15

12.6K 1.5K 96
                                    

Jeno mengerutkan alisnya dengan jemari mengetuk meja kerjanya saat operator masih menyambungkan panggilannya dengan Jaemin. Dia menunggu kenapa Jaemin lama sekali mengangkat teleponnya.

Ini tak biasanya...
Apakah Jaemin benar-benar ingin menjauhinya?

Tapi Jeno terlalu beruntung karena akhirnya Jaemin menjawab panggilan itu setelah ia berperang dengan batinnya.

“Halo Jaemin...” Sapa Jeno

“Uhm, ada apa Jeno?” Tanya Jaemin dingin.

“Kau ada acara malam ini?”

“Tidak, kenapa?”

“Bubu mengundangmu untuk makan malam dirumah. Kau ingat kan ucapanku saat di Hawaii?”

“Uhm, tapi bagaimana ya? Aku sedang tidak mood untuk bepergian”

“Ah, Bubu pasti akan kecewa mendengarnya”

Jaemin mengulum senyum kecut mendengar jawaban Jeno. Dia berharap jika Jeno yang kecewa jika dia tak bisa memenuhi panggilan Bubu.

Tapi sejujurnya Jeno pun merasakannya.
Dia sudah berpura-pura agar memiliki kesempatan bertemu Jaemin, tapi pemuda itu justru menolak.
Namun Jeno terlalu Denial untuk mengatakannya.

“Baiklah, aku akan datang. Aku tak ingin membuat Bubu kecewa” Ucap Jaemin pada akhirnya membuat Jeno tanpa sadar mengulum senyum.

“Baiklah, akan ku jemput pukul tujuh” Ucap Jeno terdengar sangat bersemangat.

Jaemin tak lagi menanggapi, dia lantas memutus sambungan teleponnya dan meletakkan benda pipih itu diatas kasur. Setelah panggilan teleponnya terputus tiba-tiba saja dia ingin makan mie pedas.


°°Play Date°°


“Kau mau kemana?” Tanya Renjun melihat Jaemin turun dari lantai atas nampak sangat rapi malam ini.

“Ke rumah Jeno, Bubu mengundangku untuk acara makan malam dirumahnya” Jelas Jaemin.

“Ah baiklah” Jawab Renjun acuh, dia berjalan melewati Jaemin untuk kembali menonton tv tapi langkahnya kemudian terhenti tepat didepan saudara kembarnya.

“Wajahmu pucat sekali, kau sakit?” Tanya Renjun dengan alis bertaut panik.

“Uhm, aku sedikit tidak enak badan. Tapi aku sudah minum obat, jangan khawatir”

“Jangan pulang larut kalau begitu, sudah mau memasuki musim semi, udara malam bisa membuatmu sakit” Celoteh Renjun yang dibalas anggukan oleh Jaemin.

Telinga Jaemin menagkap suara bel, dia yakin itu pasti Jeno. Dengan lemah dia berjalan untuk membuka pintu.

Dan benar saja.
Jeno tersenyum menyambut Jaemin yang membukakan pintu untuknya sementara Jaemin hanya membalas dengan senyum tipis.

Ia tatap lekat wajah tampan Jeno.
Sebenarnya dia merindukan pria itu, suara beratnya, bagaimana perhatian dan sikap lembutnya.

“Ayo, Bubu sudah menunggu” Ajak Jeno.

Jaemin hanya mengangguk dengan senyum tipis, Jeno mengulurkan tangannya, seperti kebiasannya saat ia jalan dengan Jaemin, dia suka saat jemari mungil Jaemin menggenggam jemarinya.

Jaemin terdiam sesaat, dia lihat Jeno menaikkan satu alisnya hingga mau tak mau Jaemin menerima jemari besar Jeno dan menautkan jari-jarinya disana. Lalu keduanya menuju mobil Jeno yang terparkir didepan rumah Jaemin setelahnya mobil itu melaju menuju rumah orang tua Jeno.

Setelah menempuh perjalanan setengah jam, akhirnya mereka tiba dikediaman Jeno. Jaemin tersenyum saat maid membuka pintu dan langsung menyambutnya hangat sementara jari-jarinya masih bertaut dengan jemari besar Jeno.

PLAY DATE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang