O25. Him, Minho Lathaniel

546 84 29
                                    

Minho sama sekali tidak mengenal siapa sosok Jisung pada awalnya.

Hidupnya monoton dengan satu rotasi putaran yang begitu-begitu saja. Pergi ke kampus, lalu memperbaiki mesin atau motornya di bengkel, kemudian terkadang dia akan pergi ke Arena hanya untuk mengusir rasa penatnya yang tak kunjung berakhir.

Begitu terus, sampai Minho hanya mampu menerima semuanya dan menjalani itu semua tanpa ada berontakan apapun untuk perubahan hidupnya sendiri. Status Ayahnya yang sebagai orang penting juga terpandang di ranah publik, tidak mempengaruhi Minho dalam setiap dirinya akan mengambil keputusan yang mungkin di akhir nanti, akan Minho sesali.

Meskipun Ayahnya akan memarahi atau bahkan menghukumnya dengan cara memblokir kartu ATM-nya, Minho sama sekali tidak peduli akan hal itu.

Minho tidak memperdulikan kalau reputasi Ayahnya akan sedikit tercoreng karena semua perbuatannya yang tidak jarang melibatkan orang banyak. Dia berteman baik dengan yang namanya perkelahian untuk mempertahankan egonya sendiri, sudah banyak orang yang Minho kalahkan dengan tangannya sendiri.

Yang membuatnya berada di posisi berlawanan dengan banyak sekumpulan orang yang kini berbalik menjadi membencinya. Hanya beberapa orang yang mau menemani pemuda itu di kala waktu senggangnya, sebagian mempunyai nyali besar dan separuhnya lagi hanya ingin berteman dengan pemuda itu tanpa memperdulikan reputasi maupun bagaimana orang-orang membicarakan Minho dibelakang.

Tatapan aneh maupun segan sudah menjadi makanannya setiap hari ketika Minho melangkah melewati orang-orang itu. Yang mana hanya Minho balas dengan delikan tidak peduli atau bahkan sama sekali tidak meliriknya.

Dan karena itu juga, rumor buruk tentangnya mulai merebak di area kampusnya yang bahkan Minho sendiri tidak tahu siapa yang memulai dan menyebarkannya. Ini juga sampai ke telinga Ayahnya, yang tahun ini menjabat sebagai rektor di tempatnya mengemban ilmu.

Minho sempat di panggil dan ditegur oleh Ayahnya itu untuk tidak melakukan hal apapun lagi yang akan membuatnya berada di posisi yang tidak menguntungkan, meskipun dia yakin kalau Ayahnya berkata seperti itu hanya untuk menyelamatkan reputasinya sendiri di mata orang-orang.

Dan apakah Minho menurutinya? Jawabannya adalah ya, Minho menuruti semua perkataan Ayahnya. Tapi hanya di area kampusnya saja. Sisanya Minho tetap melakukan hal apapun sesukanya di belakang pengawasan Ayahnya.

Itu semua Minho lakukan sebelum dia bertemu dengan sosok Jisung yang begitu berani menantangnya.

Minho sama sekali tidak pernah membayangkan dalam hidupnya sekalipun, pada pertemuan pertamanya dengan sosok bernama lengkap Arasha Jisung itu mengharuskannya menaiki pohon hanya untuk mengambil kembali kunci motornya yang lelaki itu sengaja lempar keatas dahan pohon.

--Meskipun dulu Minho salah mengiranya karena keadaan Jisung yang saat itu tengah bertukar tubuh dengan kembarannya, namun akhirnya karena kesalahan Jisung sendiri, Minho dapat mengetahui rahasia besar yang --jujur saja, sedikit merubah hidup juga pandangannya sendiri.

Pun pada awalnya, Minho hanya ingin menjadikan Jisung sebagai mainannya di kala senggang. Sengaja mengganggu si gembil hanya untuk memuaskan dirinya sendiri ketika melihat ekspresi kesal itu mulai terpampang jelas pada raut wajahnya. Juga, dengan sedikit mengancam adik kembar Jisung untuk tidak bermulut bocor agar dirinya bisa semakin menjahili lelaki itu sepuasnya.

Hanya itu. Minho sama sekali tidak membayangkan kalau akhirnya dia bisa jatuh pada pesona Jisung yang bahkan entah sejak kapan.

Minho pernah berpikir, kalau ini terjadi karena Jisung adalah satu-satunya orang yang berani melawannya ketika semua orang memilih mundur dan tidak ingin berurusan apapun dengannya. Atau bahkan hanya karena sosok itu yang membawa warna baru untuk hidupnya yang monoton.

switch [jilix] +changlix;minsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang