06

17K 2.1K 66
                                    

Guanlin yang tengah berdiri didepan cafe tampak membungkuk dengan senyum cerah pada setiap penggunjung yang keluar dari cafe. Setelah merasa cafe sepi, dia melongok kedalam dan mendapati Renjun tengah memberesi meja kasir.

Pria itu mengusap belakang tengkuknya dengan senyum malu. Sesekali masih melihat Renjun yang merapikan meja lalu pemuda itu melepas apron seraya beranjak ke belakang cafe.

Jemari besar Guanlin saling bertaut, bibirnya mengerucut saat ia menghembuskan nafas. Tak tahu kenapa rasanya segugup ini saat dia menunggu pemuda bertubuh mungil itu keluar dari cafe.

Renjun nampak mengenakan ranselnya seraya berjalan keluar. Alisnya bertaut bingung saat dia melihat Guanlin berdiri didepan cafe. Dia lantas menghampiri pria jangkung itu.

“Guanlin? Ada apa? Cafenya sudah mau tutup” Ucap Renjun

“Ah itu... ehmm” Jawabnya dengan kikuk, bola matanya bergerak gelisah. Dia tengah mencari-cari alasan untuk menjawab pertanyaan Renjun.

“Kau... kau pulang sendiri?” Tanya Guanlin, bibir tipis Renjun bergerak lucu dengan bola mata naik keatas nampak tengah berfikir.

“I-iya. Maksudku, sebenarnya aku menunggu saudara kembarku datang menjemput. Ada apa?”

“Mau ku antar?” Tawar Guanlin, kedua alis Renjun naik dengan mata membola lucu. Guanlin mengusap tangannya pada celana karena entah mengapa merasa gugup, melihat tingkah gemas Renjun dan juga menanti-nanti jawaban pemuda itu.

“Tap-tapi, tidak merepotkan?” Tanya Renjun

“Ehey, tentu saja tidak” Jawab Guanlin dengan wajah cerahnya, tangannya mengibas keudara.

“Baiklah, aku akan menghubungi Jaemin sebentar” Ucap Renjun seraya mengeluarkan ponselnya dari saku kemeja. Setelah dia mengirim pesan pada Jaemin, dia kembali memasukkan ponselnya.

“Sudah” Ucap Renjun.

“Ayo, mobilku ada di sebelah sana” Ajak Guanlin dengan senyum cerahnya.

Renjun tersenyum malu lantas berjalan mengikuti Guanlin menuju mobilnya yang terparkir dipinggir jalan didepan cafe. Setelah keduanya masuk? Mobil berwarna hitam itu melaju meninggalkan area cafe.


°°Play Date°°


“Kita mau kemana?” Tanya Jaemin saat keduanyaq berada didalam mobil, dia melihat kearah Jeno yang disampingnya nampak fokus menyetir.

“Kau suka kemana? Makan? Menonton?” Tanya Jeno

“Kemana saja, katamu bosan” Jawab Jaemin

“Ayo menonton saja”

Jaemin menganggukan kepalanya menyetujui ajakan Jeno. Keduanya kembali diam selama perjalanan menuju bioskop sampai akhirnya mobil memasuki halaman parkir.

Jaemin turun lebih dulu kemudian disusul Jeno. Pria itu lantas menghampiri Jaemin.

“Ayo” Ajak Jeno.

Jaemin berjalan dengan santai disamping Jeno diantara pengunjung lain. Irisnya bergerak mengedar menatap kebanyakan yang datang adalah pasangan kekasih, ada juga dua orang wanita yang Jaemin tak tahu mereka juga sahabat atau pasangan kekasih.

Jeno menoleh kearah Jaemin yang nampak sibuk memandangi pasangan disekitar mereka yang nampak saling menggenggam dan berbagi kemesraan, bibir tipis pria itu mengulum senyum tipis lalu ia bawa tangannya menggenggam jemari Jaemin.

Sang submissive tersentak hingga pundaknya bergerak naik. Dia lantas menoleh kearah Jeno yang nampak acuh lalu beralih menatap genggaman tangan keduanya dibawah. Meski ia tak paham apa maksud Jeno, tapi dia tetap memilih diam. Untuk sejenak dia merasa ada getaran dalam hatinya.

PLAY DATE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang