"AARGH!!" seru Leela yang tentu saja membuat Rea terjingkat.
"Kenapa Lee?!" tanya Rea panik. Dan ikut melihat ke dalam apartemennya.
Hingga wanita itu menemukan kondisi apartemen miliknya yang penuh asap. Benar benar penuh hingga mereka sama sekali tidak bisa melihat dengan jarak pandang lebih dari 2 meter.
"Kita harus melapor ke petugas keamanan, Rea!" ujar Leela panik namun berusaha untuk bersikap rasional. Harusnya ada alarm yang berbunyi kalau sampai sebanyak ini.
Karena keamanan yang digunakan di apartemen ini tentunya tidak main main. Tapi dengan mengepulnya asal seperti sekarang ini tentu mengindikasikan kalau alarm kebakaran yang terpasang di unit Rea sedang tidak berfungsi.
"Tunggu Lee! Ada alat pemadam api di dalam. Kita harus berusaha untuk memadamkannya terlebih dahulu!" ujar Rea keras kepala.
Sontak saja Leela menggelengkan kepalanya keras keras. Sama sekali tidak setuju dengan ide gila Rea. Yang benar saja, asap di dalam sana sedang penuh dan tidak menyisakan jarak pandang normal, tapi Rea malah ingin masuk, "Sekarang bukan waktunya untuk mengikuti kekeraskepalaanmu, Rea!"
Rea diam sejenak. Menatap Leela dengan wajah dan ekspresi yang tidak terbaca. Sebelum akhirnya gadis itu menganggukan kepalanya.
"Oke kau panggil petugas keamanan, aku akan berusaha mencari sumber apinya," ujar Rea yang kemudian tanpa pikir panjang langsung masuk ke dalam unit apartemennya.
"REA!" jerit Leela yang dibuat semakin panik karena tubuh kecil modelnya itu seketika menghilang diantara kepulan asap tebal yang menyelimuti apartemen mereka.
Tapi Rea sama sekali tidak memiliki niatan untuk membalas ucapan Leela. Gadis keras kepala itu terus melangkahkan kakinya memasuki apartemennya dengan instingnya. Berusaha mencari asal dari asap tebal yang keluar ini.
Sedangkan Leela tentu saja tidak memiliki pilihan lain selain segera menuju ke lift dan berusaha bergerak secepat mungkin karena walaupun sudah keluar dari apartemen Rea, alarm kebakaran yang seharusnya berbunyi ketika mendeteksi asap sama sekali tidak menunjukkan perubahan.
Lain dengan Rea yang seakan dibuat tersiksa. Ia sudah sampai di dapur apartemennya dan sama sekali tidak menemukan sumber asap ini. Dan sekarang ia seakan terperangkap karena dirinya yang tidak bisa kemana-mana. Asap di sekelilingnya terlalu tebal hingga membuat gadis itu tidak bisa melihat dengan jelas.
Semua terasa sangat mencekam dan samar untuk Rea, hingga gadis itu akhirnya menyadari sesuatu.
"Sial, ini jebakan! Tidak ada sumber api yang menjadi sebab semua asap ini!" desis Rea ketika menyadari dirinya sedang berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.
Gadis itu bergegas memiliki keinginan untuk segera keluar, namun, "Uhuk!" Rea terbatuk ketika asap ini seakan akan semakin memenuhi ruangan dan membuat jarak pandang yang tadinya sudah pendek menjadi semakin terbatas.
"Astaga, jangan dulu," bisik Rea yang berusaha keluar dari apartemennya dengan sempoyongan.
Ia merasakan ada yang aneh dengan asap itu. Sepertinya itu bukan asap yang berasal dari sesuatu hal yang terbakar.
Tapi naas, karena telat menyadari dan posisi dirinya yang memang sudah terlalu lama menghirup asap di dalam sini membuat semuanya menjadi semakin buruk.
BRUKK!
○○○○○
Leela menunggu di dalam lift yang sedang berjalan dengan gusar. Ia benar benar tidak bisa tenang ketika pemikirannya kembali kepada Rea yang dengan nekadnya masuk ke dalam apartemennya.
Tingg...
Segera ketika pintu lift itu akhirnya terbuka, secepat itu pula Leela melesat keluar untuk menuju ke bagian keamanan gedung ini. Walaupun pemikirannya sedang tidak fokus karena kekhawatiran terhadap Rea yang nekat masuk ke dalam unit apartemennya, namun Leela tetap berusaha untuk menjalankan tujuannya hingga turun ke lobby gedung ini.
"Security!" Leela berseru ketika ia bahkan hanya berjarak kurang dari 5 meter saja dari security gedung itu. Tak lupa dengan wajah cemas dan khawatir yang tercetak jelas di wajahnya.
Seruan itu tentu saja terdengar jelas, dan menggema di lobby itu hingga membuat atensi semua orang yang ada di lobby gedung ini tertuju pada Leela. Menatap bingung kepada wanita yang kini sedang berlari panik mendekati security.
"Aku butuh bantuan segera! Unit penthouse kami mengeluarkan asap yang sangat pekat. Namun alarm kebakaran di lantai itu tidak berfungsi. Kau harus segera mengikuti aku sebelum ada masalah!" Leela berujar cepat dipenuhi kepanikan dan membuat security itu menautkan alisnya.
"Maafkan saya, Nona. Tapi apabila ada asap yang terdeteksi tentu akan membuat alarm kebakaran gedung ini seketika berbunyi. Dan sejauh ini sama sekali tidak ada bunyi yang dihasilkan dari alarm kebakaran yang terpasang," Security itu memang menjalankan tugasnya dengan benar.
Tidak lupa memberikan alasan yang sebenarnya juga benar. Karena memang semua lantai dan juga unit yang ada di gedung ini memiliki alarm kebakaran masing-masing. Sehingga sangat tidak mungkin ketika ada asap pekat seperti yang dikatakan Leela, malah tidak menimbulkan reaksi apapun dari alarm yang ada.
Lain dengan Leela yang mengumpat mendengar jawaban dari security itu, "For Fucking God Sake! If it's a real fire, as it produced that much smoke, don't you think it'll burn this fucking building?!" Leela tidak lagi menahan diri untuk mengumpati security ini yang tidak mengerti dengan keadaan darurat yang tengah dialaminya.
Terbukti setelah umpatan dan makian yang dikeluarkan Leela membuat ekspresi wajah security itu berubah, namun masih terlihat jelas seberapa besar keraguan yang dimiliki oleh pria bertubuh kekar itu.
"Listen! Aku tidak peduli apakah asap ini hanyalah bohong ataupun betul sekalipun! Tapi tugasmu sebagai security di sini adalah memastikan keamanan dan kenyamanan serta mengatasi keluhan yang berkaitan dengan keamanan setiap orang yang menghuni gedung ini. Come to my unit, or you'll lose your job. With zero chances for you to find a new one!"
Ancaman kedua yang diberikan Leela sepertinya cukup membuat pria itu merasa terpojokkan hingga akhirnya ia beranjak dari posisinya, "Tunjukkan lantai anda, Nona. Anda yang memimpin!"
Leela yang sudah sangat kesal dan kehilangan kesabarannya akhirnya melangkah dengan raut dingin dan emosi yang sama sekali tidak berusaha ditutupi.
Pun dengan security itu yang hanya bisa mengikuti jejak Leela bersama dengan tiga rekannya yang lain.
○○○○○
WKWKWK, HALOOO EVERYBODYYYY!
UPDATE KALI INI SEBENERNYA AGAK GAK NIAT KARENA AKU BELUM NULIS APAPUN DAN INI ADALAH SATU SATUNYA SISA DRAFT DARI TERAKHIR KALI AKU MENYENTUH SEMUA TULISANKU BULAN AGUSTUS WKWKWK.
TOLONG SEMUANYA. JANGAN TEROR SAYA😭😭😭
JUJUR SEMESTER 5 INI BENER BENER MENCEKIK DAN MELELAHKAN JIWA RAGA PIKIRAN AKU HIKS🥲🥲 DIHARAPKAN PENGERTIANNYA YA SEMUANYA. KALAU UDAH MASUK BULAN LIBURAN PASTI BAKALAN UPDATE KOKK. ATAU SEENGGAKNYA NULIS LAH YA WKWKWK.
TAPI TOLONG, INI AKU ITU BAIK DENGAN MEMBUAT KALIAN BELAJAR ARTI KESABARAN EAKKK. TOLONG DIMENGERTI😭😭🤍
MAKASIH JUGA BARANGKALI MASIH ADA PEMBACA SETIA YANG BACA WAKTU LIHAT NOTIF INI. I LOVE U GUYS SO SO SO SO SO MUCH🤍🤍🤍 POKOKNYA DIBACA AJA DAH!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Supermodel
Romance"Kau itu milikku!!" desis seorang pria menatap geram gadis mungil dihadapannya ini. Gadis itu mengerutkan dahinya bingung. Dengan memiringkan kepalanya, dengan polos gadis itu bertanya pada pria didepannya itu. "Aku kan belum menikah, bagaimana bisa...