Tetesan hujan yang menimpa atap mobil bersatu dengan lantunan lagu milik Jamie Miller yang mengalun lembut melewati speakers mobil Jisung. Keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing yang berkecamuk di kepala. Jam pada dashboard mobil masih menunjukan pukul empat sore, namun langit Ibu Kota begitu mendung disertai air tuhan yang turun membasahi bumi.
Mobil Hyundai dengan tipe Palisade keluaran terbaru itu terparkir rapih di depan sebuah mini market yang sering mereka kunjungi kalau keduanya tengah berada di dekat klenteng.
Begitu selesai dengan urusan di kampus, keduanya langsung menuju klenteng yang dimaksud tanpa memperdulikan pacar Jisung yang memanggilnya berkali-kali. Felix belum ada niatan bertanya lebih lanjut soal pemuda yang wajahnya belepotan oli itu. Terlalu malas lagipula ada hal yang lebih penting untuk mereka urus.
Dan disinilah mereka, sesampainya di depan mini market, hujan langsung turun mengguyur yang membuat langit awalnya cerah langsung berubah gelap. Keduanya terjebak di dalam mobil sebelum bisa masuk kedalam area klenteng.
Felix menghela nafasnya berat, jok yang dia tempati sudah sedikit turun dari posisi semula. Menoleh malas pada kembarannya yang sekarang bermain game di ponselnya sendiri.
"Jisung."
"Hn?"
"Sejak kapan lo punya pacar?"
Layar ponselnya menunjukan game over sedetik setelah Felix bertanya demikian. Membuat pemuda yang duduk dibelakang kemudi berdecak keras sambil menyimpan ponselnya di bawah pahanya.
"Udah dua bulan," jawabnya acuh. Tangannya merampas ponsel Felix untuk mengganti lagu yang sekarang mengalun begitu lembut.
Jisung mengantuk, ditambah hujan belum lagi lagu yang mendukung semakin membuat matanya berat.
"Ko bisa?"
"Ya bisa aja." Nadanya yang begitu acuh membuat Felix mengernyit heran. Kembarannya itu, seperti gak peduli sama sekali pada pemuda belepotan oli tadi.
Malah tadi tubuhnya langsung diseret masuk kedalam mobil tanpa mendengarkan seruan juga sempat menyentak lengan Felix yang di tahan oleh pemuda tadi. Si manis sempat melihat lirikan tajam yang pemuda tadi layangkan pada wajahnya —yang sekarang Jisung pakai, ketika kembarannya itu menutup keras pintu mobilnya tepat di hadapan wajah pemuda itu.
Dan gak lama lagi, Jisung langsung menjalankan mobilnya keluar dari area parkiran kampus. Meninggalkan pemuda itu seorang diri dengan tatapan sendu mengiringi mobilnya melaju.
"Lo gak ada rasa ya, sama pacar lo itu?"
"Gak ada."
Ctak!
"Trus kenapa lo terima, Jisung?"
Yang ditanya semakin merengut, sebelah tangan naik mengusap keningnya yang sengaja Felix jitak dengan kuat. Gak peduli kalau sekarang kening mulus itu memerah juga rengekan pelan keluar dari celah bibir tipis itu. Felix benar-benar gak paham sama jalan pikiran kembarannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
switch [jilix] +changlix;minsung
Hayran KurguHanya karena permintaan mereka berdua, semesta membuat keduanya jungkir balik, hingga merasakan pahit manisnya dunia. Hey, it's changlix and minsung. wanna see?