🐥🐥🐥🐥
Bel jam pulang sudah berbunyi dari dua menit yang lalu, Gavin berlari dikoridor menuju kelas Zora.
"Zora mana?" Tanya Gavin kepada salah satu siswa.
"Udah keluar duluan."
"Makasi." Gavin mendengus, cowok itu kembali berlari menuju gerbang sekolah, dan ya perempuan itu sedang berdiri di halte.
Gavin kembali masuk menuju parkiran, dan menaiki mobil lalu menyusul Zora.
"Ra, ayo masuk." Ajak Gavin.
Zora mendiamkan Gavin, cowok itu menghela nafas memilih turun dari mobil.
"Ayo Ra pulang bareng."
"Gak mau, kita lagi jaga jarak."
"Basi, naik! Lo mau pulang pake apa? Disini rawan Azora." Sentak Gavin kesal.
"Kan mulai lagi ngebentak."
Gavin menghembuskan nafas nya.
"Ayo Ra, disini rawan." Ucap Gavin lembut.
Zora mendengus, lalu masuk kedalam mobil Gavin. Cowok itu pun masuk ke dalam mobil, dan menyetir untuk pulang.
Mereka berdua masih betah saling diam.
Gavin memberhentikan di suatu jalan yang sepi, Zora mengernyit.
"Ngapaian ke sini? Ini dimana?"
"Aku mau selesain masalah, tanpa harus jaga jagak kayak anak kecil." Ucap Gavin.
"Apa lagi sih? Bukannya masalah udah selesai, dan aku jaga jarak biar emosi kita stabil dulu, bukan kayak anak kecil!"
"Kita berdua sama-sama egois, Ra. Itu yang buat hubungan kita retak kayak gini, bukan cuma aku yang salah disini."
"Kamu berani bentak-bentak aku."
"Itu karena ada alasan!"
"APA? Alasan apa?" Tanya Zora terpancing emosi.
"Karena-""Karena aku gak mau di ajak main sama adik kamu itu, iya kan? Itu titik awal permasalahan kita, hanya gara-gara itu kamu sampek berani bentak, maki, segala macem ke aku GAVIN!" Sentak Zora.
"Kenapa diem? Gak bisa jawab? Oh aku inget, atau karena aku yang gak bisa di ajak ke taman? Apa itu juga salah satu alasan kamu? Keliatan kan sekarang siapa yang kayak anak kecil-"
"CUKUP! Lo di lembutin malah ngelunjak! Permintaan gue emang sepele, tapi pertanyaan gue lo bisa apa gak penuhin permintaan gue? Gak bisa kan? Lo selalu gak bisa main sama anak kecil dan lo selalu jijik main di taman karena ramai dan banyak anak kecil, makan pun harus pilih-pilih, belum lagi kalo ada hal kecil pasti nangis, belum lagi kalo udah ngambek. Lo pernah gak mikir ke situ? Kita ini pacaran dua orang, yang mau dimengerti ITU BUKAN CUMA LO! ADA GUE YANG PENGEN JUGA DI MENGERTI! Gue kurang apa lagi sih, Ra? Lo tanya semua cowok gimana rasanya punya cewek yang kayak lo, yang punya mood gak jelas kayak gitu, gue manusia bisa capek sama sikap orang."
"Loh kenapa jadi bahas mood aku yang gak jelas? Bukannya dari awal kita udah bahas, kalo aku punya mood yang gak jelas dan aku gampang nangis, masalah taman dan anak kecil kamu sendiri kan yang ngomong gak apa-apa? Kenapa semuanya jadi di bahas lagi, mau lempar batu sembunyi tangan, iya?!" Balas Zora.
Gavin tertawa kecil meremehkan, "ini lo mau bahas lempar batu sembunyi tangan? Gak usah ngatain gue segala itu lah, lo emang gak gitu?" Tanya Gavin.
"Maksud kamu apa?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARA & ZORA
Teen Fiction"SEKALI LAGI GUE TANYA, SIAPA YANG BUAT LO LUKA-LUKA, ZORA?!" "JAWAB ANJING! DENGAR, GUE GAK AKAN BIARIN ORANG ITU HIDUP SETELAH APA YANG DIA BUAT SAMA LO! GAK AKAN RA." Perempuan itu menangis sesegukan, selain sakit karena luka nya, ia pun ketaku...