5.

1.8K 126 1
                                    

🐥🐥🐥🐥









PLAKK

"PAPAH KAN SUDAH BILANG JANGAN PERNAH CARI MASALAH LAGI, ZORA!" Teriak papa nya di ruang tamu.

Zora ketakutan, gemetar hebat apalagi pahlawannya baru saja menampar pipi nya, ini pertama kali nya bagi Zora. Biasanya akan ada Zara yang membela nya habis-habisan.

"Sakittt..." Cicit Zora.

"KAMU UDAH NGERASA HEBAT? SAMPE BULLY ORANG SEPERTI ITU, HAH?!" Bentak papa nya.

Zora memejamkan matanya ketakutan, tangis nya sudah pecah begitu saja. Ia harus bagaimana? Mental nya tidak sekuat mental Zara.

"Aku—aku gak bully— bully dia." Lirih Zora.

PLAKKK

"UDAH BERANI BOHONG? KALO MEMANG KAMU TIDAK MEMBULLYNYA MANA MUNGKIN SAYA DIPANGGIL GURU MU ITU! BRENGSEK!"

Zora memejamkan matanya, saat papa nya akan mengangkat tangannya, tapi Zora tidak merasakan apapun, membuka matanya dan melihat bunda nya dengan keadaan yang sangat kacau.

"JANGAN TAMPAR ANAK GADIS KU!" Maki bunda nya.

"Bunda..." Lirih Zora menangis.

"DASAR GILA! BERANI NYA BERHADAPAN DENGAN SAYA! DASAR PEMBUNUH! GAK TAU MALU!" Balas papa nya makin marah.

PLAKKK

"AKU BUKAN PEMBUNUH, KAMU PEMBUNUH MAS! PEMBUNUH!" Balas teriak bundannya, setelah menampar suami nya ini.

"Beraninya kamu menampar saya!"

PLAKK

Zora memekik melihat bundanya terpental, akibat tamparan keras dari papa nya, Zora langsung memeluk bunda nya di lantai.

"PAPA JAHAT! AKU BENCI!" Teriak Zora.

"ZORA BANGUN MASUK KAMAR! JANGAN URUS ORANG GILA PEMBUNUH ITU! MASUK PAPAH BILANG!" Perintah papa nya.

Zora menggelengkan kepalanya lirih, semakin memeluk bundanya erat. Mereka sama-sama ketakutan dengan keadaan ini.

"NANTANGIN PAPAH KAMU, IYA?!"

Zora menutup matanya, saat papa nya akan menampar pipi nya lagi.

PLAKKK

Zora terkejut, ia tidak merasakan apapun, tapi dapat mendengar suara tamparan yang menakutkan itu, membuka matanya, melihat saudara kembarnya yang malah terkena tamparan keras papa nya.

"BAJINGAN LO! SIALAN!" Maki Zara langsung naik darah, melihat keadaan bundanya dan Zora membuat jiwa setan Zara keluar begitu saja.

"LO MASIH RAGU SIAPA GUE, HAH? APA KEMARIN MALAM GAK CUKUP GUE TUNJUKIN GUE ITU SIAPA?!" Teriak Zara, matanya berapi-api. Zara benar-benar kacau, melihat Zora dan bundannya ketakutan dan menangis pilu. Ia tidak sanggup melihatnya.

Papa nya terdiam.

"Zar—"

"LO MAU MATI SAMA GUE? GUE BILANG JANGAN SENTUH ADIK DAN BUNDA GUE SIALAN!" Teriak Zara. Nafasnya naik turun. Emosi nya meluap begitu saja.

Zara melempar bingkai poto keluarga mereka, mengambil pecahan kaca.

"Lebih baik lo yang mati, daripada bunda gue." Ucap Zara.

"Nak, sayang jangan. Jangan gini." Ucap papa nya, ia tak menyangka anak nya bisa senekat ini.

"MATI LO SAMA GUE—"

"Zara... Dia papa mu." Suara itu, suara itu mampu membuatnya terdiam dan hatinya menghangat. Setelah hampir setahun lebih suara itu tidak pernah lagi menyebut namanya, tapi hari ini suara itu kembali terdengar ditelinga Zara. Sangat menghangatkan hatinya.

ZARA & ZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang