29

13K 1.6K 169
                                    

Sunwoo masuk ke dalam ruangan Yuta dan melihat pria berambut gondrong itu tengah sibuk pada berkas ditangannya, pandangannya kemudian teralihkan pada Sunwoo dan dia lantas menutup kembali map berwarna merah itu.

Sunwoo membungkuk hormat lalu berdiri pada posisi siap.

“Bagaimana Jaemin?” tanya Yuta

“Baik, Tuan Besar. Dia lebih bahagia dari hari-hari biasanya” Jelas Sunwoo yang dibalas anggukan oleh Yuta.

“Tapi, saya takut jika Tuan Jaemin benar-benar jatuh cinta pada saya Tuan”

“Jangan khawatir, ini hanya sebentar. Aku harus memastikan dia benar-benar melupakan Jeno, memangnya kenapa? Kekasihmu cemburu?” Tanya Yuta diakhir kalimatnya membuat Sunwoo tersenyum dengan kepala menunduk malu.

“Itu juga tak akan lama, aku yakin pria itu akan segera datang dan menemui Jaemin” Tambahnya lalu melihat kalender diruangannya.

“Tapi, apakah ini tidak berlebihan Tuan?”

“Sebaiknya diam dan jangan ikut campur!” Dengus Yuta.

“Maaf jika saya mencampuri ini Tuan tapi saya sudah melihat Jaemin hari ke hari. Dari pada Tuan memikirkan cara memisahkan Jaemin dan Jeno? Kenapa tidak memikirkan cara membuatnya bahagia dengan pilihannya sendiri?”

“Tuan, Jaemin sudah dewasa, dia sudah bisa menentukan jalan dan kebahagiaannya sendiri. Menikah dengan Jeno adalah bentuk tanggung jawab atas kesalahannya Tuan” Tutur Sunwoo.

“Tidak ada yang bisa mengerti apa yang membuat Jaemin bahagia selain dirinya sendiri. Karena dia yang menjalani hidupnya. Hidup dalam kepura-puraan hanya menekan batinnya Tuan. Dia mungkin bisa bahagia didepan Tuan, didepan Saya. Tapi, kita tidak benar-benar tahu apa yang dia rasakan. Dia bukan anak sekolah dasar yang masih harus di atur, dipaksa menjalani apa yang tidak dia inginkan. Kita saja yang sudah dewasa suka memberontak” Jelas Pria itu lagi.

“Ah, tapi sepertinya saya mencampuri urusan keluarga Tuan terlalu jauh” Tambahnya seraya membuang pandangannya melihat rahang Yuta mengeras.

Yuta menarik nafas dalam dengan kepala bersandar pada sandaran kursi kerjanya. Matanya terpejam karena ucapan Sunwoo barusan. Sebenarnya, dia sudah sering berfikir apakah dia terlalu egois dan keras kepada Jaemin?

Sunwoo benar, mungkin selama ini Jaemin tak menginginkan ini semua. Mungkin dia ingin bersama Jeno.


////


“Ini surat mutasimu. Kau bisa mulai pindah Minggu depan” Tutur Yuta.

“Bagaimana dengan Jaemin, Tuan?”

“Jeno akan datang nanti malam. Mungkin aku, memang harus membiarkan Jaemin bahagia dengan pilihannya sendiri. Terima kasih membantu Jaemin beberapa hari ini” Tutur Yuta.

Sunwoo tersenyum lalu mengambil amplop putih diatas meja kerja Yuta. Pria itu membungkuk lalu berjalan keluar dari ruangan Yuta.


////


Winwin mengusap pundak Yuta saat melihat Jaemin terduduk diatas rumput dan menangis sejadi-jadinya. Yuta mengangguk lalu berjalan mendekati sang putra.

PLAY DATE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang