24.

699 58 0
                                    

















🐥🐥🐥🐥














"MANA AZORA?!" Teriak seorang perempuan dengan gaya selangit, memasuki kelas.

Semua mata tertuju ke Zara yang sedang tertidur dimeja.

BRAKK

"BANGUN LO JAMET!" Bentak nya.

Zara mengerang, beraninya.

Zara membuka matanya, perempuan ini yang ia ketahui nama nya Aca, dan yang membuat nya lebih terkejut, perempuan ini kacung cewek yang tadi pagi, pantas sama.

"Apa?" Tanya Zara santai.

"Bangun cabe! Lo dipanggil Dilla di belakang sekolah!"

Tanpa sadar tangannya mengepal kuat, sepertinya hari ini saatnya ia akan kelar kan semua masalah yang ada di sekolah ini.

"Oke." Zara berdiri keluar kelas.

Aca menatap kepergian Zara dengan terkejut, melongo, kok bisa sesantai itu?
















PLAKK

BUGHH

PLAKK

BUGHH

BUGHH

Zara hanya bisa terdiam, setelah di tampar, dipukul, di tendang, di injek oleh seorang cewek yang ia ketahui bernama Dilla, serta antek-antek nya.

Wajah nya sudah tidak terbentuk mungkin, badan nya merasakan nyeri yang sangat amat teramat nyeri dan sakit.

"ANJING LO! TADI PAGI LO BERANI, KENAPA SEKARANG TAKUT BANGSAT?! MANA LO YANG BERANI?!" Maki Dilla.

"Gaya banget najis! Tadi juga di kelas, gaya nya najis banget! JIJIK BANGSAT!" Maki Aca.

Zara seberusaha mungkin menahan emosi nya, jiwa nya setannya akan meledak sebentar lagi.

"Aku punya salah apa?" Tanya Zara lirih.

Zara mendongakan kepalanya, saat Dilla menjambak nya agar mau menatapnya.

"Salah lo? SALAH LO BERANI NANTANG GUE, DAN BERANI DEKATIN GAVIN! GAVIN ITU MILIK GUE BAJINGAN!"

"Gavin?" Beo Zara bergetar. Ya tuhan, selama ini semua penyebab Zora di bully, itu karena nya.

"IYA, Berani nya lo dekatin dia! Bukannya gue udah peringatin? Semakin kesini lo semakin kayak anjing! Gak kapok sama yang kemarin, karena lo berani NGAJAK GAVIN KETEMUAN DI TAMAN, HM?!"

Zara terdiam beribu bahasa, tubuh nya pun langsung kaku.

Yang di taman itu gue, kan? Gue yang nemuin Gavin, selama ini? Mereka bully Zora, karena sikap lancang gue, Ra maaf

Zara tidak dapat lagi merasakan rasa sakit pukulan, tamparan, tendangan itu semua, melainkan rasa sakit di dada nya, yang membuat diri nya menangis saat ini.

"Gue akan ngadu ke bokap, lo bully gue! Biar mampus, ya kayak kemarin-kemarin aja, lagian tuh kepsek goblok banget, mau aja di begoin sama gue." Dengan jahat nya perempuan itu tertawa, diikuti antek-antek nya.

Sudah cukup, semuanya sudah terbongkar.

Dan,

Zara tidak bisa tinggal diam.

Zara mengangkat kepalanya, berdiri dan menegakan tubuh nya, menatap Dilla tajam, seakan-akan luka ini sudah biasa ia dapat, tapi memang fakta nya seperti itu.

ZARA & ZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang