23

13K 1.6K 323
                                    

Jeno dengan tergesa berlari keluar dari rumah menuju garasi, namun saat tiba didepan rumah, ia justrus berpapasan dengan Haechan yang sontak membuat langkahnya terhenti.

“Jeno, mau kemana?” Tanya Haechan.

“Ke rumah Jaemin, aku harus menahan dia agar tak pergi ke China” Sahut Jeno membuat Haechan memutar bola matanya jengah.

“Jeno, dia bilang juga dia tak butuh tanggung jawabmu. Mark Hyung bilang Ayahnya saja keras kepala”

“Justru itu aku harus berusaha Haechan” Sahut Jeno lagi seraya melangkahkan kakinya, namun Haechan justru menahan lengannya.

“Kukira, hubungan kita sudah membaik setelah kita bercinta beberapa hari lalu” Ucap Haechan dengan mata berkaca-kaca.

“Maaf Haechan, aku hanya sedang kacau saat itu. Bagaimanapun, kau dan aku sudah tak bisa bersama. Aku menyesal pada Mark Hyung telah menjamah suami cantiknya” Tutur Jeno, setelahnya ia melepas tangan Haechan yang menahan lengannya lalu dengan cepat berlari menuju mobilnya di garasi.

Haechan hanya mendengus, dia berbalik melihat tubuh kekar Jeno yang sudah masuk kedalam garasi lalu tak lama mobil itu keluar dari gerbang rumah mereka.

Tak berselang lama setelah mobil melaju, hujan turun mengguyur jalanan sangat deras. Pria itu bahkan kesulitan mengendarai karena pengelihatan yang terhalang derasnya hujan.

Ddrtt.
Jeno tiba-tiba menginjak pedal rem merasakan sesuatu pada mobilnya, pria itu berdecak seraya memukul kemudi. Dengan kesal dia keluar dari mobil dan melihat ban mobil depan bocor.

Jeno kembali masuk kedalam mobilnya dengan pakaian hampir basah, dia mengacak surainya frustasi.

“Sial!!! Kenapa berantakan seperti ini” Umpat Jeno

Dia kemudian mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Daddynya, meminta agar siapapun datang untuk menderek mobilnya atau setidaknya bala bantuan agar dia bisa segera menemui Jaemin.

Lima belas menit Jeno menunggu dalam bosan, jari-jarinya terus mengetuk kemudi dan melihat hujan yang tak kunjung reda. Dia melihat waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Pada akhirnya Jeno memutuskan keluar dari mobil dan berlari menuju rumah Jaemin. Membiarkan mobilnya berada dipinggir jalan.


^°°^ Play Date ^°°^


Jaemin menoleh saat melihat Renjun datang dan langsung naik keatas ranjang, pemuda itu ikut bersandar pada kepala ranjang dan mulai memainkan ponselnya.

“Jaemin-ah” Panggil Renjun.

Yang dipanggil hanya mendehem dan tetap sibuk pada ponselnya.

“Aku tahu alasan Bubu mendadak bertingkah seperti itu pada kita dan aku benar soal ekspresi Bubu setelah melihat foto keluarga kita” Tutur Renjun.

“Memangnya ada apa?” Tanya Jaemin masih sibuk berkutat pada ponselnya.

“Bubu adalah adik kandung Ayah”

Jaemin sontak menghentikan kesibukannya pada benda pipih itu, dia langsung menoleh kearah saudara kembarnya dengan alis bertaut.

“Jangan bercanda Renjun” Dengus Jaemin.

“Sungguh, kami bertemu dengan Bubu tadi di cafe dan aku mengetahui semuanya. Kisah hidupmu sekarang, sama persis dengan Bubu. Ayah Jeno, dulu juga menghamili Bubu, itu sebabnya dia memilih pergi meninggalkan Ayah dan mendiang Kakek. Juga melepaskan marga kita” Jelas Renjun

Jaemin tak mengatakan apa-apa. Tapi pemuda itu langsung menyibak selimut yang membalut kakinya dan berjalan keluar dari kamar, Renjun hanya mengendikkan bahu lalu kembali sibuk pada ponselnya.

PLAY DATE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang