🐥🐥🐥🐥
"ASSALLAMMUALAIKUM!" Teriak Rima.
"Walaikumsalam, ngapain Rim kerumah?" Tanya Zara sambil turun ke bawah.
"Jemput Zora lah."
"Hah? Jemput? Ra, gak berangkat sama Fero-"
"Gak, aku lagi ada masalah dikit sama dia." Potong Zora.
Zara mengangguk mengerti.
"Rim-"
"Ayo, Rim kita berangkat. Keburu Gavin jemput Zara." Ajak Zora, diangguki Rima. Mereka berjalan keluar rumah meninggalkan Zara sendiri dengan muka terkejut.
"Mereka pergi gitu aja? Setelah motong ucapan gue?" Gumam Zara terkekeh tidak percaya.
Zara keluar rumah, tepat Rima dan Zora sudah pergi dari kawasan rumah dengan motor yang di bawa oleh Rima.
"Rima bawa motor? Sejak kapan?" Gumam Zara.
Zara memegang dada nya yang sesak, hati nya sakit.
"Kemarin bukannya gue udah minta maaf?" Lirih Zara, kenapa ia merasa dimusuhi sekarang? Apa salahnya?
Dikepalanya begitu banyak pertanyaan, yang entah sampai akan terjawab atau mungkin selamanya tidak akan ada jawaban dibalik semua pertanyaannya.
TINN TINN
Zara yakin itu klakson mobil Gavin, Zara buru-buru keluar rumah, dan benar saja itu Gavin.
Zara membuka pintu mobil, dan duduk.
"Pagi Zora." Sapa Gavin hangat, seperti biasanya.
Gavin mengernyit bingung, melihat Zora tidak membalas sapaannya, bahkan perempuan cantik itu lagi-lagi sedang melamun.
Gavin memutuskan menyalankan mesin mobil, dan pergi dari kawasan komplek.
Suasana hening.
Dan,
Gavin tak suka ini, mana Zora yang bawel? Yang selalu menceritakan hal-hal kecil kepadanya?
Gavin suka Zora yang sekarang, yang sudah mau berubah dengannya, tapi belakangan ini Zora kembali seperti dulu, sedikit dingin kepadanya, bahkan pesan nya hanya di baca, biasanya akan di balas dengan canda tawa. Sampai-sampai mereka harus begadang, demi saling menukar pesan.
"Ada masalah atau... Aku ada salah?" Tanya Gavin hati-hati, ia paham ini masih pagi, dan tidak ingin membuat perempuan cantik kesayangannya tambah tidak mood.
Zara menghela nafas, tidak seharusnya ia bersikap seperti ini pada Gavin, ia tidak salah. Tapi, Zara bimbang.
"Maaf." Sahut Zara pelan.
Gavin menengok ke Zara sekilas, karena harus fokos menyetir.
"Untuk?"
"Untuk semuanya." Jawab Zara.
"Aku gak ngerti, dan kamu gak ada salah sama aku, stop bertingkah kamu punya salah besar sama aku, aku ngerasa kita lagi baik-baik aja, bahkan tuh sangat sangat baik-baik aja."
Zara membuang muka, menatap jendela mobil, perasaanya bercampur aduk, antara bimbang dan... Sayang
"Hey, kapan mau terbuka? Mau berapa bulan, tahun aku nunggu supaya kamu mau terbuka sama aku?" Tanya Gavin, berusaha memahami keadaan Zora.
"Vin, please jangan bikin makin berat, kalo aku suruh kamu nunggu 1 tahun, bakal nunggu juga?" Tanya Zara sedikit kesal.
"Why not? Kamu lupa berapa tahun aku nungguin kamu, supaya mau berinteraksi sama aku? Tiga tahun Ra, dan kamu tau itu bukan waktu yang singkat, setahun bukan apa-apa untuk aku." Jawab Gavin begitu terdengar menyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARA & ZORA
Teen Fiction"SEKALI LAGI GUE TANYA, SIAPA YANG BUAT LO LUKA-LUKA, ZORA?!" "JAWAB ANJING! DENGAR, GUE GAK AKAN BIARIN ORANG ITU HIDUP SETELAH APA YANG DIA BUAT SAMA LO! GAK AKAN RA." Perempuan itu menangis sesegukan, selain sakit karena luka nya, ia pun ketaku...