundi. Gadis itu mendekat lalu melihat keadaan dapurnya yang kacau.
"Apa aku membangunkan mu? Maaf pancinya tadi jatuh" Jimin sedikit merasa bersalah karena sudah menganggu tidur tunangannya.
"Waah apa yang kau lakukan" mulut Seundi terbuka lebar melihat kondisi dapurnya.
"Aku ingin membuatkan sarapan untuk mu" Seundi melirik nasi goreng yang ada di piring.
"Kau tidak perlu repot repot menyiapkan sarapan untuk ku" Seundi mendekat lalu membantu Jimin membereskan kekacauan di dapur.
"Aku hanya ingin"
"Karena keinginan mu itu membuat dapurku seperti kapal pecah" ucap Seundi membuat Jimin diam. Apa yang di katakan Seundi sangat benar. Jimin menghela nafas saat menyadari kekacauan yg dia buat di dapur Seundi, dengan cepat dia mengikuti Seundi membersihkan dapur.
"Apa kau sering buat sarapan untuk ku?"
"Tidak juga,," jawab Jimin santai
"Baguslah, Aku tidak kebayang bagaimana repotnya aku membereskan kekacauan seperti ini setiap kali kau masak" Jimin langsung berbalik menatap Seundi..
"Apa itu sindiran untuk ku?" Jimin mendekati Seundi, gadis itu masih terlihat santai membersihkan dapur.
"Menurut mu?" ketus Seundi.
"Besok aku akan berangkat ke Amerika" ucap Jimin saat berdiri tepat di belakang Seundi.
"Aku ingin kita pergi kencan hari ini"
"Maaf, tapi aku ada jadwal hari ini" Seundi sedikit terkejut saat membalikan badannya.
Jimin tersenyum manis lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Seundi membuat jantung gadis itu berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Junki Hyung bilang kau tidak punya jadwal hari ini" bisik Jimin tepat di telinga Seundi.
Jimin menahan tawanya saat melihat Seundi mengumpat. Kali ini dia merasa menang.
"Bersiap lah,, aku akan menunggu mu" ucap Jimin menyadarkan Seundi.
Gadis itu langsung kabur saat sadar wajahnya mulai panas. Sementara Jimin tidak berhenti tertawa melihat wajah Seundi yang memerah seperti tomat.***
Cuaca hari ini sangat mendukung kencan Seundi dan Jimin. Mereka pergi ketempat dimana biasanya mereka kencan. Jimin ingin membuat kenangan mereka kembali teringat oleh Seundi.
"Aah panas sekali" Seundi langsung membuka masker dan topi saat masuk kedalam mobil. Di susul Jimin yang juga masuk kedalam mobil lalu duduk di balik kemudi.
"Maaf,,," Jimin merasa bersalah karena mereka harus berkencan dengan memakai topi dan masker apalagi dengan cuaca yang sangat panas.
"Sudahlah, kita juga tidak tau kalau tempat itu sangat ramai di siang hari, padahal tadi pagi tidak seramai itu" ucap Seundi.
"Ayo kita beli makanan,," Jimin melajukan mobilnya keluar parkiran, mencari restoran yang sepi untuk mereka mengisi perut.
"Pizza??" Seundi langsung menatap Jimin kecewa, padahal dia ingin roti lapis dan tteobeokki.
"Semua tempat sangat ramai sekarang karena anak sekolah. Mereka akan langsung berkumpul dimana pun sepulang sekolah" jelas Jimin dengan hati hati.
Seundi menghela nafas lalu mengangguk mengerti.
"Sekarang kau masuklah terlebih dahulu pesan apapun yang kau inginkan, setelah itu pergilah kelantai dua dan tunggu aku di ruangan no. 5" jelas Jimin seolah sudah sangat mengenal ruangan Restoran PIZZA itu.
"Lalu bagaimana dengan mu?"
"Aku akan masuk lewat pintu belakang, kau tidak perlu khawatir" ucap Jimin.
"Baiklah,, " Seundi kembali memakai masker dan topi lalu keluar dari mobil. Dia masuk kedalam restoran pizza sesuai dengan perintah Jimin.
Setelah Seundi masuk, Jimin langsung melajukan mobilnya menjauhi restoran pizza. Dia akan membeli roti lapis, tteobbeoki dan beberapa jajan jalanan lainnya.
Jimin sangat tau apa yang di inginkan Seundi saat ini.
.
.
.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORI
FanfictionMasalah Hidup Seundi tidak pernah selesai. Kehilangan ingatan karena mengalami kecelakaan hingga terlibat dengan mafia terbesar di dunia tanpa gadis itu sadari. 7 tahun menjalin hubungan jimin harus menerima kenyataan perempuan yang sangat dia cinta...