Belum selesai masalahnya dengan Jisung perihal bagaimana bisa dia berurusan dengan Minho, Felix lagi-lagi dibuat pusing ketika pacar kembarannya itu tiba-tiba datang dengan keadaan yang kali ini jauh lebih bersih gak ada bekas oli maupun kotor di wajahnya. Dia sempat terpana beberapa detik, wajahnya tampan apalagi ditambah proporsi tubuhnya yang ideal membuat Felix bertanya bagaimana bisa Jisung menarik perhatian pemuda itu.
Setelan serba hitam dari ujung kaki sampai kepalanya sempat membuat Felix mengernyit, cuaca memang gak terlalu panas, tapi dia yakin kalau memakai pakaian seperti itu apa gak pengap pikirnya.
Begitu keduanya berhadapan, yang bisa Felix lakukan lagi-lagi hanya mengernyit. Pemuda itu mengubah posisi topinya dengan cara memutarnya kebelakang, sehingga sekarang Felix semakin leluasa melihat wajah dingin namun sorot matanya begitu teduh terarah langsung pada kedua maniknya.
Jisung yang sadar akan keadaan menyenggol pelan lengan kembarannya itu, setelah berbisik tepat di telinganya dia pergi tanpa memperdulikan Felix yang sekarang menatapnya kesal bukan main. Penderitannya hari ini terasa cukup panjang, belum lagi Jisung yang menambah bebannya yang malah berurusan dengan salah satu kakak tingkat yang paling disegani menggunakan tubuhnya. Semua orang jelas-jelas gak tahu kalau dua anak kembar itu sekarang sedang tertukar jiwa dan badannya.
"Apa?" Tanya Felix sangsi ketika manik tajam itu bersitatap dengan maniknya lagi. Mencoba bersikap biasa saja pada pemuda di hadapannya yang jelas sekali mengeluarkan aura rich boi-nya.
"Kita perlu ngomong."
Felix tertegun. Meskipun suara pemuda didepannya gak seberat suara asli Felix, tapi dirinya mampu membuatnya terdiam untuk beberapa detik. Apalagi ketika bahunya diusap begitu perlahan dengan gerakan memutar menggunakan ujung jarinya yang entah kenapa membuat tubuhnya seperti mendapat sengatan jutaan volt listrik. Dengan tatapan yang masih beradu seperti enggan untuk memutus kontak mata itu, usapan pada bahunya mulai turun.
Yang membuat tubuh Felix semakin terdiam dibuatnya. Telunjuk itu turun, pelan namun pasti menyusuri lengannya yang hanya dilapisi kemeja pendek berwarna putih. Napasnya ikut tertahan ketika pemuda di depannya dengan sengaja menyatukan kedua lengannya. Jarinya yang kuat mengenggam lembut kelima jari Felix seolah menawarkan sebuah kehangatan juga perlindungan secara gak langsung.
Seakan sadar dengan keadaan juga dimana mereka berpijak, Felix hanya mengangguk tipis sembari menunduk. Membiarkan kakinya melangkah mengikuti pemuda yang berjalan di depannya dengan kedua tangan yang saling bertaut. Menjauhi area kampus yang ramai dan memilih melipir ke pinggiran gedung fakultas yang agak sepi.
Sesampainya didepan sebuah ruangan yang Felix yakini itu gudang, belum sempat dia bertanya lagi tubuhnya sudah lebih dulu terdorong dan menubruk dinding tembok di belakangnya. Bahunya dicengkeram erat oleh pemuda di depannya menggunakan sebelah tangannya, sementara tangannya yang lain masih menggengam lengan Felix. Seolah menahannya agar gak bisa kabur ataupun lari darinya detik ini juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
switch [jilix] +changlix;minsung
FanfictionHanya karena permintaan mereka berdua, semesta membuat keduanya jungkir balik, hingga merasakan pahit manisnya dunia. Hey, it's changlix and minsung. wanna see?