33

11.2K 1.5K 143
                                    

Taeyong langsung berlari keluar kamar begitu mendengar kabar putranya telah kembali dari China. Bibir tipis Jeno mengulum senyum melihat wajah bahagia Bubunya.

“Bagaimana?” tanya Taeyong, dia mencengkram pundak kedua putranya.

“Bubu aku lelah, biarkan aku istirahat dulu” Jawab Jeno.

“Kenapa begitu? Gagal?” tanya Taeyong, ekor matanya mengikuti Jeno yang kini sudah mendudukan tubuhnya di sofa ruang tengah.

“Dia mau menikah denganku, Bubu” Jawab Jeno.

“Sungguh? Kau tidak berbohong?” tanya Taeyong dengan wajah berbinarnya. Jeno mengangguk sebagai jawaban. Dia tertawa melihat Bubunya memekik senang lalu berhambur memeluknya.

“Dia benar-benar mau menikah denganmu?” Tanya Taeyong masih tak percaya.

“Iya Bubu, bulan depan aku akan kembali ke China dan memohon restu Ayahnya. Setelahnya aku akan membawa dia ke sini dan menikahinya” Jelas Jeno, lagi-lagi dia dengar Bubunya berteriak girang.

“Kami sudah berkencan” Tambah Jeno.

“Sungguh? Kalian?”

Tak dapat Taeyong tutupi rona kebahagiaan di wajahnya, bibirnya melengkungkan senyum lebar mendengar berita baik yang dibawa putranya.

“Bubu dan Daddy harus ikut untuk melamar?” Tanya Taeyong.

“Nanti saja jika mereka sudah tiba di Korea. Kita akan melakukan lamaran secara resmi”

“Benar... Benar, Bubu sudah tidak sabar. Ayo mandi dan ganti baju, Bubu akan buatkan bulgogi kesukaanmu”

Jeno tertawa saat Taeyong mendorong tubuhnya untuk beranjak dan membersihkan diri. Sebahagia itu sang Papa setelah ia memberikan kabar baik. Jeno menurut saat Taeyong terus mendorong tubuhnya. Dia akhirnya beranjak untuk menuju kamarnya dan membersihkan diri.

Setelah membuka jam tangan dan meletakkannya diatas meja, Jeno termenung memikirkan Jaemin. Dia rogoh ponselnya disaku celana dan segera menghubungi Jaemin. Tak menunggu lama karena pria itu langsung mengangkatnya.

“Halo” Sapa Jaemin.

“Aku sudah sampai sayang” Ucap Jeno.

“Uhm baguslah. Lalu sekarang sedang apa?” Tanya Jaemin, dia tarik boneka kelinci dibalik tubuhnya dan memeluknya erat. Jeno terkekeh mendengar suara sayu Jaemin yang manja.

“Merindukanmu” Goda Jeno

“Ya, aku juga” Balas Jaemin, Jeno menaikkan kedua alisnya terkejut.

“Kita bahkan belum satu hari berpisah” Kekeh Jeno.

“Uhm, aku tidak tahu mau apa. Karena biasanya kita pergi bersama” Celetuk Jaemin

“Masih ada dua puluh sembilan hari” Sahut Jeno.

“Baiklah. Aku akan menunggu”

“Aku mengatakan pada Ayah” Tambah Jaemin

“Soal apa?”

“Aku akan menikah denganmu”

“Lalu?”

“Lalu temui Ayah dan minta restu” Rengek Jaemin sebal membuat Jeno kembali terkekeh.

“Baiklah, bulan depan saat aku datang, aku akan meminta restu pada kedua orang tuamu dan langsung membawamu ke Korea. Kita bisa menyiapkan pernikahan kita disini. Bubu juga sangat antusias tadi”

“Benarkah?” Tanya Jaemin dengan mata membulat lucu, dia dengar Jeno hanya mendehem sebagai jawaban.

“Baiklah, pergilah istirahat. Aku ingin keluar degan Renjun dan membeli camilan”

PLAY DATE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang