Maaf kalo up nya lama, sibuk praktek sm ujian, doain y smua 😚😔
🐥🐥🐥🐥
Zara mengintip dari cela pintu kamar nya, melihat Rima, Zavan, dan Zora sedang asik mengobrol dan belajar bersama.
Mata Zara memandang itu semua dengan sedih, bahkan tadi ia pulang bersama Gavin, tidak ada apapun rasa lebih, semuanya tetap sama. Kosong
Zara meremas dada nya, ada rasa sesak yang menyerangnya.
"Rim, makasi." Gumam Zara.
"Makasi udah baik sama Zora." Lanjut Zara, lalu menutup pintu kamar nya rapat-rapat, bahaya jika ia ketahuan oleh Zavan.
Zara berdiri didepan cermin besar, pandangannya tertuju ke cermin besar nya, menatap semua itu dengan pandangan sedih dan kosong, seakan tidak ada lagi yang harus dipertahankan dalam hidupnya.
Jika bukan Zora, mungkin saat ini Zara gila, dan tanpa pikir panjang Zara akan memilih menyerah.
Zara melipat lengan seragam nya, melihat luka-luka yang belum kering dan bekas pukulan tamparan papah nya.
Zara menyingkirkan anak rambutnya, dan terlihat jelas lah luka-luka ini. Zara menyibakan seragam nya, badannya dipenuhi oleh luka.
"Sebenarnya apa yang bikin gue kayak gini? Bukannya gue udah ikhlas kepergian bunda? Bukannya semua ini juga rencana gue? Kenapa gue berpikir semua orang jahat? Apa sebenarnya gue yang jahat? Apa iya gue manfaat situasi ini untuk dapatin Gavin?"
Zara menggelengkan kepalanya, mengepis semua yang ada dikepalanya.
"Gue lakuin demi Zora, gak untuk yang lain!" Lirih Zara.
"Apa karena lo pengen dekatin Gavin, iya?" Tebak Fero.
Tes
Zara tidak bisa lagi menahan air matanya, hanya sebuah kalimat kenapa Zara menjadi breakingdown? Hati nya tersentil, apa selama ini semua orang menilai nya jahat?
Zara menghapus air matanya dengan cepat, menurutnya menangis itu tanda ia lemah, kalo ia lemah, lalu bagaimana dengan Zora?
Zara membuka laci, meminum sekaligus beberpaa pil obat, lalu naik ke ranjang, dan menutup matanya.
Untuk kesekian kalinya Zara harus meminum obat, agar bisa tidur dengan nyenyak.
Sampai kapan?
🐥🐥🐥
"Ra, kalo ada apa-apa langsung bilang ke Rim—"
"Iya kok, Za. Rima baik banget, pantes kamu bersahabat sama Rima lama banget, dia sebaik itu ternyata, aku suka berteman dengan Rima. Zavan juga baik, dia bilang gini "Kok lo jadi pinter, sih? Ngalahin gue lagi." lucu, kan?" Potong Zora begitu sangat antusias.
Sebisa mungkin Zara menutup rasa sedihnya, ikut tersenyum, melihat Zora baik-baik saja.
Zora memoleskan bedak sedikit ke wajah Zara, dan selesai.
"Kamu cantik banget." Puji Zora.
"Apalagi lo!" Sahut Zara terkekeh, dan memakai cardigan kesukaan Zora.
Tritt... Trittt... Trittt...
Fero💗 is calling
Zara langsung tertawa terbahak-bahak, melihat unsername kontak Fero, Zora mendengus malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZARA & ZORA
Teen Fiction"SEKALI LAGI GUE TANYA, SIAPA YANG BUAT LO LUKA-LUKA, ZORA?!" "JAWAB ANJING! DENGAR, GUE GAK AKAN BIARIN ORANG ITU HIDUP SETELAH APA YANG DIA BUAT SAMA LO! GAK AKAN RA." Perempuan itu menangis sesegukan, selain sakit karena luka nya, ia pun ketaku...