3.

2.3K 150 0
                                    

🐥🐥🐥🐥











Entah ingin kemana, yang pasti Zara mengikuti langkah kaki nya, jika ingin kesana ya kesana, jika ingin kesono ya kesono, ia sebenarnya sudah cukup muak dengan kehidupannya, tapi bagaimana saudara kembar dan bunda nya?

Zara menghela nafas, hari sudah gelap tapi hatinya tidak ada niatan untuk pulang, Zara menatap langit, memejamkan matanya.

Zara memutuskan untuk ke taman bermain, duduk disana sendirian, walaupun hari sudah gelap tetap saja dijaman sekarang penerangan sudah hebat, lihat lah taman pun masih ramai dan terang.

Zara duduk di salah satu kursi, memperhatikan berbagai orang yang sedang berinteraksi dengan pacar nya atau keluarganya.

"Kak cantik, aku boleh duduk disini?" Tanya seorang anak kecil.

Senyum Zara terbit begitu saja, ia menyukai anak kecil. Jangan pikir Zara yang toxic dan kasar, tidak memiliki sisi lembut.

"Loh boleh, sini duduk di sebelah aku."

Zara membantu anak kecil lelaki itu duduk di sebelahnya.

"Aku perhatiin, kakak bengong aja. Lagi ada masalah ya?"

"Ehm? Gak kok, suka aja bengong gini."

Zara tersentak, saat anak kecil itu menggenggam tangannya.

"Abang, papah, bunda, kalo setiap ada masalah tangannya di pegang atau di peluk. Sekarang biarin aku pegang tangan kakak, boleh?"

Zara terkekeh.

"Boleh, makasii ya aku udah lebih baik karena kamu."

"Iya sama-sama kak."

"Eh, nama kamu siapa?"

"Nama kakak dulu aja."

"Aku Zara, kamu?"

"Hallo kak Zara, aku—"

"VINO!" Panggil seorang cowok, sepertinya dia abang dari anak kecil ini.

"Abang ganggu banget, aku lagi asik ngobrol sama kak Za—"

"Loh Zora, malam-malam disini ngapain?"Tanya cowok itu.

Dia kenal Zora?

"Kok Zora, orang namanya—"

"Lagi cari angin aja, eh ketemu anak kecil yang manis ini, siapa tadi namanya?"

"Vino kak hehe."

Zara mengelus rambut Vino.

"Pantes baik, namanya aja bagus." Puji Zara.

Cowok itu menatap Zora bingung.

"Biasanya lo kalo ada gue ketakutan, Ra? Kok ini enggak, biasa aja." Tanya cowok itu bingung.

Zara terdiam, bingung ingin menjawab apa.

"Kenapa gue harus takut?"

Mata cowok itu langsung membulat.

"Apa tadi? Gue? Lo ngomong gue-lo, Ra?"

Zara meringis.  Gue lupa, Zora kan lembut gitu

"Lagi belajar ngomong pake bahasa itu aja hehe."

"Oh gitu, tapi gue senang akhirnya lo gak ngehindarin gue lagi, gak kayak di sekolah."

"Masa sih?"

"Bang Gavin apa-apaan sih, datang-datang ganggu waktu aku sama kak Zara." Omel Vino.

"Zara lagi, Zora bolot." Koreksi cowok itu, yang diketahui namanya Gavin.

"Apa sih, orang namanya kak Zara. Kakak nya namanya kak Zara, kan?" Tanya Vino tak ingin kalah.

ZARA & ZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang