8.

1.3K 123 2
                                    









🐥🐥🐥










"ZORA!" Panggil Gavin, Zora mempercepat langkah nya, dikit lagi ia akan sampai di kamar mandi. Tapi sangat disayangkan, tangannya tertangkap oleh Gavin.

"Lo kenapa, sih?"

Zora langsung menunduk. Apa yang ia harus lakukan sekarang, bagaimana ada yang melihat dan mengadu pada Dila serta antek-antek nya.

"Aku— aku—."

"Sumpah lo kenapa jadi beda gini kalo di sekolah? Gue heran, gue ada salah ya?" Tanya Gavin.

Zora menggelengkan kepalanya, menyakinkan Gavin kalo dia tidak punya salah apa-apa, dan apa yang diomongin Gavin, Zora sama sekali tidak mengerti.

"Ra, jangan nunduk. Gue gak akan makan lo, atau ngapain-ngapain lo." Ucap Gavin, mengangat dagu Zora agar bisa menatap nya.

"Vin, please jauhin aku." Lirih Zora.

"Kenapa? Ngomong dong Ra kalo gue ada salah, jangan gini."

"Please, aku benar-benar mohon untuk ini. Jauhin aku."

"Ya jawab dulu, gue ada salah?"

"FERO" Panggil Zora, Fero langsung melangkah ke arah mereka.

"Kenapa, Ra?" Tanya Fero, terkejut saat Zora menggenggam tangannya.

"Vin, aku sama Fero lagi berusaha untuk menjalin hubungan lebih, jangan ganggu aku, tolong bantu aku jaga perasaan Fero." Ucap Zora, ia berharap Gavin dapat mengerti, dan pergi menjauhinya.

Gavin menatap Zora sendu, mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, tersenyum miris melihat tangan Zora yang sedang mengenggam erat tangan Fero.

"Kenapa ya, Ra? Kenapa aku ngerasa kamu lagi bohong tentang ini, aku merasa gak percaya." Gumam Gavin.

"Kalo emang kamu gak percaya, kamu bisa nanya langsung dengan Fero." Sahut Zora.

Gavin menatap Fero, meminta kejujuran laki-laki ini, oh ayolah jika ingin dibandingi, Fero sangat kalah jauh dengan Gavin. Gavin memiliki segala nya, sedangkan Fero? Hanyalah laki-laki biasa.

"Jangan ganggu Zora, gue sayang Zora. Dan gue lagi berusaha untuk serius dengan Zora." Ucap Fero, membuat Gavin patah hati.

Gavin mengangguk-angukan kepalanya.

"Oke, gue permisi dulu. Tapi Ra, gue gak nyerah untuk dapatin lo, apalagi cuman karena— dia" Ucap Gavin, menatap remeh Fero. Lalu berjalan meninggalkan mereka berdua dengan hati yang sakit, seperti tertusuk oleh ribuan jarum.

"Hey, gak papa." Ucap Fero, mengelus rambut Zora, menenangkan gadis kecil ini.

"Aku boleh nangis, gak?" Tanya Zora, menatap Fero dengan mata berkaca-kaca.

Fero tersenyum tipis, kenapa menjadi terlihat menggemaskan.

"Boleh, sini." Fero merentangkan tangannya, Zora langsung memeluk Fero, dan menangis kecil. Fero mengelus rambut Zora.

"Its okay." Gumam Fero.

"Ada gue, Ra. Jangan takut, apapun itu lo bisa cerita sama gue." Ucap Fero.

"Aku capek..."

"Capek kenapa, hm?" Tanya Fero.

"Aku punya saudara kembar......."

🐥🐥🐥

Zara turun dari motor, melihat bingung ada motor asing yang terparkir di halaman rumah nya. Menatap heran, tumben sekali pintu rumah nya terbuka lebar, ada apa?

ZARA & ZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang