16

12.5K 1.6K 213
                                    

Sudah seminggu Jaemin terus-terusan mual, tidak nafsu makan dan tubuhnya lemas. Terkadang jika dia ingin makan, justru dia menginginkan sesuatu yang tak biasa. Terkadang justru makanan yang tak pernah ia coba dan tak ia sukai.

Renjun hanya diam menatap Jaemin yang sibuk menyantap mie gorengnya, dia sadari wajah Jaemin nampak bengkak dan tubuhnya sedikit berisi dari biasanya.

"Kenapa kau menatapku begitu?" Tanya Jaemin saat ia sadar saudara kembarnya terus menatapinya.

Renjun hanya menggeleng lantas kembali menyantap makanannya.

"Ah ya, besok Ayah dan Papa datang untuk membahas pernikahan Dejun-Ge" Jelas Renjun.

"Hmm baiklah. Lalu?"

"Kau jemput ayah bersama Dejun-ge karena aku ada shift siang"

"Baiklah" Jawab Jaemin sekenanya.

Renjun lantas menyantap makanannya lebih cepat, kemudian dia berpamitan untuk berangkat kerja, Jaemin hanya mengangguk tapi selepas kepergian Renjun pemuda itu langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan seluruh makanan yang sempat ia telan.

Jaemin keluar dengan bibir basah selepas muntah. Dia menyandarkan tubuhnya pada dinding disamping pintu kamar mandi.

"Ah sial. Aku tak bisa seperti ini terus" Umpat Jaemin, dia mengusap bibirnya yang basah dengan punggung tangan lalu beranjak menuju kamarnya.


°°Play Date°°


Jaemin diam diruang dokter sendiri dengan melipat kedua tangannya didada, sementara satu kakinya bertumpu pada kaki lain terus berayun gelisah.

Tak berselang lama dokter datang membawa amplop putih dan mendudukan tubuhnya didepan Jaemin dengan seulas senyum.

"Ayahnya kemana?" Tanya sang dokter.

"Ayah? Ah, Ayahku di China, Dokter" Sahut Jaemin.

"Bukan" Balas sang dokter seraya menggelengkan kepala.

"Selamat ya, Anda sedang hamil dan janinnya masuk Minggu ke sepuluh" Ucap sang dokter.

Sontak saja Jaemin membulatkan matanya dan menarik tubuhnya yang bersandar pada kursi. Wajahnya langsung memerah dengan emosi yang kian memuncak, untuk sesaat dia kehilangan kesadaran dan tak tahu harus berkata apa.

"Dokter..." Lirih Jaemin.

Dokter itu tersenyum seraya menyerahkan amplop putih yang ia bawa sejak tadi. Jaemin dengan cepat membuka amplop itu dan memeriksa sendiri.

Jemari mungilnya bergerak menutupi bibirnya sebelum dia memekik, matanya langsung berkaca-kaca. Dia benar-benar tengah hamil saat ini.

"Dokter, tidak mungkin... Ini pasti salah" Ucap Jaemin menggeleng.

"Kau sudah memeriksa sendiri hasilnya dan ini testpack dari urinemu" Sahut dokter itu lagi menyerahkan testpack yang dipegangnya.

Jaemin menerima testpack itu dan hasilnya menunjukkan dua garis.

Tadi, dokter meminta agar Jaemin menampung urinenya untuk diperiksa.

"Dokter, tapi aku sudah meminum obat pencegah kehamilan. Bagaimana mungkin aku hamil?"

Ucapan Jaemin sontak membuat sang dokter terkejut, tapi didetik berikutnya ia tersenyum seraya menggeleng.

"Jika janinnya ingin bertemu Papanya, kau tidak bisa berbuat apa-apa. Sekeras apapun kau mencoba menggugurkan dia, dia akan tetap ikut denganmu. Nyatanya, kau telah menghabiskan satu strip obat dan dia tetap bertahan" Jelas sang dokter.

PLAY DATE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang