22

13.4K 1.6K 198
                                    

Jaemin keluar dari ruang dokter bersama Winwin, pria cantik itu tersenyum seraya mengusapi lengan Jaemin. Merasa puas setelah mendengar pemeriksaan dokter.

Disaat yang bersamaan, Yangyang tampak melangkah menuju kearah Jaemin yang berjalan memungginya. Pria itu menoleh kearah pintu disebelahnya berdiri dengan alis bertaut.

“Jaemin...” Panggil Yangyang.

Jaemin yang merasa namanya dipanggil lantas berbalik dan terkejut melihat Yangyang berdiri tak jauh darinya. Pemuda itu sontak menoleh kearah Papanya.

“Siapa?” tanya Winwin

“Jaket... Uhm pria yang jaketnya ku bawa hari itu Papa” Jelas Jaemin.

Pria itu tersenyum lalu melangkah menghampiri Jaemin dan Winwin. Yangyang nampak membungkuk hormat menyapa Papa Jaemin, dan submissive itu membalasnya dengan senyum.

“Ah...” Yangyang tak mampu melanjutkan kalimatnya karena dia juga tak tahu bagaimana bertanya pada Jaemin soal pemuda itu yang baru keluar dari ruang dokter kandungan.

Jaemin menoleh kearah Winwin dan sang papa hanya tersenyum seraya mengusap pundaknya.

Akhirnya keduanya memutuskan untuk berbincang pada sebuah cafe berhubung juga pria itu memiliki jam istirahat cukup panjang.

“Kenapa?” Tanya Yangyang tersenyum melihat Jaemin yang hanya menunduk.

“Kau sudah menikah?” Tanya Yangyang lagi.

“Pantas saja kau takut saat ku antar pulang. Suami mu tidak marah kan hari itu?” Tanya Yangyang kemudian mencoba melempar candaan.

Tapi Jaemin hanya menggeleng pelan sebagai jawaban membuat Yangyang mengerutkan alisnya bingung.

“Aku...”

“Ah sudah... Sudah, jangan dibicarakan” Sahut pria itu kemudian menarik dirinya yang bersandar pada kursi cafe.

“Maaf, aku tak seharusnya ingin tahu masalahmu” Tambahnya.

Melihat kemana arah perbincangan mereka dan bagaimana pemuda itu bereaksi, lalu saat dia datang hanya dengan Papanya. Yangyang rasa dia bisa menangkap semuanya.

“Tak apa” Balas Jaemin dengan senyum.

“Aku tak tahu jika kau bekerja dirumah sakit itu. Lain kali saat aku check up kandungan, akan ku bawa jaketmu sekalian” Tutur Jaemin.

“Ah tidak perlu” Kekeh Yangyang.

“Aku akan mengambilnya nanti, sekalian mengantarmu kalau kau tak keberatan” Tambahnya.

“Kau dokter...?”

“Aku dokter bedah” Sahut Yangyang lembut membuat Jaemin menganggukan kepalanya lucu.

“Berapa Minggu usia kandunganmu, jika aku boleh tahu?”

“Memasuki usia dua belas Minggu” Jawab Jaemin.

“Kau pasti kesulitan menjalani semua ini, aku tak salah jika mengira kau ingin bunuh diri hari itu. Karena kau kelihatan sangat sedih” Monolog Yangyang.

Hanya pembicaraan yang sederhana tapi mampu membuat Jaemin mengulum senyum, terlebih melihat bagaimana pria itu bicara tanpa menatapnya dengan kepala mengangguk-angguk seolah tengah bergumam.

Disaat tengah asik berbincang, Jeno masuk kedalam cafe bersama Guanlin tengah asik bercerita sampai manik matanya menangkap Jaemin duduk disana bersama seorang pria dengan rambut blonde.

Guanlin yang melihat itu sontak terkejut dengan mata membulat lucu, dia kemudian menatap Jeno dan Jaemin bergantian.

Dibawah sana, jemari Jeno sudah mengepal erat. Tak tahu apa yang membuat dia begitu marah melihat senyum Jaemin terpancar untuk orang lain.

PLAY DATE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang