O32. But Heaven Denied, Something Beautiful Died

277 38 1
                                    

Jisung tahu-- dia harus mempertimbangkan gerakan sedikit pun agar ketujuh orang yang tengah berdiri tidak jauh dari posisinya terikat tidak akan beralih padanya. Atau bahkan suara gesekan sedikit pun, Jisung berusaha untuk tidak terlalu banyak bergerak karena takut akan menarik perhatian dari ketujuh pemuda itu.

Posisinya sendiri begitu sangat tidak menguntungkan. Kedua lengannya terikat di belakang tubuhnya, juga kaki yang juga sama tidak bisa bergerak karena ikut terikat pada kursi yang kini ditempatinya.

Jisung tahu ini merupakan sebuah gudang yang terbengkalai, terbukti dari banyaknya drum kosong yang bertumpuk hingga mencapai langit-langit ruangan. Tidak banyak hal yang bisa membantunya saat ini, selain dari tetap mencoba tenang dengan terus mengamati sekitar tanpa henti.

Sengaja menyandarkan kepalanya pada salah satu tiang penyangga yang tepat berada di belakangnya, Jisung kembali mengamati keadaan sekitarnya yang perlahan mulai menggelap pada salah satu ujung ruangannya. Banyaknya jendela tidak terlalu membantu untuk menerangi gudang bekas itu, Jisung berani bertaruh kalau kini langit sudah mulai menggelap karena tadi telinganya sempat mendengar samar-samar suara petir yang menyambar dari arah luar.

Sungguh, datangnya hujan semakin memperburuk keadaan.

Ruangan ini terasa dingin, suhu udara yang turun ketika hujan akan terasa menyiksa meskipun Jisung masih mengenakan hoodie yang tadi sempat Minho pinjamkan.

Minho-- Jisung tidak tahu bagaimana kondisi pemuda itu sekarang. Bayangan Minho yang terkulai lemas diatas jalanan dengan banyak luka memar berputar seperti kaset rusak dalam isi pikirannya. Bagaimana pemuda itu yang sama sekali tidak bisa beranjak bangun dari posisinya setelah mendapat pukulan serius pada belakang kepala, perut juga punggungnya.

Jisung yakin-- luka kemarin yang belum sepenuhnya kering, harus bertambah dengan luka baru yang membuat Minho semakin terlihat menyedihkan dalam bayangannya.

Jisung juga yakin kalau Minho mengalami luka serius gara-gara ini, pemuda itu tidak pernah kesulitan untuk berdiri setelah mendapat banyak pukulan sekalipun sebelumnya. Begitu berbeda dengan keadaannya tadi, yang terlihat sangat mengerikan dan membuatnya sama sekali tidak bisa beranjak.

Suara deheman dari seseorang yang tidak jauh dari posisinya, membuat Jisung kembali memfokuskan pandangannya pada ujung sepatu yang dikenakannya. Tidak tahu sebenarnya harus melakukan atau bahkan berpikir seperti apa agar Jisung setidaknya bisa melepas jeratan tali yang membuatnya tidak bisa bergerak sama sekali.

Kepalanya seakan berhenti bekerja meskipun seberapa keras Jisung paksakan untuk berpikir. Maka dari itu-- yang bisa dia lakukan saat ini hanya tetap mengawasi bagaimana pergerakan ketujuh pemuda itu melalui lirikan mata atau bahkan hanya dari suara-suara kecil yang mereka keluarkan.

Bersamaan dengan itu, hujan perlahan mulai turun dan atap yang hanya berupa besi murahan itu mulai berisik karena tertimpa air terus menurus untuk beberapa waktu kedepan. Yang membuatnya sama sekali tidak bisa kembali menguping ketujuh pemuda tadi dan hanya mampu meliriknya melalui ujung matanya saja.

Jisung tidak tahu tujuan sebenarnya kenapa mereka melakukan hal seperti ini itu apa. Selain karena untuk memancing Minho-- Jisung tidak tahu alasan sesungguhnya apa dan ada permasalahan apa yang membuat mereka sampai sebegitu tidak sukanya terhadap pemuda itu.

Perihal bagaimana reputasi Minho yang memang buruk di beberapa mata mahasiswa memang sudah Jisung ketahui, dengan salah satu alasannya adalah karena Minho merupakan anak rektor kampus tahun ini. Sisanya, Jisung hanya mengetahui dari Felix kalau kakak tingkatnya itu musuh sebagian besar mahasiswa yang memiliki reputasi berandal di kampus.

"Lo udah berapa lama pacaran sama Minho?"

Jisung spontan tersentak. Kepalanya terangkat ketika telinganya mendengar pertanyaan tiba-tiba yang menerobos melalui kegaduhan hujan yang terjatuh di luar sana.

switch [jilix] +changlix;minsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang