03

19K 2.4K 103
                                    

Renjun masuk kedalam kamar dan mendapati saudara kembarnya tengah berbaring diatas kasur mengenakan masker tisu, pemuda itu nampak tenang dengan mata terpejam menikmati lantunan musik lewat earphonenya.

Yang bertubuh lebih kecil hanya menggeleng, tangannya bergerak menarik earphone disalah satu telinga Jaemin membuat pemuda itu mau tak mau membuka matanya karena ketenangannya terganggu.

Yang ia dapati setelah membuka mata adalah Renjun yang naik keatas ranjang setelah mengambil satu bungkus sheetmask diatas nakas dan ikut memakainya.

“Kau mau kemana?” Tanya Renjun, Jaemin menoleh ke sisi kirinya dan mendapati saudara kembarnya ikut memejamkan mata, menunggu produk perawatan wajah itu menyerap ke kulitnya.

“Kenapa?” tanya Jaemin balas bertanya

“Kalau sudah perawatan seperti ini, pasti kau memiliki rencana untuk pergi” Tukas Renjun, Jaemin meneguk Salivanya kasar mendengar penuturan Renjun.

Mengingat hari ini dia janji bertemu dengan Jeno untuk pertama kali. Lalu bagaimana dia akan menceritakan pada Renjun? Haruskah dia mengatakan bahwa dia telah menemukan seseorang di situs kencan?

Ah tidak. Renjun bisa marah besar.

“Ah, itu... tidak. Aku hanya ingin jalan-jalan sebentar sekalian mencari info pekerjaan” Jawab Jaemin asal, bola matanya bergerak kesembarang kala ia berbohong.

“Kau mau ikut?” Tanya Jaemin.

Ah bodoh!
Jaemin mengumpat dirinya sendiri dalam hati kenapa justru melemparkan sebuah penawaran pada saudara kembarnya. Apabila si mungil itu mengiyakan. Maka habislah seluruh rencananya akan gagal.

“Tidak, kalau kau pergi jangan pulang malam. Aku akan ke rumah Junhui nanti” Balas Renjun dengan kepalanya yang bergerak menari karena alunan musik lewat earphone milik Jaemin.

Jaemin nampak menghembuskan nafas lega, bersyukur karena Renjun menolak ajakannya.

Ditengah keduanya asik berbincang, Jaemin dikejutkan dengan notifikasi ponselnya. Bibirnya lantas mengulum senyum saat mendapati sebuah pesan masuk dari nomor Jeno. Dengan cepat dia membukanya.

Nana, jangan lupa sore ini pukul dua. Sekretarisku akan menjemputmu. Berpenampilan yang cantik, oke?

Jaemin mengatupkan kedua bibirnya membaca pesan dari Jeno, entah kenapa ada rasa salah tingkah dan tersipu malu yang mendadak menyelimutinya. Tapi, siapa yang tidak salah tingkah jika diperlakukan begitu lembut oleh orang lain?

Setelah membalas pesan Jeno, pemuda itu kembali meletakkan ponselnya disebelah bantal dan kembali memejamkan matanya, menikmati menit-menit terakhir sebelum dia melepas sheetmask dari wajahnya.

°°Play Date°°

Ting Tong!
Renjun yang tengah asik menonton tv dibuat terganggu dengan suara bel rumah mereka. Dia lantas meletakkan topless Snack yang berada di pangkuannya dan dengan malas berjalan untuk membuka pintu.

Alisnya bertaut kala ia melihat sosok pria jangkung mengenakan pakaian rapi berdiri didepan rumah mereka. Pria dengan bibir tebal yang berdiri menyampingi Renjun itu tersentak menyadari bahwa pintu rumah yang ia kunjungi telah terbuka.

Tapi Guanlin dibuat bingung dengan sosok lain yang keluar dari rumah itu. Bukan Jaemin seperti kemarin.

“Halo” Sapa Guanlin dengan seulas senyum simpul seraya membungkuk hormat, Renjun lagi-lagi menautkan kedua alisnya bingung.

“Maaf Paman, tapi aku hanya tinggal berdua dengan saudara kembarku dan kami tidak tertarik dengan pinjaman bank” Celoteh Renjun tiba-tiba bahkan sebelum Guanlin mengatakan maksud dan tujuannya datang.

PLAY DATE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang