Felix diam ketika Jisung mengambil posisi duduk tepat di sampingnya. Dengan wajah kusutnya, kembarannya itu mengambil keripik kentang yang berada diatas pangkuan Felix. Lalu memakannya dengan sedikit berisik sampai membuat si manis meliriknya sinis.
Namun dia enggan untuk berkomentar apapun, setelah melirik Jisung sekilas dia kembali menatap layar televisi yang kini menampilkan series Netflix yang sengaja dia putar.
Mengabaikan keberadaan Jisung dengan sebelah tangan yang bergerak stabil mengambil keripik kentang yang kemudian akan dia masukan ke dalam mulutnya. Tatapannya lurus pada layar besar di hadapannya.
Beberapa menit keduanya terdiam, hingga keheningan itu terpecahkan oleh Jisung sendiri yang memanggil nama Felix setelahnya.
"Felix."
"Apa?" Felix bahkan tidak melirik kembarannya itu ketika meresponnya.
"Lo yakin kalo orang luar yang tau kita ketuker itu cuman Changbin doang?"
"Kenapa emangnya?"
"Gue nanya doang."
"Iya, cuman Changbin." Felix meringis ketika sadar kalau dia telah membohongi Jisung.
Mau bagaimana lagi, Felix tidak mungkin akan mengatakan langsung pada kembarannya itu kalau Minho juga telah mengetahui kalau mereka tertukar. Felix tidak mau Jisung terlibat begitu jauh dengan pemuda itu, kejadian kemarin saja sudah membuatnya enggan untuk bertatap muka lagi dengan kakak tingkatnya itu.
Di akhir kemenangannya, Minho mengatakan kalau siapapun yang berani menganggu atau bahkan mengusiknya --Minho bahkan sempat menariknya ke tengah kerumunan ketika pemuda itu menyadari kalau Felix juga ada di sana, merangkul dua anak kembar itu erat seolah itu memang hak pribadinya. Dengan lantang mengatakan dia tidak akan diam kalau seseorang berani mengusiknya apalagi Jisung.
Sebuah pernyataan yang membuat siapapun seketika enggan untuk berurusan dengannya apalagi Jisung, bahkan Changbin yang juga berada di sana terkejut ketika mendengar itu.
Entah apa yang ada di pikiran pemuda itu, Felix sama sekali tidak bisa membaca isi otak yang telah membuatnya terjerat masalah sampai sejauh ini.
"Lo yakin?" Pertanyaan bernada curiga itu seketika membuat Felix menolehkan pandangannya pada Jisung.
"Emangnya kenapa?" Berusaha tetap memasang wajah tanpa ekspresinya, Felix menaikan satu alisnya bingung. "Lo abis ngapain aja sama Minho kemaren?"
"Gak ada." Jisung spontan menggelengkan kepalanya kaku. Respon yang sedikit membuat Felix curiga.
"Trus kenapa pertanyaan lo kaya gitu?"
Jisung menggaruk tengkuknya canggung, bersamaan dengan tatapan Felix yang kembali mengarah pada layar besar yang kini berada di hadapan keduanya. "Cuman mastiin."
"Minho ngomong sesuatu yang bikin lo curiga, ya?"
"Gue ragu kalo cuman Changbin doang yang tau."
"Emang lo abis ngapain sama dia? Sampe lo curiga gini." Felix enggan untuk menatap langsung pada kedua manik yang serupa dengannya itu.
Takut kalau kepura-puraannya akan Jisung ketahui. Felix sudah bersama Jisung bahkan sejak keduanya masih dalam rahim sang Bunda, gerak kecil apapun yang berbeda pasti akan Jisung sadari dengan cepat. Bagaimana pun juga, Jisung itu kakaknya. Pasti dia bisa membaca gerak tubuh Felix begitu mudah.
Sementara itu, Jisung di sampingnya seketika terdiam memikirkan perkataan Felix barusan. Bukan karena ucapan Felix yang terasa berbeda baginya, namun karena kejadian tempo lalu dimana dirinya terdampar di apartemen pemuda itu karena kesalahannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
switch [jilix] +changlix;minsung
FanfictionHanya karena permintaan mereka berdua, semesta membuat keduanya jungkir balik, hingga merasakan pahit manisnya dunia. Hey, it's changlix and minsung. wanna see?