10.

1.4K 104 0
                                    








🐥🐥🐥🐥










TRINGGG

“Waktunya jam istirahat pertama, selamat beristirahat anak-anak yang ibu cintai.”

Zara menurunkan tangannya dengan nafas lega, akhirnya selesai juga hukuman ini, tangannya begitu pegal dan nyeri.

"Sakit ya tangannya?" Tanya Zavan keliatan khawatir.

"Mau gue ambilin balsem di UKS, Za?" Tanya Egi ikut khawatir.

Zara menghela nafas, "Lo pada mending urus tangan masing-masing, gak mungkin kan gak pegal, nyeri, terus gak sakit? Pasti lo juga ngerasain, gak usah ngurusin gue." Sahut Zara, memijit lengannya sendiri.

"Gue mah laki, biasa aja." Sahut Egi.

"Iya Za, benaran ini mah gak ada rasanya. Biasa aja, lo mau gue pijitin?" Tawar Zavan.

"Mendingan lo berdua masuk kelas, gak enak noh diliatin sama yang lain, gue juga mau balik ke kelas. Makasi ya atas tawaran kalian, gue cabut dulu, bye." Pamit Zara, berlari keluar lapangan.

"Gara-gara lo Zara jadi kabur." Ucap Egi.

"Lah, gila lo? Kok jadi salah gue, disini yang patut disalahin itu elo!"

"Lo lah gila! Andai lo gak ada disini, pasti Zara gak bete." Sahut Egi tidak terima.

"Pantes Zara gak suka sama lo, bisanya cuman cari kambing hitam untuk disalahin, gak mau introveksi diri, jadi cowok tuh harus smart—"

"Lah anjing kenapa jadi kesitu? Kalo gue mau, gue bisa geser posisi lo disekolah ini, yaelah cuman ketos dan juara satu pararel doang, gue juga bisa." Potong Egi.

"Gimana ulangan minggu depan lo buktiin? Kalo lo bisa geser posisi gue, pengen liat orang sombong ini bisa apa nggak, apa cuman bisa ngomong nya doang." Sahut Zavan.

Egi tertawa meremehkan.

"Lo pikir gue bakal takut? Gue bakal buktiin, lo salah pilih lawan." Balas Egi.

"Kalo gak mampu, bilang ya. Jangan dipaksain otak kecil lo itu—"

"ANJING LO!"

BUGHH

Zavan memegang bibir nya, yang sedikit mengeluarkan darah, tersenyum miring.

"Andaikan gue bukan ketos disini, mati lo anjing sama gue." Ucap Zavan, menahan emosi nya.

Semua sepasang mata, sudah berkerumun untuk melihat pertama kali nya Zavan sebagai anak teladan bertengkar hingga hampir adu jotos.

"Kenapa? Ayolah, sebentar aja. Gue mau liat lo sebagai lelaki seutuhnya." Ledek Egi terkekeh.

BUGHH

Zavan menedang perut Egi hingga terpental, memegang kerah kaos putih Egi dengan emosi yang akan meledak.

"Lo gak akan pernah jadi cowok smart , kalo pikirin lo masih kayak gitu! Jadi lelaki seutuhnya gak harus pake kekerasan, itu cuman pikirin cowok bodoh kayak lo!" Maki Zavan.

Egi masih terbatuk-batuk, Zavan memberi serangan tanpa harus memberi aba-aba, membuat Egi kalah telak seperti ini.

"Baru gue tendang, udah mau kayak mati. Rada kasihan sama cowok kayak lo, terlalu mengandalkan banyak bacot." Ledek Zavan.

Gigi Egi bergelutuk, sialan berani nya Zavan berbicara seperti itu. Sangat menyentil hati nya, harga diri nya seperti dicabik-cabik.

"BANGSAT, BERANINYA."

ZARA & ZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang