Jisung terbangun paksa ketika wajahnya menyentuh sesuatu yang terasa hangat juga berbulu di saat yang bersamaan. Begitu berbalik, dia bisa melihat tiga ekor kucing berbeda warna tengah mengelilingi wajahnya saat itu juga.
Panik, juga kesadaran yang masih belum terkumpul sepenuhnya membuat Jisung spontan bangun dari posisi tidurnya --yang baru dia sadari kalau ternyata semalam dia tertidur diatas tempat tidur. Duduk dengan wajah terkejutnya dengan kedua manik yang tidak beralih dari tiga ekor binatang bulu yang kini malah menatapnya begitu polos.
"Ahh." Sebelah tangannya spontan memegang kepalanya yang berdenyut hebat pagi itu.
Dia ingat potongan kejadian kemarin meskipum tidak sepenuhnya. Jisung yakin kalau semalaman ini dia menginap di Apartemen milik kakak tingkat gilanya itu. Mengingat insiden kemarin yang dia tidak sengaja meminum Wine yang Minho simpan di botol plastikan.
Jisung hanya ingat kalau dia merengek pada kakak tingkat itu perihal kenapa harus menyimpan minuman alkohol itu di botol biasa, sebelum akhirnya gelap dan Jisung tidak bisa mengingat sisanya setelah itu.
Felix pernah bilang --ketika Jisung mabuk, dia akan banyak berbicara. Mengeluhkan tentang semua hal sampai dirinya lelah berbicara kemudian dia akan tertidur setelahnya.
Tapi sekarang situasinya berbeda-- Jisung segera melompat turun dari atas ranjang itu menuju pintu yang menjadi pembatas antara kamar yang di tempatinya dengan ruangan luar. Meraih kenop pintu begitu gesit dan membukanya kemudian, bahkan Jisung tidak menunggu lama lagi untuk berlari turun menuju tangga yang sempat di lihatnya berada di ujung koridor saat ini.
Berlari mencari si pemilik Apartemen yang bahkan Jisung tidak tahu di mana keberadaannya saat ini. Tujuannya sekarang hanya lantai dasar, firasatnya mengatakan kalau pemuda itu berada di lantai utama.
Mengabaikan pusing yang menyelimuti kepalanya saat itu juga, Jisung menuruni dua anak tangga sekaligus agar segera sampai di bawah. Dan sesampainya di sana, Jisung bisa melihat Minho yang tengah duduk di salah satu sofa dengan laptop yang tengah di mainkannya berada diatas pahanya.
"Minho."
Serak. Jisung mengumpati suaranya yang parau itu. Dia segera berdeham bersamaan dengan seseorang yang di panggil tadi mengalihkan pandangannya dari layar menuju kearah Jisung yang kini bediri tidak jauh dari posisinya.
"Oh, lo udah bangun." Pemuda itu meliriknya dari atas kepala sampai ujung kakinya.
Jisung yang di perhatikan seperti itu spontan merunduk untuk ikut memperhatikan penampilannya kini. Dia masih memakai celana yang di pakainya kemarin, kemeja yang dia kenakan sebagai luaran sudah tanggal dan menyisakan kaos hitam lengan pendek yang kini di kenakannya.
Kacau. Belum lagi wajahnya yang kusam serta rambut yang Jisung yakini mencuat ke segala arah seperti sarang burung.
"Tuh, minum obat dulu." Pandangan Minho beralih kearah gelas tinggi berisi air juga satu tablet obat yang berada diatas meja di depannya. "Gue tau kepala lo pusing."
Jisung sempat memandang sangsi kearah isi gelas tersebut untuk beberapa saat. Sebelum akhirnya Minho kembali berujar dengan senyuman miring mampir di ujung bibirnya.
"Gue berani sumpah, itu cuman air mineral biasa." Kemudian mengalihkan lagi pandangannya kearah laptop di hadapannya.
Tatapannya berubah seketika menjadi begitu fokus. Jisung tidak mau tahu kakak tingkatnya itu sedang melakukan apa, dia dengan segera memakan satu tablet obat tersebut lalu meminum air itu setelahnya.
Meminumnya habis karena tenggorokannya terasa kering saat itu juga.
Ada bunyi tak pelan ketika Jisung meletakan kembali gelas itu diatas meja, kepalanya perlahan berasur membaik meskipun sedikit dia masih merasakan pening gara-gara efek alkohol yang di minumnya secara tidak sengaja semalam. Kedua kakinya goyah hingga membuat tubuhnya jatuh keatas sofa yang berada tepat di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
switch [jilix] +changlix;minsung
FanfictionHanya karena permintaan mereka berdua, semesta membuat keduanya jungkir balik, hingga merasakan pahit manisnya dunia. Hey, it's changlix and minsung. wanna see?