08 🔞🔞🔞

29.7K 2.1K 104
                                    

Jaemin masuk kedalam rumah Jeno membawa paperbag berisi bahan makanan, disampingnya ada Jeno.

Irisnya mengedar menatap rumah Jeno, padahal dia hanya tinggal sendiri tapi dia menempati hunian yang cukup mewah.

“Dapurku ada disana. Kau bisa memasak, aku akan mandi” Ucap Jeno, Jaemin menoleh karena terkejut ditengah ia sedang melihat-lihar isi rumah Jeno.

“Baiklah” Jawab Jaemin diiringi anggukan.

Matanya menatap lurus kearah telunjuk Jeno dan melihat dapur disana. Dia lantas berjalan menuju dapur sementara Jeno naik ke lantai atas untuk membersihkan diri.

Jaemin meletakkan paperbag berisi belanjaan keatas meja dan mengeluarkan isinya satu persatu.

Pemuda itu nampak telaten saat ia mulai memotong bawang, daging dan berbagai macam bahan masakan.

Jeno turun dari lantai atas mengenakan kaos berbahan wolfis lengan panjang dibalut celana kain. Dia melihat kearah dapur ada Jaemin yang tengah sibuk berjalan hilir mudik. Dia hirup wanginya aroma masakan Jaemin, lantas kakinya melangkah menghampiri pemuda itu.

“Jaemin aku ingin kopi” Ucap Jeno, dia mendudukan tubuhnya pada meja makan. Jaemin hanya menjawab sekenanya sementara ia sibuk pada tugasnya.

Jeno duduk dengan melipat satu tangannya diatas meja sementara tangan lain sibuk memainkan ponselnya. Sesekali dia menoleh kearah Jaemin.

Bibirnya mengelum senyum saat Jaemin datang dan menyodorkan secangkir kopi. Jaemin membalas senyumnya dengan manis lalu kembali sibuk berhadapan dengan kompor.

Jeno menyeruput kopinya seraya melihat punggung Jaemin didepannya. Ada perasan geli diarea dadanya seolah ada yang menggelitik saat dia memikirkan sesuatu.

“Jaemin...” Panggil Jeno

Yang dipanggil hanya menoleh sekilas.

“Kita terlihat seperti pasangan suami kalau begini” Goda Jeno, Jaemin sontak menghentikan pekerjaannya yang tengah memasak. Dia berbalik menatap Jeno dengan kedua alis naik.

“Bukankah aku terlihat seperti pembantumu?” Tanya Jaemin membuat Jeno berdecak seraya membuang pandangannya.

Jeno hanya diam setelahnya dan memperhatikan Jaemin yang berjalan hilir mudik didepannya.

Ada getaran yang lagi-lagi menyentuh hatinya, dia tatap lekat wajah Jaemin yang nampak serius itu. Sangat cantik – pikir Jeno. Belum lagi dengan sifatnya yang seperti ke-ibuan.

Dia nampak telaten dengan segala pekerjaan rumah. Melihat bagaimana Jaemin merapikan kembali peralatan dapur yang kotor selepas ia gunakan memasak. Sosoknya benar-benar hangat.

“Sudah selesai” Ucap Jaemin tersenyum. Dia melepas apron yang sejak tadi ia kenakan dan meletakkannya di dekat kompor lalu berjalan menghampiri Jeno.

Pria itu tertegun melihat bagaimana Jaemin nampak sangat ramping dengan kemeja putih dan ripped jeans yang ia kenakan. Bagaimana mungkin pria itu nampak sangat cantik bukan hanya wajahnya tapi juga tubuhnya.

Jeno melihat beberapa macam menu masakan sudah terhidang diatas meja. Dia mulai meraih sumpit dan mencicipi hasil masakan Jaemin.

“Uhm, ini enak” Pekik Jeno

“Kau pintar memasak juga” Puji Jeno dengan kepala mengangguk-angguk, dia menyumpit satu potong daging diatas piring dan menyantapnya dengan lahap.

“Tentu saja. Aku bahkan lebih pintar memasak dari pada Renjun” Pujinya, dia mendudukkan tubuhnya didepan Jeno dan ikut menikmati makan malam mereka.

PLAY DATE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang