11

13.9K 1.8K 314
                                    

Jaemin baru saja turun dari lantai atas hendak menuju dapur, saat ia hendak membuka kulkas untuk mengambil camilan, dia dapati suara denting ponselnya pertanda ia menerima sebuah notifikasi.

Jaemin mengerutkan alisnya melihat notifikasi dimana ia baru saja mendapat sejumlah uang. Seingatnya, Ayahnya baru saja mengirimnya uang bulanan beberapa hari lalu dan kencan terakhirnya dengan Jeno juga sudah dibayar.

Lalu dari mana uang itu?

Tapi sepertinya Jaemin akan mendapatkan jawaban lewat panggilan masuk dari Jeno.

“Jaemin, kau sudah menerima uangnya?” Tanya Jeno.

“Uhm, tapi bukankah kencan kita terakhir kali juga sudah dibayar?”

“Pekerjaanku akan selesai sebentar lagi, aku ingin mengajakmu kerumahku dan memasak lagi. Bagaimana?” Tanya Jeno

“Ah, begitu ya. Baiklah. Aku akan keluar berbelanja kalau begitu”

“Baiklah, bertemu dirumahku”

Jaemin hanya mengiyakan ucapan Jeno lalu setelahnya sambungan telepon keduanya terputus. Jaemin menghembuskan nafas berat dan dengan malas dia kembali naik untuk mengganti baju.

°° Play Date°°


Jeno masuk ke dalam rumah kedua orang tuanya dan tak melihat siapapun. Hanya maid seperti hari-hari biasa yang berlalu lalang dirumah mewah mereka.

Dan selalu Haechan yang akan keluar menyambutnya.

“Mencari Bubu dan Daddy?” Tanya Haechan, Jeno hanya mendehem sebagai jawaban. Dia membuang pandangannya enggan beradu pandang dengan pria itu.

“Mereka keluar sejak siang, mungkin sebentar lagi akan kembali. Tunggulah disini” Ucap Haechan.

“Mau ku buatkan sesuatu?” Tawar Haechan.

“Ah tidak... Tidak... Aku akan langsung pulang”  Ucap Jeno, senyum diwajah Haechan pudar melihat pria itu berbalik. Tangannya dengan lancang menarik lengan Jeno.

Jeno sontak membulatkan matanya, irisnya mengedar melihat ke seisi rumah takut jika ada yang melihat lalu menimbulkan kesalahpahaman. Pria itu langsung meghempas tangan Haechan.

“Haechan, akan jadi salah paham jika ada yang melihat” Ucap Jeno

“Kenapa kau terus-terusan menjauhiku? Kita adalah keluarga sekarang”

“Hanya kau yang melihat hubungan kita sebagai keluarga. Tidak dengan aku”

“Lalu kau melihatku sebagai apa? Perasaanmu masih sama kan?”

Jeno membuang pandangannya saat melihat senyum Haechan.

“Berhenti mencoba menggodaku Haechan, kau melukai perasaan Mark Hyung. Dia sangat mencintaimu”

“Bagaimana aku bisa mencintai dia sesingkat itu, sementara ada 3 tahun kisah manis yang tak bisa ku lupakan”

“Pelankan suaramu, maid akan mendengar ini” Lirih Jeno.

“Jika ada seseorang yang aku benci, itu harusnya kau. Bukan justru kau yang membenci aku” Dengus Haechan.

“Haechan, sekarang berhenti membelenggu perasaan satu sama lain. Kau harus bahagia dengan Mark Hyung”

“Kenapa? Pemuda itu meracuni otakmu?”

“Bukan. Tolong jangan bawa Jaemin dalam urusan kita. Semua sudah selesai. Kau sudah bahagia dengan Mark Hyung maka akupun sedang mencoba bahagia dengan orang lain”

PLAY DATE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang