26.

801 60 1
                                    
















🐥🐥🐥🐥














"Makasi ya, Ro." Ucap Zara, setelah itu turun dari mobil Fero, berjalan gontai masuk ke dalam rumah.

"Cewek penipu!"

Langkah Zara terhenti di ruang tamu, melihat ada Gavin, Rima, dan Zavan.

Gavin mengkode ke Rima, untuk menggantikan pelukan Zora, lelaki itu memang sedang memeluk Zora yang sedang masih menangis, Zara tidak tega melihat nya, mata Zora membengkak karena nya.

Gavin berdiri di hadapan Zara dengan tatapan kecewa, marah, tajam, semuanya.

Zara tidak tahu harus bagaimana lagi, ia sudah pasrah, ia pun kecewa dengan dirinya sendiri.

"CEWEK PENIPU!" Bentak Gavin, membuat Zara memejamkan matanya terkejut.

"Bego nya gue gak sadar kalo lo itu bukan Zora! Lo itu terlalu kasar untuk jadi Zora! Lo itu terlalu toxic untuk jadi Zora! Lo itu terlalu munafik untuk jadi Zora! LO BERBANDING JAUH DENGAN ZORA MILIK GUE! Gak malu lo ngaku-ngaku, hah? GAK MALU?!" Maki Gavin.

Zara menatap Gavin dalam, ia tahu ini salah nya, ia paham, tapi apa pantas laki-laki itu menghina dan membandingkannya?

"Lo itu laki! Harusnya lo punya rasa malu, dan cowok yang punya rasa malu gak akan ngerendahin perempuan LAIN!" Balas Zara, ia tidak akan tinggal diam jika harga diri nya di injak-injak.

"Tapi lo pantas dapat itu, kan? Lo pantas dapat makian dari gue, Zara."

Untuk pertama kalinya, Gavin menyebut nama asli nya.

"Gue tahu gue salah, GUE TAHU! Tapi please jangan bandingin gue, gue manusia Vin, gue bisa merasakan rasa sakit, walaupun gue jahat, gila, toxic, kasar. GUE PUNYA HATI ANJING!" Sentak Zara, membuat suasana hening.

Zara menghadap ke Zora yang sedang menangis ke dipelukan Rima, semua mata menatap nya.

Zara menunjuk dirinya sendiri dengan gemetar, dengan mata berkaca-kaca.

"Gue juga terpukul, Ra. Bukan cuman elo, gue juga sakit Ra, bukan cuman lo, demi Tuhan rasanya sakitt bangett, semua yang lo rasain saat ini pun dapat gue rasain juga." Lirih Zara.

Zora melepas pelukan itu, berdiri dihadapan Zara.

"TAPI KAMU PENYEBAB PAPAH MENINGGAL!" Teriak Zora.

Zara menundukan kepalanya, bahu nya bergemetar, dan sampai saat ini ia tidak pernah kuat jika harus mengatakan ia berantem karena membela keadilannya. Perempuan rapuh ini akan menyalahkan dirinya sendiri, dan itu akan membuat Zara semakin sakit.

"KENAPA KAMU DIAM, ZA?! KENAPA?"

"Iya, ini salah gue." Lirih Zara.

Plak!

Kepala Zara menepis ke kanan, saat Zora menampar pipi nya, rasanya sakit sekali, sangat sakit.

"AKU BENCI KAMU! KAMU PEMBUNUH, KAMU PENJAHAT!" Teriak Zora menangis histeris, Rima kembali memeluk Zora erat.

Mata Zara tatap-tatapan dengan mata Rima, perempuan itu menatap nya tajam.

Rim, gue juga butuh pelukan

"Gue gak akan mau kenal sama lo lagi, Za!" Ucap Rima, lalu fokos memeluk Zora.

Zara menengok, menatap mata Zavan.

Tapi laki-laki itu malah membuang muka.

Zara mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, menghapus air matanya.

ZARA & ZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang