Felix memandang layar ponsel di tangannya dengan pandangan ngeri, lalu beralih pada kembarannya yang kini sedang memakan nugget abc dengan wajah polosnya.
"Lo nonjok Minho ....?"
Pertanyaan ragu itu Jisung balas dengan gelengan santai. "Nyundul, lebih tepatnya."
Membuat Felix semakin memandangnya ngeri, layar ponselnya dia perlihatkan pada Jisung. Yang menampilkan instastories dari akun Minho yang memuat foto pemuda itu dengan hidung di tempeli plester warna cokelat.
"Sampe bikin dia kaya gini?"
Jisung menelisik foto itu lebih dalam. Melihat bagaimana hidung mancung itu yang kini tertutupi plester serta sedikit memerah pada ujungnya, kemudian mengangguk dengan sepotong nugget yang di tusuknya menggunakan garpu yang menunjuk layar ponsel kembarannya itu.
"Dia tadi berdarah, tapi sekarang udah gak." Jisung berujar tenang dengan menyuapkan sepotong nugget yang tadi di tusuknya ke dalam mulut.
Mengabaikan tatapan ngeri Felix yang seolah mengatakan bisa-bisanya dirinya masih bersikap sesantai ini padahal tadi siang sudah membuat seseorang terluka karena sundulannya. Felix mengingat jelas bagaimana kejadian siang tadi, dimana Jisung yang tiba-tiba masuk ke dalam bengkel dengan raut yang tidak bisa di baca lalu di susul Minho di belakangnya dengan sebelah tangan yang menutup hidung berlumur darahnya.
Ingin bertanya ada apa, tapi otaknya lebih dulu terdistrak oleh darah yang ada di hidung kakak tingkat itu. Yang juga sempat membuat Changbin kelabakan sendiri mencari sapu tangan bersih untuk Minho yang terluka.
"Ko lo berani?"
Jisung mengernyit sebelum menjawab pertanyaan yang menurutnya sangat tidak berbobot itu. "Minho doang."
"Abis ngapain lagi lo sama dia?"
"Dia arogan, gue gak suka. Seseorang harus bikin anak itu nyadar, seengaknya punya sopan santun meskipun sedikit."
"Bukan karena dia yang udah tau juga kalo kita ketuker?"
Dua manik serupa itu bertemu, Jisung memandang selidik pada kembarannya yang kini masih memandangnya ngeri sekaligus tanya. "Kenapa lo bisa berasumsi kaya gitu?"
"Gue denger dia manggil lo Jisung, bukan Felix lagi."
Garpu Jisung letakan diatas piring kecil yang masih berisi nugget beberapa potong itu. "Iya, dia udah tau."
"Sejak kapan?"
"Sejak tadi?" Jisung menghela napasnya seketika. "Gue gak tau pasti dia udah tau dari kapan jelasnya, tapi dia tadi manggil gue Jisung itu artinya dia udah tau ini dari lama."
"Changbin gak sih, yang ngasih tau?"
Gumaman pelan keluar dari celah bibirnya. Jisung melirik keatas sembari berpikir sesuatu yang tiba-tiba terlintas di kepalanya. Lalu menggeleng penuh dengan wajah pastinya. "Ngga, mereka emang kenal dari lama tapi gue yakin gak sedeket itu sampe ngasih tau hal personal kita. Lagipula Changbin orangnya tau batasan."
"Trus siapa?"
Gara-gara gue sendiri. Jisung mengatakan itu dalam hati. Yang keluar sebagai respon untuk pertanyaan dari kembarannya itu hanya berupa gelengan kepala dengan kedikan bahu yang menandakan kalau dia (pura-pura) tidak tahu.
Jisung masih belum ingin mengatakan yang sebenarnya pada Felix soal dimana dia bermalam ketika pergi dari rumah. Lalu kejadian tidak sengaja yang membuatnya mabuk dan mengatakan sesuatu pada Minho yang membuat pemuda itu tidak mau melepasnya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
switch [jilix] +changlix;minsung
FanfictionHanya karena permintaan mereka berdua, semesta membuat keduanya jungkir balik, hingga merasakan pahit manisnya dunia. Hey, it's changlix and minsung. wanna see?