34.

617 44 11
                                    






🐥🐥🐥🐥






"Saat ini yang hanya bisa kita lakukan berpasrah diri kepada Tuhan, doa kan saja."

tes

"Maaf, maaf untuk semuanya, gue sejahat itu sama lo ternyata." Rima menangis sesegukan, mengingat ucapan dokter yang menangani sahabat nya.

"Rim...gimana?" Tanya Zavan dengan suara tercekat, keringatnya sudah bercucuran karena ia berlari-larian seperti dikejar setan.

Rima menggeleng sambil menangis sesegukan.

"KENAPA? JAWAB RIM?!"

"Koma..." Lirih Rima.

Zavan menganga tidak percaya, jantung nya berdetak lebih cepat, nafas nya memburu, ada rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuh nya.

"Ya Tuhan..." Gumam Zavan dengan mata berkaca-kaca.

"Zara—"

"SINI LO IKUT GUE BRENGSEK!" Bentak Gavin hadir, dan langsung membentak Zora.

"Sakit." Rintih Zora, karena tangannya di genggam kuat oleh Gavin.

"GUE GAK PEDULI! LO MAKIN KESINI MAKIN GAK TAU DIRI! LO PUNYA OTAK GAK SIH?!" Teriak Gavin, emosi nya memuncak begitu saja.

"Hiks...Rim—"

Ucapan Zora terhenti, saat melihat Rima memilih membuang muka tak peduli.

Zora semakin merintih kesakitan dan menangis sesegukan.

"Zara?" Tanya Fero hadir dengan nafas ngos-ngosan.

"Koma." Lirih Zavan.

Fero mengusap wajah nya frustasi, matanya berkaca-kaca, ada rasa sakit di dalam hati nya.

"Lo— sekarang Lo liat, gara-gara Lo sekarang Zara KOMA BRENGSEK!" Sentak Gavin.

"Ro...sakit— tolong." Gumam Zora.

"Gue gak peduli, seterah Lo Vin mau lakuin apapun ke dia, sekarang gue benar-benar gak peduli." Sahut Fero.

"Andai lo cowok, udah gue jotos lo sampek mampus!" Ucap Gavin.

"Nih disini lo punya otak, kan? DIPAKE BUAT LO MIKIR! KALO LO ITU UDAH KETERLALUAN, JAHAT, DAN BRENGSEK!" Sentak Gavin, sambil menunjuk ke arah otak Zora.

"Lo harus nya mikir, di dunia ini lo cuma punya Zara! Gak punya papah gak punya bunda, sekarang lo mau bunuh saudara kembar Lo sendiri? Sinting ya?"

"AKU GAK PERNAH KEPIKIRAN MAU BUNUH ZARA, GAVIN!" Teriak Zora bergemetar.

"Gue kecewa sama lo, Ra." Sahut Rima.

"Setelah gue liat video itu dari Gavin, gue benar-benar kecewa dan ngerasa bersalah sama Zara, kenapa lo gak ngomong sama gue setelah lo tau kalo Zara berantem di sekolah karena membela keadilan buat diri lo sendiri, Azora." Lanjut Rima.

"Aku gak tau harus bersikap apa ke Zara, aku benar-benar malu."

"Oh iya? Terus kenapa lo bersikap seolah-olah Zara yang bikin papah Lo meninggal?!" Teriak Rima.

Zora terdiam.

"Lo belum paham juga maksud dia itu apa, Rim?" Tanya Gavin.

Zora menangis sesegukan, mengangkat kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.

Menarik tangannya dari genggaman Gavin, dan menatap mata Gavin tajam.

"Kenapa? Lo mau apa kalo gue kasih tau alasannya? LO TAU APA YANG GUE ALAMI SELAMA INI? GAK TAU'KAN? JADI LO BERHAK DIEM, LO SEMUA BERHAK DIEM!" Bentak Zora.

ZARA & ZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang