2.

2.6K 171 2
                                    

🐥🐥🐥🐥









"KALO GUE NGOMONG, LIAT MATA GUE ANJING!"

Zora gemetaran, ia takut. Sangat takut,

"BUDEK LO? GUE BILANG LIAT MATA GUE, BUKAN NUNDUK!"

Perlahan-lahan Zora mengangkat kepalanya, menatap takut mata cewek yang sedang membully nya di belakang gedung sekolah.

Cewek itu tersenyum, lalu mendorong Zora membuat Zora terhuyung ke belakang, Zora merasakan punggung nya nyeri karena terbentur tembok.

"Siapa yang ajarin lo jadi ganjen?"

Zora masih terdiam, sungguh ia sangat ketakutan.

"Parah Dil, masa lo ngomong di diemin tuh sama sih cupu." Kompor dayang nya sih pembully.

"Iya anjir, kurang ajar. Songong, tampar aja udah Dila." Sahut sih satu nya.

Cewek itu semakin menatap Zora geram dan emosi, lalu menarik rambut Zora dengan kencang, membuat Zora meringis dan menangis.

"Hiks..."

"Gue bukannya udah peringatin lo? Jauhin Gavin, atau lo mati sama gue. Lo nantangin gue ya, hm?"

Zora masih membisu.

"ANJING, NANTANGIN GUE BANGET LO YA. RASAIN NIH."

Plakk

Plakk

Bughh

"Ah...sakitt...hikss"

"Sakit lo bilang? Lebih sakit gue lihat lo berduan sama Gavin! Gak usah ganjen lo jadi cewek bangsat." Balas cewek itu.

Cewek itu menginjak kaki Zora kencang, membuat Zora jatuh ke aspal. Sungguh sangat sakit, sepatu yang di pake cewek itu bukan lah sepatu murahan.

KREKK

Cewek itu, serta antek-antekannya tertawa setelah menginjak tangan Zora.

"Gimana masih mau ngelawan? Awas kalo lo ngadu tentang kejadin ini, abis lo sama gue!" Ancam cewek bernama Dila itu, lalu pergi bersama antek-antekannya.

Zora menangis, menatap tangannya yang susah di geraki.

"Za...hiks...sakitt Za...hiks"








"Aw anjing bangsat ngentod, lo buta?" Marah Zara, karena ada kuah bakso yang tumpah di seragam nya. Perempuan yang menabrak Zara itu menundukan kepalanya takut.

"Ma—maaf, aku— gak sengaja."

"Pergi lo anjing dari penglihatan gue, lo kira seragam murah tai, cabut gue bilang." Usir Zara, sebelum perempuan itu terkena amukan cinta Zara.

"Ma—maaf, aku— permisi." Perempuan itu berlalu begitu saja. Zara menatap seragam nya yang penuh dengan noda kuah bakso.

"Ngapain lo semua liatin? Mau gue tampar lo satu-satu?" Tanya Zara melihat sekeliling kantin menatap nya. Tak ada sedetik, semuanya langsung kembali fokos dengan kegiatannya masing-masing.

"Lo kenapa sih, Zar? Akhir-akhir ini emosi lo meluap banget, gue makin yakin lo lagi ada masalah." Ucap Rima disebelahnya.

"Gue emang gini, emosian." Sahut Zara berjalan menuju ibu kantin.

Rima menghela nafas.

Zara memegang dadanya, "Sialan nih jantung, gak berhenti-henti." Gumam Zara.

Rima dan Zara membawa nampan masing-masing, dan duduk di meja yang kosong.

ZARA & ZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang