🐥🐥🐥🐥
"Adit sayang sini nak." Teriak seorang wanita dengan ciri khas nya, lemah lembut.
Anak kecil itu menghampiri bunda nya dengan rasa amat teramat senang, mungkin karena umur nya yang masih terlalu kecil.
"Mam dulu ya, baru main bola lagi." Ucap wanita itu dengan senyum.
"Ciap bunda!"
Tritt... Trittt... Trittt
08xxxxxx is calling
Wanita itu mengangkat telfon nya.
"Iya hallo."
"..."
"Benar, dengan saya sendiri."
"..."
Wanita itu tidak bisa lagi menutup rasa terkejut nya, air mata nya luruh begitu saja. Seperti ada batu besar yang menimpa nya.
"Se—sekarang suami saya dimana?"
"..."
Wanita itu mulai fokos ke telfon nya, melupakan sang buah hati yang sedang asik bermain sendiri.
"Saya sekarang—"
BRAKKK
Wanita itu berbalik badan, air wajah nya kembali terkejut.
"ADITTT!!!" Teriak wanita itu langsung berlari menghampiri anak nya yang berlumuran darah.
"ANAK KU!!"
Wanita itu berhenti berlari, saat suami nya hadir dan memeluk Adit dengan tangis histeris.
"Pa—pah?" Gumam wanita itu makin tidak mengerti, ada banyak kejutan bersamaan diwaktu yang sama.
"Anak ku— hiks..." Lirih laki-laki itu menatap naas anak nya.
Rina berjalan pelan menuju anak dan suami nya, tangis nya semakin pecah melihat anak laki-laki nya berlumuran darah.
"Anak ku—" Gumam Rina.
Beberapa warga sudah hadir ada yang mengamankan supir, ada yang ingin membantu, ada pula yang hanya menyaksikan.
Dewa mengangkat anak nya masuk ke dalam mobil, ia harus membawa nya ke rumah sakit secepatnya.
"Masuk!" Gertak Dewa terhadap Rina, dengan buru-buru Rina masuk ke dalam mobil suami nya.
Dengan secepat kilat Dewa membawa mobil nya, memarkirkan mobil nya sembarangan dan menggendong anak nya masuk ke dalam rumah sakit.
"TOLONG SUS DOK, TOLONG ANAK SAYA!" Teriak Dewa, Rina tidak tau harus bagaimana, ia masih shock.
Suster itu mengarahkan Dewa ke ruang operasi, dengan cepat dokter menangani Adit.
Dokter itu menghela nafas.
"Anak bapak dan ibu sudah tiada." Ucap dokter itu, membuat Dewa dan Rina menganga tidak percaya.
"Kamu pembunuh, Rin! Kamu bunuh anak aku, kamu tidak becus menjaga nya!" Bentak Dewa.
Rina menggelengkan kepalanya, ia ingin menjelaskan semuanya.
"Jangan sentuh aku, Rin! Kamu pembunuh! Anak ku Rin— hiks." Dewa tidak bisa lagi menahan tangis nya, hancur sudah impiannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZARA & ZORA
Teen Fiction"SEKALI LAGI GUE TANYA, SIAPA YANG BUAT LO LUKA-LUKA, ZORA?!" "JAWAB ANJING! DENGAR, GUE GAK AKAN BIARIN ORANG ITU HIDUP SETELAH APA YANG DIA BUAT SAMA LO! GAK AKAN RA." Perempuan itu menangis sesegukan, selain sakit karena luka nya, ia pun ketaku...