30.

943 72 18
                                    





🐥🐥🐥🐥








Zara menahan tangan Fero yang akan membuka mesin mobil, Fero menengok.

"KENAPA?" Teriak Fero, karena hujan yang deras membuat Fero merasa harus berteriak.

"GUE GAK BUDEK! NGAPAIN TERIAK." Sahut Zara teriak kembali.

"Iya siapa tau gak dengar, ada apa?" Tanya Fero lagi.

"Gak usah, mending lo call montir deh, ini juga udah dekat rumah kan? Tanggung, mending jalan kaki aja."

"Tapi—"

"Mobil lo gak bakal ilang, gila kali komplek elit begini ada maling."

Fero mengacak rambut Zara yang basah, Zara berdehem, sedikit terkejut dengan tindakan Fero yang selalu tiba-tiba.

"Maksud gue itu— RASAIN HAHAHA." Fero menggelitik tubuh Zara, hingga cewek pendek itu tertawa dan meminta ampun.

"SUMPAH GILA INI GELI BANGET WOI! BERHENTI GAK? FERO!"

"Engga bakal— JANGAN KABUR ZARA! GUE KEJAR LO YA!"

Fero mengejar langkah seribu Zara, Zara sekali-kali menghadap belakang dan memeletkan lidah nya alis meledek Fero.

Fero terkekeh, ada rasa bangga dan bahagia di hati Fero, karena mampu membuat wanita itu tertawa lepas.

Terlebih,

Karena diri nya.

"Jangan lari, nanti—"

BRUKK

"BUNDAAAA SAKIT BANGET HUAWAAA!"

"—Jatuh." Lanjut Fero lirih, lalu berlari menolong Zara yang terjatuh.

"Gak papa?" Tanya Fero ikut menongkrong, melihat ke dua lutut perempuan pendek ini.

Zara melotot.

"TANYA LAGI SINI! TANYA LAGI, GAK PAPA LO KATA? BUTA MATA LO, BERDARAH BEGINI." Teriak Zara.

Fero terkekeh.

"Makanya—"

"Hiks..."

"Lo nangis?" Tanya Fero tak percaya.

"IYA LAH! LO GAK BISA LIAT AIR MATA GUE, HAH?!"

Fero mendengus.

"Kan hujan, mana bisa liat. Tumbenan amat luka begini lo nangis."

Zara mendecih, "tapi boong, eh sumpah dah ini sakit banget gila, gue gak bisa jalan." Cicit Zara.

Fero mengacak-acak rambut Zara yang basah, dan membalikan badan.

"Mau ngapain lo?"

"Sini, naik punggung gue, gue gendong sampe rumah." Jawab Fero.

"Di kira gue lumpuh!"

"Iya udah, ayo lanjut jalan."

"Gak jadi deh, gue mau di gendong aja." Tolak Zara, lalu menaiki punggung Fero.

Mereka sudah berjalan pelan, dengan Fero yang menggendong Zara di punggung.

"Lo gak capek apa? Gue berat tau."

"Berat apaan? Badan lo tuh udah kurus, kecil, pendek lagi. Mana ada berat." Ucap Fero.

"Wah kurang ajar lo!"

Fero terkekeh, "canda, bocil."

"APA TADI LO BILANG? BOCIL? LO KIRA GUE ANAK KECIL APA!"

"Astagfirullah, jangan teriak di kuping anjir, bisa budek beneran."

ZARA & ZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang