25.

910 69 11
                                    








🐥🐥🐥🐥













Bruk!

Fero menatap punggung Zara yang sedang berjalan santai, setelah menabrak bahu nya.

Belum ada lima langkah, tangan Zara dicekal oleh Fero.

"Mau kemana?" Tanya Fero, seperti memiliki firasat buruk.

"Bukan urusan lo!"

"Gue nanya."

"Iya bodoamat."

"Mau kemana?" Tanya Fero ulang.

"Seterah gue lah!"

"Mau kemana, Azara-"

"Bacot banget sih, gue mau kelarin urusan yang ada disekolah ini! Gue muak." Ucap Zara, lalu melepas cekalan itu dengan kasar, dan kembali berjalan santai dengan rasa percaya diri yang tinggi.

Fero menatap punggung Zara lama, menghembuskan nafas, dan memilih mengikuti langkah Zara.

Plak

Bugh

Fero mengintip, dan yang pertama ia lihat Zara sedang ditampar lalu di tendang, nafas Fero memburu, ada rasa tidak suka dan tidak terima.

Fero mengernyit melihat Zara hanya diam diperlakukan seperti ini, biasanya perempuan ini akan berkoar-koar.

Fero mengeluarkan ponsel nya, dan mulai merekam, entah dorongan mana sampai ia harus melakukan ini, ia rasa rekaman ini akan dibutuhkan oleh cewek ceroboh itu.

Fero sekuat tenaga menahan emosi, melihat Zara di tampar berulang kali, di injak, di pukul, ditendang semuanya perempuan itu lakukan ke Zara.

"Tahan, Ro tahan." Lirih Fero.

"ANJING LO HARUS MATI!"

Fero mematikan rekaman nya, ia tidak bisa diam saja Zara mencekik anak gadis orang, gadis itu akan mati, jika Fero tidak secepatnya memisahkan.

Fero memundurkan langkah nya, saat ada guru BK dan banyak murid yang hadir, Fero menengok ke guru BK yang sedang menelfon seseorang.

"Iya pak betul, ini saya pun bingung harus memisahkan bagaimana PAK hallo PAK, PAK BISA DENGAR SAYA? HALLO-"

"MATI LO BANGSAT ANJING!" Fero kembali melihat Zara, dan melangkah cepat mencoba menerobos banyak nya puluhan murid yang penasaran dengan ini semua.

Fero langsung memeluk Zara dengan erat dari belakang, cewek ceroboh ini terus berontak minta dilepaskan, Fero mendengus.

"Za, ingat Zora." Bisik Fero, perempuan ini tetap memilih berontak.

Ting

Zora : ini Rima, sampein ke Zara. Zora pingsan

Fero menatap pesan itu dari layar ponsel nya, sebelum layar ponsel nya kembali mati. Nafas Fero tercekat, seperti ada rasa panik dan jarum yang menusuk dada nya.

"Za, Zora pingsan." Saat itu Fero merasakan Zara terdiam. Fero terenyah, sesayang ini kah Zara kepada saudara kembar nya?

















🐥🐥🐥












"Demi kebaikan nama sekolah ananda Adilla Friska Diantara harus dikeluarkan dari sekolah, keputusan ini sudah di setujui oleh kepala sekolah, guru kesiswaan, serta ketua donatur." Ucap sang guru BK

ZARA & ZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang